Sedangkan istilah Pebinor akan kalah pamor dari Pelakor, bukan karena trend aksi Pebinor yang akan menurun melainkan kemampuan tipu muslihat pelaku Pebinor semakin "profesional" sehingga jarang diteriakkan sebagai perebut bini orang "Pebinor".
Pebinor dan Pelakor akan tumbuh berkembang dimanapun dinegeri ini di tengah himpitan hidup makin mendera dan animo hidup mewah berfoya-foya ala hedonisme semakin tak terbendung. Pelakunya tidak musti bergelimang harta atau merana secara ekonomi dan materi. Keduanya menghiasi hiruk pikuk perjalanan umat manusia di dunia ini. Dari kedua aksi tersebut aksi Pelakor akan lebih dikenal dan suatu saat akan menjadi sebuah kosa kata baru, setidaknya kosa kata pergaulan sehari-hari.
Menjadi korban cinta segi tiga oleh pasangan kita tentu tidak pernah dibayangkan apalagi diharapkan. Akan tetapi jika tidak hati-hati menyikapi pasangan kita mulai hal-hal kecil dalam hubungan keluarga maka potensi timbulnya cinta segi tiga itu bisa terjadi pada siapapun juga.
Seiring berjalannya waktu pelaku Pebinor dan Pelakor pasti akan ditelan bumi akan tetapi istilah itu tidak akan hilang begitu saja. Suatu saat nanti akan muncul istilah baru misalnya, Pencuri Suami Orang (Pensor); Perampok Suami Orang (Pokmio); Perayu Suami Orang (Ayu Mio) dan lain-lain misalnya Velakor dan lainnya. Di sisi lain Pencuri Bini Orang bisa saja berganti menjadi Pembajak Bini Orang (Pembio) atau (Pembabi). Pengambil Istri Orang (Periong) atau (Pior) dan lain-lainnya sesuai selera masa depan.
Sebagian orang menganggap tak terlalu penting memikirkan kemungkinan tersebut sebab yang terpenting adalah bagaimana agar kita dan keluarga terhidar dari korban cinta segitiga tempat bersemaiknya Pelakor dan Pebinor itu.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H