Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelakor dan Pebinor Makin Kesohor, Mengapa?

28 Februari 2018   00:12 Diperbarui: 13 September 2018   22:35 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pelakor-5a945d2c16835f1a1b2f12a2.png
pelakor-5a945d2c16835f1a1b2f12a2.png
Berdasarkan keterangan di atas, tampaknya  trend penggunaan kata Pelakor akan tumbuh berkembang. Pertumbuhan itu bukan akibat aksi Pelakor akan tumbuh subur tanpa rasa malau-malu lagi tapi akibat penyikapan dari kaum wanita itu sendiri terutama dari kalangan ibu-ibu dan anak-anak wanitanya tanpa kontrol sehingga aksi-aksi "demo" mereka dengan meneriakkan kata-kata "pelakor" semakin kencang memperkenalkan istilah tersebut ke masayarakat. 

Sedangkan istilah Pebinor akan kalah pamor dari Pelakor, bukan karena trend aksi Pebinor yang akan menurun melainkan kemampuan tipu muslihat pelaku Pebinor semakin "profesional" sehingga jarang diteriakkan sebagai perebut bini orang "Pebinor".

Pebinor dan Pelakor akan tumbuh berkembang dimanapun dinegeri ini di tengah himpitan hidup makin mendera dan animo hidup mewah berfoya-foya ala hedonisme semakin tak terbendung. Pelakunya tidak musti bergelimang harta atau merana secara ekonomi dan materi. Keduanya menghiasi hiruk pikuk perjalanan umat manusia di dunia ini. Dari kedua aksi tersebut aksi Pelakor akan lebih dikenal dan suatu saat akan menjadi sebuah kosa kata baru, setidaknya kosa kata pergaulan sehari-hari.

Menjadi korban cinta segi tiga oleh pasangan kita  tentu tidak pernah dibayangkan apalagi diharapkan. Akan tetapi jika tidak hati-hati menyikapi pasangan kita mulai hal-hal kecil dalam hubungan keluarga maka potensi timbulnya cinta segi tiga itu bisa terjadi pada siapapun juga. 

Seiring berjalannya waktu pelaku Pebinor dan Pelakor pasti akan ditelan bumi  akan tetapi istilah itu tidak akan hilang begitu saja. Suatu saat nanti akan muncul istilah baru misalnya, Pencuri Suami Orang (Pensor); Perampok Suami Orang (Pokmio); Perayu Suami Orang (Ayu Mio) dan lain-lain misalnya  Velakor dan lainnya. Di sisi lain Pencuri Bini Orang bisa saja berganti menjadi Pembajak Bini Orang (Pembio) atau (Pembabi).  Pengambil Istri Orang (Periong) atau (Pior) dan lain-lainnya sesuai selera masa depan.

Sebagian orang menganggap tak terlalu penting memikirkan kemungkinan tersebut sebab yang terpenting adalah bagaimana agar kita dan keluarga terhidar dari korban cinta segitiga tempat bersemaiknya Pelakor dan Pebinor itu.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun