Namun apa daya opini dan tekanan dunia segera terbentuk dengan sangat rapi. Dubes AS untuk PBB Niki bahkan sampai mengeluarkan kata-kata kotornya tak mampu menahan emosi akibat ngeri melihat proses kematian manusia akibat serangan kimia seperti terjadi di Suriah kali ini.
Entah mana yang benar namun media barat dan sejumlah medsos dari lokasi jatuhnya bom tersebut dua hari lalu ramai-ramai meluncurkan liputan serangan gas sehingga opini dunia telah terbentuk seketika dan serentak di seluruh dunia.
Opini dunia itu juga telah memaksa Donald Trump mengubah pandangan positif menjadi murka pada pada Assad dan menyetujui langkah serangan dengan serangan pembuka misil penjelajah Tomahawk terhadap posisi militer Suriah. Lebih jauh dari itu bahkan Trump siap menghadapi konsekwensi negatif apapun dari Rusia.
Dimanakah simpul perang Suriah itu? Apakah karena Turki, Rusia, Iran, Arab, ISIS, al_Qaeda, AS, Israel atau pada sosok Bashar al-Assad ? Jika sosok terakhir ini jadi sumber atau akar masalah sayangnya Assad hanya sebuah nama. JIKA ia telah dilengserkan atau mungkin telah hilang apakah hal itu mampu mengembalikan situasi dan keadaan Suriah ke posisi semula? Tanpa bermaksud berpihak, jika Suriah tetap terkoyak setelah Assad musnah berati bukan Assad menjadi biang masalah atau letak simpul itu..
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H