Menjelang dini hari dari samping kiri saya tiba-tiba berkelebat hadir sebuah sosok. Terasa tepukan lembut dan dingin di pundak kiri ditambah aroma harum khas lembut membuat saya menoleh ke samping kiri.
"Masih ingat pesan saya pada tulisan Anda berjudul 'Piye Kabare, Enak Jaman Ku To'?, " Pertanyaan tersebut muncul ketika saya sedang menulis tema tentang Pemilu 2019. Terlihat hanya sosok tinggi berjubah hitam berkerah putih dan ketika pandangan saya angkat, berdegub rasanya terlihat sosok mirip mantan Presiden RI ke 2, Soeharto (selanjutnya disingkat pak Harto).
Terperanjat dan refleks saya coba bangkit untuk berdiri, beliau malah duduk di hadapan saya. Dengan senyum khasnya beliau memulai perbincangan singkat.
Karena masih belum konek alias belum mudeng jadi rada lupa... "Maaf pak, saya belum ingat.." jawab saya
"Itu loh yang jenengan ilusterasiken saya sedang memberi pelajaran pada Sosilo Bambang Yudhoyono... hehehehee... Hayoooo gemana, sudah ingat...?" beliau memancing ingatan saya..
"Oh iya pak, baru saya ingat.. Maaf pa.. Terus dalam rangka apa bapak temui saya kali ini," tanya saya mempersingkat waktu
"Ini sedang musim pemilu toh..? Saya mau ingatken sesuatu untok masyarakat seluruh Indonesia termasuk jenengan. Jangan salah pileh pemimpin..," tatapnnya mulai serius kearah saya.
Lalu beliau menjelaskan bahwa pemilu serentak kali ini adalah pemilu ke 12 sejak pertama sekali digelar pada 1955. Pemilu kali ini adalah terpenting diantara pemilu yang telah terlaksana.
Mengapa penting karena fase ini adalah fase dimana dunia sedang berada pada titik penentuan perang pengaruh global antara Proksi AS dan Proksi Rusia di mana di dalam proksi Rusia ada RRC (Tiongkok) yang akan memanfaatkan momentum ekspansi pengaruhnya di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
"Indonesia menjadi target bagi kepentingan Tiongkok karena negara dan bangsa kita semakin lemah dalam membangun nasionalisme, pengawasan roda pemerintahan yang bersih dan penegakan hukum yang tegas, ditambah lagi lemah dalam bidang Ekonomi sehingga menjadi incaran utama Tiongkok pada masa akan datang," imbuh beliau.
Mendengar penjelasan beliau melebar, saya coba menarik fokus kembali, "lalu apa kaitannya dengan Pemilu serentak, pak..?"