Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tulsi Gabbart Temui Assad, Tak penting Hebat atau Sesat

27 Januari 2017   17:59 Diperbarui: 27 Januari 2017   18:10 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“My reason for going to visit Syria was really because of the suffering of the Syrian people that has been weighing heavily on my heart,”  ujar Tulsi Gabbard meluapkan beban hatinya tentang nasib rakyat dan posisi presiden Suriah pada CNN yang mewawancarai atas kunjungan rahasianya ke Suriah dan bertemu presiden Bashar al-Assad pada 24 Januari 2017 lalu. 

Pertemuan itu pula kini telah membuat Gabbard seperti dibakar dinegerinya sendiri akibat diserang dua kubu utama di DPR AS. Kubu Demokrat asal kubu Gabard dan kubu Republik tidak dapat menerima alasan dan tujuan Gabart bertemu Assad dalam bentuk apapun.

Adam Kinzinger asal pemilihan Illinois anggota kongres kubu Republik menilai kunjungan Gabbard benar-benar perbuatan tercela dan tidak dapat dibenarkan. Hal senada dilontarkan rekan separtainya sendiri, Eliot Engel, menggambarkan posisi Assad sebagai teroris telah membantai rakyatnya  dan tak pantas dilibatkan negosiasi untuk masa depan Suriah, ujar Engel menyindir Gabbard.

Kiprahnya dalam dunia politik sudah lumayan berpengalaman. Meski usia baru 35 tahun Gabbard telah dua kali terpilih sebagai anggota DPR di majelis rendah di Hawai hingga menjadi salah satu anggota DPR majelis tinggi -- Kongres-- mewakili Hawaii. Kini ia jadi pembicaraan hangat dalam politik AS

Sebelumnya Gabbard bertugas sebagai wakil ketua di Democratic National Committee (DNC) dan pernah bertugas di Irak pada masa perang Irak berkaitan dengan tugasnya sebagai salah satu polisi militer Hawaii pada masa itu. Ia kemudian melepas posisinya di DNC untuk menjadi anggota tim sukses pemenangan Bernie Sanders dalam kandidat pilpres AS

Dalam dunia militer ia pernah bertugas di Irak dan Kuwait. Kembali dari timur tengah ia bertugas di Hawaii Army National Guard dengan pangkat Mayor pada 2015 hingga saat ini. Selain itu ia juga aktif dalam Military Police Regimental Association AS.

Setelah bercerai dengan suami pertama Eduardo Tamayo pada 2002  kemudian ia menikahi Abraham Williams 9 April 2015 dan mulai fokus pada aksi politiknya dengan mengkritisi aneka kebijakan --menurutnya-- kontroversial masa pemerintahan Obama. Beberapa kasus  utama Gabbard mengkritik Obama adalah :

  • Pada Pebruari 2015 di gedung Kongres ia meminta Obama menghentikan bantuan untuk ISIS jika ingin mengalahkan ISIS. Kalimat terkenal Gabbard saat itu adalah : “Every soldier knows this simple fact: If you don't know your enemy, you will not be able to defeat him."
  • Pada Agustus 2016 didalam gedung kongres ia kembali menentang Obama karena melibatkan AS pada perang tidak sepantasnya berperang alias tidak produktif dan bersembunyi dibalik issue teroris. “I voted against (condemning Assad) because it was a thinly veiled attempt to use the rationale of ‘humanitarianism’ as a justification to escalate our illegal, counterproductive war to overthrow the Syrian government of Assad,” ujarnya.

Pada 17 Januari 2017, AS dibuat geger akibat kehadiran Gabbard di Damaskus. Dalam video diunggah ia melihat-lihat kondisi pinggir kota  Damaskus dilanda perang. Gabbard juga dikabarkan bertemu Assad dan membicarakan agenda penting yang belum diketahui apa isinya hingga saat ini. 

Kunjungan itu terpaut dengan tiga hari saja sebelum Donald Trump dilantik dan diambil sumpahnya sebagai presiden AS. Dengan kata lain hanya tig hari menjelang berakhirnya masa jabatan Barack Obama sebagai presiden AS. 

Kepada pers, anggota kongres AS anti LGBT ini mengaku kepergiannya ke Suriah karena alasan kemanusiaan, idealisme kebenaran dan disetujui Dewan Kode Etik (The Committee on Ethics) AS dan disponsori oleh The Arab Community Center for Economic and Social Services (ACCESS). 

Dewan Kode Etik (The Committee on Ethics) AS mungkin mirip semacam dewan kehormatan di tanah air kita dan juga sama-sama sering mendapat kritikan pedas warga AS akibat tindakan-tindakan atau keputusan-keputasan kontrovesial dan tidak matang mereka. Bedanya di tempat kita komisi itu seperti sengaja dipelihara sementara di AS disikapi dengan membentuk The Office of Congressional Ethics (OCE) untuk mengawasi kinerja anggota dewan.

The Arab Community Center for Economic and Social Services (ACCESS) adalah semacam lembaga sosial masyarakat terutama fokus pada bantuan menjembatani masalah budaya dan kebiasaan orang Arab baru tiba di AS termasuk memberi pelayanan aneka informasi kesehatan, lawongan kerja, advokasi, leterasi hukum AS dan lai-lain untuk membantu orang Arab mampu dan lekas beradaptasi dengan kondisi lingkungan AS. Di balik itu LSM ini bekerjasama dengan sejumlah agen dan lembaga keamanan di sejumlah negara bagian di AS. Sebut saja beberapa diantaranya adalah Legal Aid and Defender Association (LADA); United Way for Southeastern Michigan; Wayne-Metropolitan Community Action Agency dan lainnya.

Politikus wanita satu ini tidak pilih kasih dalam melihat kebenaran dalam pandangan politik. Pada Agustus 2014 lalu di gedung kongres ia mencela Rusia dan mengingatkan harus siap menghadapikonsekwensi politik atas aksi invasi ke Ukraina. 

Gabbard  mampu melihat dengan jernih kebenaran dari kacamata politik tentang Suriah. Ada semacam ketidak adilan dunia menyikapi kebenaran pada pemerintah Suriah. Gabbard tak dapat sembunyikan kebenaran itu dan tak mampu menghalangi niatnya menuju Suriah meski dengan risiko sekalipun. 

Dalam pandangannya Assad tidaklah otoriter sebab ia dipilih melalui mekanisme pilpres demokratis. Assad unggul dan menang pada pemilu dengan meraih suara 89% pada pemilu 2014 lalu.

Gabbard telah tiba kembali di AS setelah kunjungan sehari. Kunjungan itu kini telah menuai kritikan politik di negerinya. Meski demikian ia telah mebuktikan pandangannya, sikap dan pilihan tentang arti kebenaran hakiki dalam politik meskipun rezim pemerintahan sebelumnya menilai hal itu dari sudut pandang lain. 

Konsekwensi negatif  berupa hujatan, umpatan dan cacian akan menghampirinya dan hal itu akan mempenagruhi sinar politiknya meskipun untuk sementara waktu. Kemungkinan sanksi lebih berat berupa pemecatan terkait pelanggaran terhadap  the Logan Act, United States yang menghebohkan AS itu kelihatannya tidak terjadi, alasannya adalah :

  • Komisi etika telah memberi izin lebih dahulu. Ini adalah sebuah langkah antisipatif cemerlang Gabbard
  • Pentagon telah memberi kepastian mengetahui rencana kunjungan Gabbart ke Suriah untuk menemui Assad. Hal ini sesuai dengan pernataan beberapa jam lalu juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Mayor Marinir . Adrian Rankine-Galloway sebagaimana dikutip dari  breitbart.com  --beberapa jam lalu saat tulisan ini sedang disiapkan-- mengatakan “I can confirm that Department of Defense officials were aware of Rep. Gabbard’s travel, but played no role in organizing her trip,” ujarnya pada pers.
  • Gabbard telah melakukan pertemuan dengan Donald Trump pada masa transisi 21 Nopember 2016 lalu. Beredar kabar pertemuan itu membicarakan solusi dan sikap AS dalam krisis Suriah dalam pemerintahan Trump. Gabbard diminta pandangannya tentang Suriah. Kemungkinan besar AS akan mengubah strateginya untuk Suriah. Dan mengingat presiden Trump melakukan perombakan dubes AS di seluruh dunia ada kemungkinan Gabbard akan masuk dalam bursa itu untuk mewakili AS di Suriah atau negara disekitar Suriah.

Dua bulan setelah pertemuan itu Gabbard bertemu Assad. Bisa jadi pertemuan itu membawa pesan-pesan khusus Trump melalu Gabbard untuk Assad namun jika itu terlalu jauh lihat pada fakta Trump sedang menarik pulang hampir seluruh dubesnya dari berbagai negara, mungkinkah Trump sedang menyiapkan sesuatu untuk Gabbard tentang Suriah? 

 Apakah Gabbard akan masuk dalam daftar "bintang kejora" dalam pemerintahan Trump? Mungkin itu tidak terlalu penting bagi Gabbard sebab terpenting baginya adalah ia telah memperlihatkan cara menyampkain kebenaran melalui politik meskipun risiko politik bahkan jiwanya sendiri  berkunjung ke Damaskus dan Aleppo dalam situasi perang dan potensi ledakan bom tak memilih tempat dan waktu.

Tapi itulah Tulsi Gabbard, tak perduli bertemu Assad bisa jadi hebat atau sesat, yang penting telah ia telah memperlihatkan sikap melalui pandangan politiknya tentang nilai-nilai kebenaran hakiki. Mungkin kebenaran hakiki itu pun tak ada, tapi siapa tahu Gabbard dapat menunjukkannya pada AS, hehehehhe...

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun