Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar Pada Pasukan Komando AS Mengatasi Rusia di Arena Conoco

25 Mei 2018   02:11 Diperbarui: 25 Mei 2018   12:10 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serangan udara Amerika Serikat (AS) atas nama koalisi pimpinan AS terhadap tentara Suriah dan aliansinya (Syrian Arab Army atau SAA) telah intensif terjadi sejak 2016, jadi bukan hal baru. Sejumlah peristiwa serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap SAA  kini makin intensif dan masif dengan alasan dan tujuan apapun.

Sekadar ulangan, serangan masif terhadap SAA memakan korban besar terjadi beberapa kali sejak 2016 dengan sebagai berikut :

  1. Pada 17 September 2016, saat pasukan SAA dan aliansi sedang fokus menembus kepungan ISIS terhadap kota Deir Ezzour digempur pesawat tempur koalisi pimpinan AS. Serangan hebat terhadap rombongan SAA dalam perjalan dari Palmyra ke arah Deir Ezzour mengakibat 102 pasukan SAA tewas dan melukai 110 lainnya.
  2. Pada 7 April 2017, sejumlah misil Tomahawks melesat dari sejumlah kapal perang AS di laut Mediterania menghajar lokasi pangkalan militer Suriah sebagai "hukuman" atas --tuduhan-- telah melakukan serangan dengan senjata kimia terhadap warga Khan Shaykhun. 9 pasukan SAA  tewas, belasan pesawat tempur hancur sekitar bandara Shairat.
  3. Pada 18 Mei 2017, 28 unit konvoi SAA dan milisinya mendekati pangkalan militer AS/ Inggris (koalisi AS) di dekat Al-Tanf -di perbatasan Jordania-Suriah) juga diserang AS dengan alasan "Posisi SAA terlalu dekat ke basis militer tersebut sehingga membahayakan tentara koalisi," sebut Jim Mattis, Menhan AS.  Dua tank hancur dan 8 SAA tewas.
  4. Pada 6 Juni 2017, untuk ke dua kali AS melancarkan serangan terhadap posisi SAA yang dinilai terlalu dekat dengan basis Militer AS/Inggris di Al-Tanf. Belasan SAA tewas seketika dan sejumlah persenjataan anti pesawat dan tank dihancurkan.
  5. Pada 8 Juni 2017, berselang hanya 2 hari kemudian, 2 unit F-15E AS menghajar posisi drone SAA dan sejumlah pick up pengangkut tentara. Setidaknya belasan orang SAA kembali tewas.
  6. Pada 18 Juni 2017, sepasang FA-18 E/F milis AS menjatuhkan sebuah pesawat SU-22 Suriah yang sedang melakukan serangan udara terhadap posisi ISIS di sekitar kota Raqqa. AS berdalih menembak jatuh pesawat Suriah karena menyerang posisi pasukan Kurdi dukungan AS atau Syrian Democratik Force (SDF).
  7. Pada 20 Juni 2017, sebuah F 15E menembak jatuh drone Ashahed 129 Iran dekat basis militer AS/Inggris di Al-Tanf.
  8. Pada 7 Februari 2018, AS melaksanakan serangan kelas berat terhadap posisi pasukan Suriah dan Rusia yang sedang menyerang posisi SDF di sebelah utara sungai Eufrat kota Deir Ezzour dekat penyulingan minyak Conoco.  Lebih 100 tentara Suriah (10 tentara Rusia) tewas.
  9. Pada 10 Februari 2018, sebuah Drone MQ-9 Repear menhancurkan sebuah tank canggih T-72 milik Rusia yang sedang standby di sebuah tempat persembunyian di depan kota Deir Ezzour dekat konfrontasi SAA dan SDF berlangsung.
  10. Pada 14 April 2018, tepat setahun lebih seminggu sejak AS "menghukum" SAA atas tuduhan penggunaan senjata kimia terhadap warga Khan Shaykhun, kali ini koalisi "tiga serangkai" AS-Perancis-Inggris melaksanakan serangan serupa erhadap SAA yang dituduh melaksanakan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Douma. Kali ini sejumlah lokasi dituding pembuat senjata kimia hancur dan belasan pasukan SAA tewas kembali.
  11. Pada 29 April 2018, pasukan SAA kembali diserang oleh AS saat berkonfrontasi dengan SDF di depan kota Deir Ezzour. Sejumlah SAA dan milisinya kembali tewas.

Daftar di atas hanya catatan serangan oleh koalisi AS saja, tidak termasuk daftar puluhan kali serangan udara militer Israel terhadap aliansi SAA sejak 2 tahun terakhir. 

Diantara daftar diatas, ada satu catatan serangan koalisi AS yang baru terungkap betapa aksi pasukankomando AS benar-benar heroik yang mungkin bisa jadi pelajaran bagi kita bagaimana pentingnya koordinasi pasukan di darat (front terdepan) bekerja dengan komando sentral di Suriah, Timur Tengah bahkan sampai di Pentagon merencanakan serangan itu, yaitu serangan AS pada 7 Pebruari 2018 di dekat pangkalan pabrik minyak Conoco, Khasam sebelah utara Deir Ezzour.

Pertempuran itu menjadi percincangan paling hangat hingga saat ini. Sebuah media menuliskan pertempuran itu sebagai ledakan konfrontasi paling serius antara AS dan Rusia di sekitar kita, seperti ditulis dalam tajuk berita di  waonews.com.

Kisahnya berawal pada 7 Pebruari 2018 pukul 12.00 (lebih kurang) waktu setempat, sekitar 40 tentara yang berasal dari Delta Force, Rangers dan misi SDF di sebuah pos dekat ladang minyak Conoco sedang bertugas melaksanakan pengamanan lokasi. 

Tidak jauh, sekitar 20 km di belakang mereka, tim Marinir dan Baret Hijau sedang melihat tayangan gambar dan video yang dihasilkan oleh Drone mereka lepaskan. 

Pukul 15.00 waktu setempat, Drone tersebut kembali memberi informasi tentang adanya rencana pergerakan siluman tentara dan kendaraan SAA dari depan kota Deir Eizzour ke arah pangkalan kilang Conoco. Drone memberi informasi, lebih dari 500 pasukan dan 27 kendaraan bersenjata termasuk sejumlah tank sedang membuat persiapan atau aktifitas sekitar pangkalan minyak Conoco.

Melihat gerakan cepat dan tidak terduga tersebut pusat operasi udara AS di pangkalan Al-Udeid di Qatar dan di Pentagon segera memberi peringatan kepada seluruh kru angkatan udara di Suriah dan Qatar. Sementara itu, pejabat militer di Pentagon menghubungi pejabat militer Rusia untuk memberi tahu dan mengurungkan rencana kelompok penyerang dari SAA tersebut namun tidak mendapat reaksi positif dari lapangan sehingga Pentagon memutuskan serangan militer terkordinasi terhadap lawannya di lokasi Conoco.

Marinir dan Baret Hijau menyiapkan 4 unit kendaraan tempur anti ranjau berkuatan 16 pasukan sebagai pemukul reaksi kecil mengantisipasi serangan SAA sambil menantikan serangan udara dari pesawat tempur jika diperlukan. Kendaraan tempur tersebut telah dipastikan berisi penuh muatan senjata dan peluru anti tank serta logistik makanan dan mimuman secukupnya.

Pada pukul 20.30 malam  pergerakan SAA lebih maju posisinya tinggal 1 mil saja dekat kilang Conoco. Tiga tank T-72 seberat masing-masing 50 ton menopang serangan. Sementara di pihak AS basukan baret hijau telah siap seadanya menangkal serangan. 

Pada pukul 22.00 malam pasukan Rangers dibuat kaget tiba-tiba dari sejumlah bangunan atau rumah di sekitar lokasi muncul barisan tank ke arah kilang Conoco.

Pukul 21 kelompok terdepan SAA mulai menembak menyerang. Pos terdepan AS di Conoco dipukul dengan tembakan Tank, Artileri besar dan mortir. membuat pasukan Rangers dan Delta Force yang jumlahnya tebatas mundur beberapa kilometer ke belakang dan berlindung di balik gundukan tanah. 

Informasi dari pasukan terdepan dapat diketahui posisi dan kekuatan pasukan SAA serta rincian kekuatannya dimana salah satu komponen penyerang handal ternyata berasal dari tentara bayaran kelompok atau grup Wanger, mantan-mantan pasukan Rusia dan milisi bayaran dari luar negeri yang sering digunakan oleh Kremlin di beberapa lokasi perang seperti Ukraina.

Kembali ke arena pertempuran. Setelah mendapat informasi jumlah, rincian kekuatan lawan dan posisinya, sejum;ah pesawat tempur AS terdiri dari jet tempur siluman F-22, F-15E, Pengebom B-52, Pesawat AC-130 dan Helikopter Apche AH-64 datang menyerang bergelombang silih berganti. Sementara itu arteliri roket marinir melesat sekitar 20-30 kilometer ke arah depan posisi terdepan SAA.

Setelah serangan udara berlangsung 2 jam, kini pasukan darat Ranger, Delta Force dan Baret Hijau mulai bergerak dalam kegelapan malam. Kendaraan mereka tidak menghidupkan lampu. Dengan mengandalkan infra merah mereka dibantu beberapa SDF menuju ke depan menyongsong pertempuran jarak dekat.

Ketika kelompok pasukan komado ini mendekati Conoco pada pukul 23.30 mereka dipaksa berhenti akibat reaksi pasukan SAA dengan melepaskan Howitzer ke arah mereka. Dan ketika mereka berhasil masuk ke dalam komplek Conoco mereka dihujani dengan tembakan artileri SAA. Dari komplek itu pasukan komando AS dapat melihat kilauan cahaya dari moncong senjata anti serangan udara SAA menyalak tidak henti-hentinya mecoba menjatuhkan pesawat tempur AS.

Pada pukul 01.00 dinihari (8 Pebruari 2018) ketika serangan artileri pasukan SAA mulai berkurang, pasukan komando (Baret Hijau, Delta Force dan Marinir) mulai membalas serangan. Mereka mulai menembak jarak dekat ke arah pertahanan SAA. Lebih kurang 40 orang pasukan komando itu kini mulai menembak saat melihat sejumlah tentara SAA (dan tentara bayaran) tersisa mulai meninggalkan kendaraan mereka dan berjalan kaki mundur ke garis belakang perthanan mereka.

Sementara itu, pasukan marinir mulai tiba membawa bekal senjata dan amunisi misil penghancur tank Javelin untuk digunakan pasukan baret hijau. Pasukan ini pun tidak menyia-nyiakan momen tersebut. Selama 1 jam (hingga pukul 02.00 dinihari) menembaki posisi pasukan SAA dan tentara bayaran Wanger dari Rusia hingga pasukan SAA dan pasukan bayaran dinyatakan benar-benar mundur ke belakang barulah tembakan pasukan komando berhenti.

Tidak lama sejumlah pasukan SAA kembali datang dengan tidak menembak tapi untuk mengumpulkan mayat-mayat teman mereka dan yang terluka. Dari jarak 1 km pasukan komando AS mengawasi aktifitas tersebut hingga memastikan SAA/Wagner benar-benar telah kembali ke garis semula.

Pelajaran yang dapat ditarik dari petempuran pasukan Komando AS melawan Pasukan SAA/Wagner Grup lebih kurang 4 jam diatas adalah :

  • Pasukan AS menerapkan koordinasi akurat antara pasukan di darat dengan pust komando dan pasukan penyerang serangan udara.
  • Pasukan komando AS menerapkan teknologi Electronic Warfare, dimulai dari peluncuran Drone, perlindungan terhadap Drone dan pasukan darat terdepan pemberi informasi posisi pasukan SAA dan pasukan bayaran Rusia.
  • Drone mampu memberikan informasi akurat tentang jenis senjata musuh, jumlah kekuatan dan unsur kekuatan musuh serta posisi musuh
  • Pasukan komando AS dapat bekerja efektif dan Efisien dengan jumlah anggota minimal namun cukup handal menerapkan teknologi elektronik perang serta mampu melaksanakan strategi sebagaimana disebutkan di atas, diam sebelum menyerang pada waktunya.
  • Hal yang tidak kalah penting dari fakta disebutkan di atas adalah, AS tidak lagi menganggap Rusia sebagai kekuatan mengkhawatirkan. Kekuatan dan strategi Rusia kini diibaratkan sebagai macan ompong. AS membuktikannya beberapa kali sebagai terlihat pada daftar di atas, rasa-rasanya AS dan sekutu baratnya termasuk Israel mampu menelanjangi Rusia dalam konflik Suriah. AS dan sekutunya seakan membiarkan Rusia mengatakan kehebatannya melalui media setelah digebuk AS dan sekutunya.
  • Selain itu, Rusia dipaksa menelan pil pahit buatan AS dan sekutunya termasuk pil buatan Israel yang semaunya menari-nari sambil menertawai Rusia bahwa aliansi AS tidak tergoyahkan. Aliansi  AS adalah kekuatan Global yang tidak boleh ada penganggunya. Jika tidak sehaluan dengan AS setidaknya tidak menganggu kepentingan AS dalam pengaruh Globalnya. Kira-kira demikianlah pesan AS pada Rusia yang kini sedang dipecah kembali persekutuannya dengan Iran yang mulai merasa terheran-heran dengan sikap-sikap konserfatif Putin.

Selain melihat kerjasama pasukan Komando AS dalam perang 4 jam di atas, kita mendapat pesan AS pada Rusia bahwa Donald Trump memang benar-benar membuat AS tampil sangat beda, terutama dalam hal membuat Rusia menjadi malu semalu-malunya.

Apakah Putin termasuk tipe pemalu? Tampaknya tidak,. Kita tahu bahwa Putin dan Rusia BUKAN tipe bernyali rendah. Kita tahu Rusia pasti telah tahu risiko apa yang harus diterima melawan hegemoni AS. Akan tetapi energi yang dikeluarkan Putin untuk melawan hegemoni AS sangatlah besar. Rasanya terlalu berat Rusia mengatasi tantangan itu seorang diri meski Iran dapat membuktikan sebagai mitra setia hingga sampai saat ini. 

Energi Putin terkuras banyak apalagi setelah melihat "konco-konconya " (Korut, RRC, India, Kuba, Mesir, Venezuela) cuma bisa "berdoa" dari kejauhan sambil sekali-sekali menelpon memberi kekuatan lahir batin agar kuat menghadapi cobaan AS dan sekutunya. 

Semoga Putin (Rusia) bisa piawai mengatasi masalah. Menghentikan perang Suriah dan menarik pasukannya ketika pemeritah Suriah telah memperoleh kemajuan signifikan meski tidak mampu menguasai kembali seluruh wilayahnya. Rusia mungkin perlu mempertahankan pasukannya untuk pangkalan udara Himeimem dan Pangkalan laut di Tartus.

Salam Kompasiana..

abanggeutanyo

Disaring dari berbagai sumber :

 www.nytimes.com/2018/05/24

 www.washingtonpost.com

 waonews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun