Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Lain Dulu Lain Sekarang, Trump Sama Saja Kontroversialnya

7 Desember 2017   12:10 Diperbarui: 28 Desember 2017   08:52 3058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Huffingpost.com dan Reuters

Tapi apa yang terjadi kemudian, ia berubah pikiran dengan meningkatkan tekanan terhadap Afghanistan dan menyalahkan Paksitan karena dituding menajdi tempat bersembunyi teroris. Pada September 2017 lalu Menteri Pertahanan Jim Mattis membenarkan hal itu seraya menambahkan sekitar 3000 pasukan AS akan diberangkatkan ke Afghanistan.

Pada Juni 2017, Trump memutuskan AS keluar dari perjanjian Paris tentang perubahan Iklim yang telah ditandatangani AS dan hampir 200 negara dengan alasan hal itu akan melumpuhkan ekonomi AS dan menciptakan pengangguran besar. Sikap kontroversial itu memang sesuai dengan janji dalam kampanyenya tentang tema perubahan iklim dimana ia menilai kesepakatan itu hanya sebuah tipuan yang dibuat oleh China dan mencekik ekonomi AS.

Pada masa kampanye Trump berjanji akan mencabut Obama Care tentang perluasan layanan kesehatan pada 15% warga AS. Namun belakangan ia memutuskan memperhatahankan kebijakan tersebut meskipun akhirnya dihadang oleh senat AS karena alasan-alasan bisnis dan tenaga kerja.

Janji kampanye pembangunan tembok perbatasan AS - Mexico dengan meminta sebagian ganti rugi pada pemerintahan Mexico tidak terlaksana akibat pemerintah Mexico tidak bersedia membayar. Kondisi ini menyebabkan biaya anggaran pembangunan melonjak dari ekspektasi semula $12 milyar (€9.6 miliar) menjadi $21.5miliar (€17.2miliar).

Sebelumnya Trump akan menarik diri dari kerja sama dalam asosiasi perdagangan bebas Amerika Utara (Nafta) dan Trans Pacific Partnership (TPP) . Namun beberapa hari menjabat ia bersumpah meneruskan kerja sama di kedua lini dagang tersebut.

Janji kampanye akan melarang semua ummat muslim berkunjung ke AS ditentang oleh beberapa hakim karena dianggap melanggar konstitusional perlindungan agama, bahkan meskipun untuk sementara waktu. Akibat penolakan itu Trump berjanji akan menaikkan penolakan itu ke tingkat Mahkamah Agung.

Ancaman Trump akan mendeportasikan hampir 11,3 juta orang imigran tidak berdokumen pada masa kampanye melunak menjadi 3 juta orang harus pergi keluar dari AS.

Dalam beberapa pendapatnya tentang NATO Trump menilai organisasi itu sudah usang dan tidak efisien karena mengeluarkan dana sangat besar. Bahkan kepada New York Times pada edisi Juni 2016 Trump mengingatkan tidak akan membantu negara NATO manapun jika diserang oleh Rusia. Kenyataannya belakangan pada April 2017 ketika menjadi tuam rumah pertemuan NATO Trump mengatakan aliansi itu sangat penting. "Jika dahulu aku katakan sudah usang sekarang NATO tidak usang lagi," kilahnya.

Pada salah satu pidato pra kampanye di tahun 2015 ia mengatakan akan melaksanakan pengeboman dan menyingkirkan ISIS (di Suriah dan Irak). Kenyataannya ia menjatuhkan bom raksasa non-nuklir (The Mother of Bom) di salah satu gudang senjata AS di dekat markas pertahanan ISIS sebuah desa di pedalaman Achin provinsi Nangarhar dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Sebelum menjadi presiden berulang kali dia mengatakan China adalah manipulator mata uang dengan mempermainkan (melemahkan) mata uangnya agar lebih kompetitif dan mampu bersaing menekan barang impor (terutama AS). Namun beberapa hari menjabat Presiden ia mengatakan kepada Wall Street Journal pada edisi April 2017 lalu bahwa China bukanlah manipulator mata uang dan sebenarnya telah berusaha agar mata uangnya tidak melemah.

Sebelumnya ia setuju dengan metode penyiksaan CIA "Waterboarding," meskipun belakangan setelah pelantikannya ia mengatakan dia tidak mendukung pola-pola yang didukung oleh Menteri Pertahanan (James Mattis) dan Direktur CIA saat itu (Mike Pompeo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun