Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misil Tomahawk AS "Koyak" Suriah kini Rusia Makin Beringas

13 April 2017   10:37 Diperbarui: 13 April 2017   19:30 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang selama ini disajikan dalam cerita atau film-film perang tentang kehebatan teknologi perang angkasa antara AS dan Rusia kini telah menjadi kenataan di atas langit dan bumi Suriah. Kancah medan tempur Suriah telah mempertemukan AS dan Rusia meski tidak saling membalas serangan tetapi mematikan serangan itu sendiri.

Peristiwa itu terjadi pada 6 April lalu ketika 59 misil penjelajah Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perusak AS. Destroyer Rose Striker pertama sekali melepaskan 36 missil dan disusul oleh Destroyer Porter dengan 23 missil yang sama.

Kini sedang ramai diperdebatkan, berapa jumlah missil Tomahawks berhasil mencapai sasaran dan meledakkan sejumlah fasilitas di pangkalan militer angkatan udara terbesar dan paling aktif di Suriah aitu pangkalan udara Shayrat.

Sejumlah portal berita AS mengatakan jumlah missil mendarat mencapai 58 dari 59 missil ditembakkan dan mencapai sasaran tanpa mampu dicegah sistim pertahanan Suriah ataupun Rusia. Salah satu sumber tersebut adalah CBS sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini :

Sementara itu sejumlah media berita barat mewartakan 36 misil tomahawks tidak mencapai sasaran akibat hilang arah atau ditembak jatuh sistim pertahanan udara Rusia. Beberapa diantara portal berita barat itu antara lain adalah foxtrotalpha atau  awdnews.com  atau veteranstoday dan  independent.co.uk dan masih banyak lagi lainnya.

Sebagaimana telah disampaikan dalam tulisan sebelum ini bahwa sesungguhna jumlah itu tidaklah penting. Seluruh missil atau sebahagian saja atau hanya satu saja pun sudah cukup bagi AS mengirim pesan untuk dunia khususnya Rusia bahwa AS mau dan mampu membayar mahal bahkan berisiko sekalipun untuk mencapai dan mempertahankan hegemoni dan pengaruh global di dunia ini.

Jika setuju kita mengambil angka hebat, 36 missil tomahawks atau 60% tomahawks berhasil dijatuhkan oleh sistim pertahanan udara Rusia Tentu saja akan sangat menarik kita kaji seperti apa Rusia menangkal missil berhulu ledak 1000 pound tersebut.

Tomahawk adalah misil jelajah sebab dirancang untuk menempuh sasaran jarak jauh. Sejak pertama sekali digunakan pada perang Teluk 1991 Tomahawk telah menjadi bagian sistim pertahanan udara krusial bagi AS. Misil ini terakhir sekali digunakan pada Oktober 2016 untuk meledakkan sistim radar penjaga pantai pemberontak Houti di pantai Yaman.

Tak jelas mengapa AS menggunakan misil berkatagori kurang kompatibel menghadapi sistim pertahanan udara Suriah yang disiapkan Rusia dengan S-200, S-300 dan S-400 legendaris itu. Padahal seminggu sebelum Tomahawks menyerang Suriah sebuah S-200 pernah merontokkan salah satu drone Israel bersamaan dengan serangan 4 unit F-16 Israel di Palmyra saat SAA sedang fokus mengalahkan ISIS di sekitar Palmyra pada 2 April 2017 lalu.

Memiliki panjang (termasuk boster) 6,25 meter dan berat dengan boster 1,6 ton misil ini membawa 320 kg hulu ledak konvensional (bisa juga nuklir) Toma memiliki berdaya ledak dan rusak sangat tinggi. Meskipun tergplong berat tak bisa terbang tinggi  namun dengan rentang sayap ideal misil ini masih mampu melesat 890 km/ jam sejauh 1.350 km hingga 1.700 km (sesuai tipe dan jenis). Jika melihat pada tingkat kecepatan dimiliki Toma maka ia adalah tipekal misil berkecepatan relatif rendah, maka sering timbul pertanaan mengapa AS menggunakan missil mulai renta ini untuk menggebuk Suriah dan menggertak Rusia?

Dengan ongkos pembuatan sekitar $1.87M (FY2017) per unit sayang sekali Toma tidak memiliki kemampuan terbang tinggi. Mungkin di sini letaknya salah satu kelemahan si Toma sehingga lebih mudah dipatahkan oleh lawan setingkat S-200 Rusia atau sejenis dengan itu buatan negara lain. Dan jika benar Rusia mampu mengecoh hingga si Toma jatuh ke laut Medeterania sebelum mampu mendarat atau dihentikan oleh misil anti misil Rusia di atas langit Suriah BAGAIMANAKAH Rusia melakukan hal itu?

Menurut sejumlah imformasi intelijen Rusia telah mengetahui rencana AS tersebut. Hal ini ditandai dengan sebuah pesan peringatan tinggi kepada militer Suriah dan Lebanon untuk mewaspadai ancaman serangan mendadak tersebut. Pesan itu dipublikasikan sehari sebelum serangan Tomahawks ke Suriah, pada 6 April 2017 lalu.

Setelah itu terjadi pergerakan luar biasa di sejumlah fasilitas militer dan bandara militer di Suriah. Pesawat-pesawat mahal komersial dan militer meluncur ke Iran dan Irak sementara itu gudang logistik dan peralatan tempur dipindahkan dari beberapa gudang. Beberapa diantarana justru dipindahkan ke gudang bawah tanah sekitar pangkalan udara naas jadi korban Tomahawks kali ini yaitu pangkalan militer Shayrat.

Pukul 04.40 waktu setempat, kapal serang USS Ross (DDG-71) melepaskan misil tomahawks hingga mencapai 36 misil. Menurut informasi koran Nezavisimaya Gazeta sejumlah pesawat tempur Rusia terbang tinggi telah siaga mengantisipasi serangan tersebut. Sejumlah Su-30 dan Su-35. Dikabarkan oleh harian tersebut seluruh 36 tomahawks dilepaskan USS Ross tidak sampai ke daratan Suriah melainkan jatuh ke laut dan salah arah.

Tak lama berselang 30 menit setelah itu giliran USS Porter melepaskan 23 misil Tomahawk. Jumlah misil inilah mendarat dan mengarah ke sasaran di pangkalan udara Shayrat sehingga mampu merusak dan menimbulkan kerugian pihak Suriah - Rusia amat besar. Mengapa hal itu tejadi karena sejumlah pesawat tempur Rusia ang bertugas di udara tadi telah kembali ke pangkalan militer di tempat lain terutama Hmeymem di Latakia.

Jika benar apa yang dilaporkan Gazeta seperti disebut di atas sehubungan dengan timbul pertanyaan umum di dunia maya --terkait serangan AS atas Suriah tapi mengapa tidak mendapat respon Rusia-- ada beberapa benang merah dapat ditarik adalah :

Rencana AS bocor atau sengaja dibocorkan untuk tujuan tertentu. Intelijen Rusia mengetahui rencana AS sehari sebelum serangan terjadi. Oleh sebab itu tak heran terjadi pemindahan dan pergeseran peralatan militer dan logistik luar biasa dalam jumlah besar.

  • AS menggunakan misil Tomahawk kalah kelas dibanding anti misl S-400. Teknologi tomahawk  berkemampuan mengacaukan anti jammer radar anti misil setingkat S-200 dan S-300. Oleh sebab itu tak heran sistim radar S-400 telah bekerja pada hari Toma beraksi dan mampu mengacaukan pergerakan si Toma pada stage pertama sehingga tidak jelas rimbana entah kemana menurut koran Rusia dan sejumlah portal disebutkan di atas.
  • Tomahawk tidak dirancang untuk terbang tinggi oleh karena itu tak heran mampu dicegat oleh misil udara ke udara yang melekat pada Su-30 atau Su-35. Oleh karena itu tak heran jika pesawat tempur Rusia sekelas S-35 jenis tertinggi varian Sukhoi mampu mencegat si Toma dengan misil udara ke udara yang disandang disayapnya. Ketika sekelompok Sukhoi itu kembali ke pangkalannya barulah gelombang ke dua rombongan Toma leluasa menghujam bandara militer Suriah. 
  • Kemungkinan lain adalah AS mengirimkan F-35 untuk wardog jika Su-35 masih bertahan mencegat. Maka loloslah 23 Tomahawks gelombang ke dua itu menghujam Shayrat airbase.
  • AS memiliki kemampuan melawan anti Jammer radar S-300 dengan menerbangkan EA-18G Growler jet atau sejenis dengan itu. Akan tetapi AS belum mampu mengatasi Jammer radar S-400 ang memiliki kemampuan terbang tinggi dan sangat cepat, sebut sumber washingtonpost. Mungkin salah satu sebab itu Toma berguguran sebelum mencapai sasaran.

Berdasarkan gambaran di atas terjawab sudah mengapa Rusia pada akhirnya memilih "pasrah" melihat Suriah -maaf- diperkosa rombongan Tomahawk. Dapat dibayangkan betapa dalam hati Putin membatin, dongkol alias bersungut-sungut melihat Suriah pujaan hati disobek-sobek jika tak pantas disebut diperkosarombongan Toma. Pantas akhirnya Putin mengatakan sikap AS adalah tindakan primitif mengekspresikan kegundahannya. 

Tidak sampai sehari setelah Rusia melihat pujaan hatinya di sobek-sobek aktifitas serangan udara Rusia - Suriah kembali aktif berjalan dan mungkin sangat kecewa dengan sikap AS angkatan udara Rusia langsung menggebrak lebih dahsyat sampai kini sekaan tak perduli lagi melepaskan bom curah, bom karpet atau bom cluster dan kembali dituduh menggunakan bom gas beracun atau senjata kimia yang telah dilarang dalam konvensi Jenewa setelah PD-2.

Di tengah berbagai ancaman baru dari AS, Uni Eropa, NATO dan dukungan moral dan finansil sejumlah negara Arab, Israel dan Turki bagaikan singa terluka Rusia makin beringas menghujani pemberontak FSA, al-Qaeda (HTS) dan ISIS. Didukung Rusia - iran  kini Suriah kian berani dan terbuka ofensif dan mengambil inisiatif membuka serangan seperti terjadi di kawasan utara Palmyra, kota Aleppo timur dan Al-Swayda dekat kota Daraa dalam 2 hari terakhir.

Ancaman baru itu berupa sanksi ekonomi tambahan dunia untuk Rusia ditambah dengan resolusi PBB yang akan diputuskan hari ini serta pengucilan Rusia dalam berbagai kerjasama luar negeri. Tidak tertutup sanksi militer juga akan diterpkan jika Rusia masih membeking pemerintahan Assad.

Di sisi lain setelah serangan Rusia dari sumber media barat,  nationalpost.com memberitakan Rusia bersumpah tidak akan membiarkan AS melakukan hal seperti itu lagi pada Suriah di masa akan datang. Entah itu retorika politik saja entah serius. Semoga itu hana sebuah gejolak dan retorika emosional saja sebab jika itu terjadi tak sanggup di bayangkan jika Cina dan Korut yang masih "melongos" di seberang sana tak kuasa menahan nafsu akibat aroma bumbu mesiu Rusia di kawasan timur tengah.

Entah apa yang akan terjadi jika dunia ini dipaksakan menjadi arena tempur proksi AS melawan proksi Rusia hanya gara-gara Assad. Lantas jika Assad telah dilengserkan atau telah tiada apakah dapat langsung menghentikan gejolak yang membuat semua negara bernapsu memperkosa uppps -maaf sekali lagi-  mengoyaknya?   

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun