Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Israel Tak Mampu Lagi Tutupi Benih Permusuhan pada Rusia

19 September 2018   14:19 Diperbarui: 25 September 2018   10:58 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Soviet-designed Ilyushin Il-20 was brought down by Syria’s air defense systems. Photo: nikita shchyukin/Agence France-Presse/Getty Images

Berapa banyak serangan Israel terhadap Suriah pasca perang 7 Hari (Perang Arab-Israel 1967) atau pasca Perang Yom Kippur (6 - 26 Oktober  1973), hampir tidak ada atau tidak signifikan jikapun ada. Akan tetapi berapa jumlah serangan Israel ke Suriah pasca meletusnya perang Suriah (11 Maret 2011 hingga kini)? Ratusan kali jumlahnya.

Jika dihitung sampai saat ini total serangan Israel dalam berbagai bentuk mungkin telah mencapai 300 kali, diantaranya lebih 200 kali khusus menyasar ke sasaran Iran atau Hezbollah.

Dengan alasan Hezbollah sebagai teroris versi Israel dan denan alasan Iran sebagai ancaman keamanan terhadap Israel dan kawasan timur tengah, Israel tidak habis-habisnya menyerang posisi Iran di Suriah yang seakan-akan hanya mampu mengelus dada melihat tingkah polah Israel bagaikan tidak tersentuh oleh siapapun bahkan kekuatan militer negara manapun apalagi di kawasan timur tengah.

Mengetahui kedigdayaan angkatan udara dan sistem pertahanan The Iron Dome mengkover seluruh darat dan lautnya sanat mumpuni negara tersebut mempertontonkan keganasan teknologi mesin intai dan pembunuhnya pada seluruh kekuatan raksasa (termasuk AS dan Rusia) bagaimana Israel mampu melacak, memonitor, menyerang dan melumpuhkan apapun dan siapapun yang menantangnya.

Pada 17 September 2018 untuk pertama sekali Israel mempertontonkan  "hasil kerja" mesin Intai tercanggihnya (telah diluncurkan 30 tahun lalu) sejak diluncurkan pertama pada 19 September 1988 yaitu "The Ofek 11," sebuah satelit mata-mata (Spy Satellite). Kepada publik, Departemen Pertahanan Israel memperlihat rekaman si Ofek 11 mengirim gambar bercitra dan resolusi tinggi sangat jelas dan detail dari luar angkasa tentang beberapa tempat paling rahasai di Suriah termasuk lokasi-lokasi penimbunan senjata dan posko Hezbollah dan Iran.

Lebih terperinci lagi Ofek 11 mengirim lokasi peristirahatan Presiden Suriah Bashar al-Assad lengkap dengan titik-titik pos penjagaaan dari pemeriksaan pintu masuk ke komplek hingga jumlah kendaraan tempur dan tank di beberapa lokasi sekitar bangunan bungker yang ketebalannya  mirip sebuah bukit di luar kota Damaskus.

Dengan angkuhnya Israel menulis, "Kami Tahu Dimana Anda .." untuk gambar Istana Presiden Suriah tersebut seakan mengirim pesan teror pada Asaad bahwa kemanapun ia pergi ia selalu diintai oleh Israel, melalui si Ofek tersebut.

Insiden Il-20 M

Sehari setelah pengumuman tersebut, 18 September 2018 malam,  Israel terlibat dalam serangan ke lokasi pelabuhan Latakia (Bukan Tarsus pangkalan AL Rusia). Bersama sebuah fregat milik Perancis, di kawasan itu Israel memporak porandakan bungker amunisi dan senjata mili Iran dan Suriah, menewaskan dua tentara. Israel dan Perancis lalu menyerang sejumlah bangunan dekat bandara Internasional di Damaskus. 

Sistem pertahanan udara Suriah berhasil merontokkan beberapa misil salah satunya adalah sebuah UAV yang jatuh di dekat bukit Latakia. Sumber : https://t.me/milinfolive/50358

Beberapa saat setelah sistem pertahanan Suriah memperlihatkan perlawanannya, sebuah pesawat Angkatan Udara AS jenis RC 135 atau P8A berputar-putar di kawasan tersebut mendekati pantai Suriah - Lebanon  mematikan trnspondernya. Pesawat tersebut entah karena tujuan apa tidak menghidupkan callsign. Rada Rusia menyebutnya pesawat itu menggunakan Ghost ADSB transponder  off. Tidak terjadi insiden apa-apa atas misi pesawan AU AS tersebut. Sumber :liveuamap

Dua jam kemudian, empat unit pesawat tempur F-16 Israel melaksanakan misi khusus ke kawasan  Latakia. Menurut catatan Rusia, pesawat tempur Israel memasuki wilayah pantai Suriah dari arah pantai Latakia.

Pada saat bersamaan sebuah pesawat intai milik Rusia berawak 15 orang sedang  berpatroli di atas laut Mediterania sekitar 22 Km dari bibir pantai pelabuhan Latakia atau 27 km dari Banyas, Latakia. Pesawat tersebut adalah jenis Ilyushin Il-20M milik  angkatan Udara Rusia. Pesawat tersebut memang rutin menjalankan tugas memonitor pergerakan obyek laut dan udara di kawasan pantai Suriah dan  jalur internasional.

Pada pukul 22.00 - 22.10, pesawat tempur Israel keumdian masuk ke dalam teritorial Suriah. Setelah diindentifikasi adalah obyek penyerang. Kemudian sistem pertahanan S-200 milik angkatan udara Sureiah dlepaskan ke arah pesawat  Israel tersebut. Entah bagaimana dan apa teknologi yang dipakai Israel pesawat mereka "berlindung" di balik Il-20 M sehingga pesawat Rusia yang sedang berpatroli itulah yang menjadi sasaran S-200. Pada pukul 22.07 waktu setempat pesawat itu hilang dari radar. Rudal buatan Rusia itu terbukti menghantam "tuannya" sendiri menewaskan seluruh awak di dalamnya.

Sumber : syria.liveuamap.com
Sumber : syria.liveuamap.com
Dunia pun heboh, peristiwa itu seakan menenggelamkan berita kunjungan Erdogan ke Moskow membicarakan keputusan tentang menunda ofensif atau perang Idlib demi kemanusiaan. 

Setelah peristiwa tersebut, Israel tidak kecut apalagi gentar. Pada saat bersamaan Israel seperti menertawan Rusia betapa bodohnya mitra nya (Suriah) menembak tuannya sendiri. Lebih kongkrit lagi, PM Israel Benjamin Natanyahu menegaskan dan bersumpah serangan terhadap Iran akan tetap berlangsung dalam kondisi apapun, seakan mempertegas sumber masalah utamanya adalah Iran. Selain itu Israel menyalahkan Suriah murni bersalah 100% atas kejadian tersebut.

Tim investigasi Rusia segara turun tangan, sementara tim penyelamat telah menemukan seluruh mayat awak pesawat tersebut.  Berkatian dengan proses investigasi, beberapa hal "menarik" sesaat sebelum dan setelah peristiwa tersebut adalah : 

  • Pejabat militer AS melaui CNN langsung memberi komentar sebelum pihak Rusia sempat merilis tanggapan resmi mereka. Kepada CNN pejabat yang tidak diketahui identitasnya mengatakan, ia yakin bahwa sistem anti pesawat Suriah telah menembak pesawat Rusia ketika berusaha menembak pesawat Israel.
  • Duta besar Israel di Moskow dipanggil untuk memberikan penjelasan tentang peristiwa tersebut
  • Menurut salah satu media, Rusia akan meminta pertanggung jawaban Israel atas tewasnya 15 tentara mereka. "As a result of the irresponsible actions of the Israeli military, 15  Russian servicemen were killed, which is absolutely not in keeping with  the spirit of Russian-Israeli partnership," said Maj. Gen. Igor  Konashenkov, spokesperson for the Russian military, according to  RIA-Novosti.," tulis cnn.
  • Departemen Pertahanan Rusia merilis pernyataan keras bahwa Rusia akan mengambil tindakan terukur atas sikap permusuhan Israel. Pada saat bersamaan kementrian tersebut mengatakan hanya ada pemberitahuan 1 menit dari Israel sebelum menyerang Latakia (bukan peristiwa Il-20M).
  • Sehari kemudian, Menlu Pompeo menyampaikan peristiwa itu dikaitkan dengan pelaksanaan resolusi PBB No.2254 dan (sama dengan alasan Israel) menekankan kehadiran Iran sebagai biang masalah dikawasan tersebut.
  • Presiden Rusia Vladimir Putin bereaksi setelah memperoleh informasi jelas bahwa peristiwa itu murni kecelakaan. "Itu adalah rangkaian dari kejadian, bukan ditembak oleh atau dijatuhkan Israel," katanya membantu mencairkan suasana.
  • PM Israel menawarkan mengadakan kontak telepon dengan Putin untuk menjelaskan duduk masalah dan membeberkan mengapa hal itu terjadi

Berdasarkan peristiwa di atas, apa reaksi Israel setelah peristiwa tersebut? 

Bukan Israel namanya jika tinggal diam dan terpukau oleh kondisi yang menantang. Tampaknya Israel akan terus dan terus memanfaatkan perang Suriah untuk memindahkan Iran/Hezbollah dari Suriah sekaligus memperlemah kekuatan pasukan pemerintah dalam perang Suriah.

Setiap unjuk kekuatan di sekitar perbatasan Israel, mereka akan langsung berekasi dengan aneka cara. Serangan Israel terkini terkait dengan aksi pasukan Rusia di sekitar Golan menaikkan bendera Rusia atas bebasnya kawasan tersebut dari tangan pemberontak. Selain itu kemampuan pertahanan udara Suriah memblok atau intersep beberapa misil membuat Israel naik darah sehingga menambah daya gempur mereka teramsuk dengan taktik memanfaatkan pesawat intai maritim Il-20 M Rusia.

Benarkah Israel "berlindung" dibalik pesawat naas Rusia tersebut?

Juru bicara kementrian pertahanan Rusia, Mayor Jendral Konashenkov mengatakan pilot Israel menggunakan pesawat Il-M20 sebagai perisai untuk berlindung dari sasaran S-200 Suriah. Kepada  tass.com ia menyampaikan, aksi Israel tersebut memperlihatkan sikap permusuhan Israel sangat jelas. Departemen pertahanan Rusia bersumpah akan membalasnya.

Meskipun Vladimir Putin telah mendinginkan suasana dengan memberikan pernyataan diplomatis seperti di atas tampaknya kali ini Israel akan membayar mahal akibat sikap pongah dan arogansinya. 

Mark Sloboda, seorang analis pemerhati hubungan Internasional menilai bahwa Israel sengaja menciptakan momentum tersebut. Israel berlindung dibalik kegiatan patroli pesawat Rusia ketika anti pesawat Suriah menyerang. Menurutnya, secara diplomatis Putin telah berusaha menutupi pernyataan lebih kerasnya dari yang disampaikan kementrian luar negeri, katanya melukiskan betapa kecewanya Putin melihat permusuhan diam-diam Israel.

Mantan dubes Inggris untuk Suriah, Peter Ford menilai situasi tersebut membuat Israel membayar dengan harga mahal. Balas dendam Rusia akan terjadi pada masa yang tenang. Dan Israel akan membayar mahal untuk hubungan baiknya dengan Rusia dimasa akan datang, katanya.  /sputniknews

Tampaknya benar, Putin akan memanfaatkan momentum ini untuk menjinakkan nafsu liar Israel dengan menjaga jarak, menekan dan menambah kekuatan Suriah dengan alasan pertahanan (bukan menyerang).  

Meskipun jinak tampaknya Israel akan jinak sesaat saja, apalagi jika kolega abadi (AS) memaksanya liar kembali ia (Israel) akan lebih galak. Setelah merasa terus menerus ditekan Rusia kemudian Israel akan kembali pongah dan licik (jika tak pantas disebut liar), heheheheheee...

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun