Serangan udara Amerika Serikat (AS) atas nama koalisi pimpinan AS terhadap tentara Suriah dan aliansinya (Syrian Arab Army atau SAA) telah intensif terjadi sejak 2016, jadi bukan hal baru. Sejumlah peristiwa serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap SAA kini makin intensif dan masif dengan alasan dan tujuan apapun.
Sekadar ulangan, serangan masif terhadap SAA memakan korban besar terjadi beberapa kali sejak 2016 dengan sebagai berikut :
- Pada 17 September 2016, saat pasukan SAA dan aliansi sedang fokus menembus kepungan ISIS terhadap kota Deir Ezzour digempur pesawat tempur koalisi pimpinan AS. Serangan hebat terhadap rombongan SAA dalam perjalan dari Palmyra ke arah Deir Ezzour mengakibat 102 pasukan SAA tewas dan melukai 110 lainnya.
- Pada 7 April 2017, sejumlah misil Tomahawks melesat dari sejumlah kapal perang AS di laut Mediterania menghajar lokasi pangkalan militer Suriah sebagai "hukuman" atas --tuduhan-- telah melakukan serangan dengan senjata kimia terhadap warga Khan Shaykhun. 9 pasukan SAA tewas, belasan pesawat tempur hancur sekitar bandara Shairat.
- Pada 18 Mei 2017, 28 unit konvoi SAA dan milisinya mendekati pangkalan militer AS/ Inggris (koalisi AS) di dekat Al-Tanf -di perbatasan Jordania-Suriah) juga diserang AS dengan alasan "Posisi SAA terlalu dekat ke basis militer tersebut sehingga membahayakan tentara koalisi," sebut Jim Mattis, Menhan AS. Dua tank hancur dan 8 SAA tewas.
- Pada 6 Juni 2017, untuk ke dua kali AS melancarkan serangan terhadap posisi SAA yang dinilai terlalu dekat dengan basis Militer AS/Inggris di Al-Tanf. Belasan SAA tewas seketika dan sejumlah persenjataan anti pesawat dan tank dihancurkan.
- Pada 8 Juni 2017, berselang hanya 2 hari kemudian, 2 unit F-15E AS menghajar posisi drone SAA dan sejumlah pick up pengangkut tentara. Setidaknya belasan orang SAA kembali tewas.
- Pada 18 Juni 2017, sepasang FA-18 E/F milis AS menjatuhkan sebuah pesawat SU-22 Suriah yang sedang melakukan serangan udara terhadap posisi ISIS di sekitar kota Raqqa. AS berdalih menembak jatuh pesawat Suriah karena menyerang posisi pasukan Kurdi dukungan AS atau Syrian Democratik Force (SDF).
- Pada 20 Juni 2017, sebuah F 15E menembak jatuh drone Ashahed 129 Iran dekat basis militer AS/Inggris di Al-Tanf.
- Pada 7 Februari 2018, AS melaksanakan serangan kelas berat terhadap posisi pasukan Suriah dan Rusia yang sedang menyerang posisi SDF di sebelah utara sungai Eufrat kota Deir Ezzour dekat penyulingan minyak Conoco. Lebih 100 tentara Suriah (10 tentara Rusia) tewas.
- Pada 10 Februari 2018, sebuah Drone MQ-9 Repear menhancurkan sebuah tank canggih T-72 milik Rusia yang sedang standby di sebuah tempat persembunyian di depan kota Deir Ezzour dekat konfrontasi SAA dan SDF berlangsung.
- Pada 14 April 2018, tepat setahun lebih seminggu sejak AS "menghukum" SAA atas tuduhan penggunaan senjata kimia terhadap warga Khan Shaykhun, kali ini koalisi "tiga serangkai" AS-Perancis-Inggris melaksanakan serangan serupa erhadap SAA yang dituduh melaksanakan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Douma. Kali ini sejumlah lokasi dituding pembuat senjata kimia hancur dan belasan pasukan SAA tewas kembali.
- Pada 29 April 2018, pasukan SAA kembali diserang oleh AS saat berkonfrontasi dengan SDF di depan kota Deir Ezzour. Sejumlah SAA dan milisinya kembali tewas.
Daftar di atas hanya catatan serangan oleh koalisi AS saja, tidak termasuk daftar puluhan kali serangan udara militer Israel terhadap aliansi SAA sejak 2 tahun terakhir.
Diantara daftar diatas, ada satu catatan serangan koalisi AS yang baru terungkap betapa aksi pasukankomando AS benar-benar heroik yang mungkin bisa jadi pelajaran bagi kita bagaimana pentingnya koordinasi pasukan di darat (front terdepan) bekerja dengan komando sentral di Suriah, Timur Tengah bahkan sampai di Pentagon merencanakan serangan itu, yaitu serangan AS pada 7 Pebruari 2018 di dekat pangkalan pabrik minyak Conoco, Khasam sebelah utara Deir Ezzour.
Pertempuran itu menjadi percincangan paling hangat hingga saat ini. Sebuah media menuliskan pertempuran itu sebagai ledakan konfrontasi paling serius antara AS dan Rusia di sekitar kita, seperti ditulis dalam tajuk berita di waonews.com.
Kisahnya berawal pada 7 Pebruari 2018 pukul 12.00 (lebih kurang) waktu setempat, sekitar 40 tentara yang berasal dari Delta Force, Rangers dan misi SDF di sebuah pos dekat ladang minyak Conoco sedang bertugas melaksanakan pengamanan lokasi.
Tidak jauh, sekitar 20 km di belakang mereka, tim Marinir dan Baret Hijau sedang melihat tayangan gambar dan video yang dihasilkan oleh Drone mereka lepaskan.
Pukul 15.00 waktu setempat, Drone tersebut kembali memberi informasi tentang adanya rencana pergerakan siluman tentara dan kendaraan SAA dari depan kota Deir Eizzour ke arah pangkalan kilang Conoco. Drone memberi informasi, lebih dari 500 pasukan dan 27 kendaraan bersenjata termasuk sejumlah tank sedang membuat persiapan atau aktifitas sekitar pangkalan minyak Conoco.
Melihat gerakan cepat dan tidak terduga tersebut pusat operasi udara AS di pangkalan Al-Udeid di Qatar dan di Pentagon segera memberi peringatan kepada seluruh kru angkatan udara di Suriah dan Qatar. Sementara itu, pejabat militer di Pentagon menghubungi pejabat militer Rusia untuk memberi tahu dan mengurungkan rencana kelompok penyerang dari SAA tersebut namun tidak mendapat reaksi positif dari lapangan sehingga Pentagon memutuskan serangan militer terkordinasi terhadap lawannya di lokasi Conoco.
Marinir dan Baret Hijau menyiapkan 4 unit kendaraan tempur anti ranjau berkuatan 16 pasukan sebagai pemukul reaksi kecil mengantisipasi serangan SAA sambil menantikan serangan udara dari pesawat tempur jika diperlukan. Kendaraan tempur tersebut telah dipastikan berisi penuh muatan senjata dan peluru anti tank serta logistik makanan dan mimuman secukupnya.
Pada pukul 20.30 malam pergerakan SAA lebih maju posisinya tinggal 1 mil saja dekat kilang Conoco. Tiga tank T-72 seberat masing-masing 50 ton menopang serangan. Sementara di pihak AS basukan baret hijau telah siap seadanya menangkal serangan.