Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ibu Kota Negara Pindah, "Perampok Elit Jakarta" Punah?

2 Mei 2019   00:34 Diperbarui: 5 Mei 2019   07:03 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan baru nanti bakal muncul. Pembangunan kota dan gedung tidak sesuai dengan bestek, tidak sesuai dengan anggaran, pembangunan asal jadi. pembangunan yang dikorupsi dan sebagainya.

Jika para perampok elite Jakarta itu terlibat lagi korupsi di ibukota yang baru wajah mereka akan menghiasi aneka berita. Bisa jadi mereka mendapat sebutan baru "Bajingan-bajingan Ibu kota ." 

Tindakan merampok atau korupsi BUMN atau sektor apapun kemungkinan besar bisa terjadi di tempat yang baru mengingat pejabat-pejabat bermental koruptif akan mengisi roda kehidupan ibukota yang baru nanti. Mental korupsinya kumat mungkin lebih besar lagi membayangkan pembangunan yang massif di ibu kota baru adalah lahan bisnis yang sangat menggiurkan..

Jika mengacu atau meminjam pernyataan marah Prabowo saat itu, bisa jadi media massa menyebutnya Perampok elite bajingan (nama kota).. Kalau pindah ke Palangkaraya atau Banjarmasin ditulis "elite bajingan di Palangkaraya atau Banjarmasin," atau "elite bajingan di Ujung Pandang " jika pindah ke Sulawesi Selatan, atau bisa juga "elite bajingan di Palembang,"  jika pindah ke Sumatera Selatan, atau yang terdekat "elite bajingan di Lampung.." dan sebagainya.

Gambar ilustrasi :Republika On Line (ROI). Edit oleh penulis
Gambar ilustrasi :Republika On Line (ROI). Edit oleh penulis
Padahal konotasi menyebut "elite-elite bajingan Bukit Tinggi" misalnya sangatlah tidak enak bukan? Jelas orang Bukit Tinggi atau orang Minang (atau orang di kota lain) bisa tesinggung mendengar celoteh atau judul berita seperti itu..

Mungkinkah itu sebabnya Presiden Jokowi langsung membuka wacana pindah ibu kota secara resmi untuk mengetahui apa sikap kubu paslon 02. Biasanya apapun digelontorkan pemerintahan Jokowi tetap saja tidak bagus di mata kubu 02. Maka ada kemungkinan issu pindah ibu kota ini pun bakal ditolak mentah-mentah kubu 02.

Sialnya jika kubu 02 menolak pindah berarti kubu 02 senang di Jakarta tempat orang-orang mereka benci  (mereka sebut bajingan elite) mempertahankan kota itu.

Di sisi lain jika kubu 02 setuju pindah dan suatu ketika nanti melihat kasus perampokan terhadap BUMN atau sektor lain terulang kembali apakah kubu 02 akan melontarkan ucapan "Elite bajingan + nama kota?"

Kalau menyebutkan "Elite bajingan + nama kota" jelas membuat warga di ibu kota baru merasa tersinggung aplagi dicapkan pada daerah yang warganya telah mati-matian mendukung kubu 02.

Maka dari itu para elit politik berhati-hati dan bijaksanalah menggunakan kalimat. Jika mau sebut perampok ya sebut perampok saja tanpa embel-embel nama kotanya sebab jika nanti pindah ibu kota dan jika mereka beraksi kembali di sana apakah perampok-perampok itu akan berganti juga statusnya?

Salam pindah ibu kota. Jangan diikut sertakan elite perampoknya, hehehee

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun