Rusia, Turki dan Iran telah sepakat bertemu di negara netral pada hari ini membicarakan langkah kongkrit penyelesaian perang Suriah. Upaya ini telah ditempuh berbulan-bulan lalu dan mengerucut pada Desember lalu disepakati pertemuan segitiga itu pada hari ini. Kegiatan tersebut tetap dijalankan meskipun terjadi peristiwa yang mudah "dibaca" oleh Erdogan dan Putin sebagai langkah provokatif untuk memecah konsentrasi kerjasama Turki-Rusia.
Siapa tokoh dibalik keberhasilan seluruh pengkondisian dan proses tersebut, tak lain salah satunya adalah tokoh Andrei Karlov. Dialah tokoh kunci Rusia dalam memainkan aneka kebijakan dan taktis Rusia dalam perang paling tidak punya rasa malu lagi di abad modern di planet ini.
Itulah dugaan keterlibatan sejumlah negara sebagai sponsor Altantis dalam aksi "penghakiman" the killing field terhadap Karlov.
Selain dugaan Sponsorship, dugaan tak kalah menarik adalah konspirasi internal Rusia sendiri bisa juga terjadi.
Kemungkinan Karlov menjadi target agen Rusia sendiri adalah bukan hal mustahil. Perbedaan pandangan, sikap dan kebijakan tentang cara Rusia menangani perang Suriah dimana korban dan kerugian dipihak Rusia semakin menjadi-jadi sejak pertengahan tahun 2016 ini bisa jadi membuat posisi Karlov dibuat demikian longgar dari pengawasan dan perlindungan keamanan berada di tengah-tengah keramaian dan terbuka di negeri sedang menahan gejolak ankara murka terutma di kota Ankara itu sendiri.
Pada jaman Uni Soviet, kasus seperti Litvinenko juga sering terjadi. Kini, kasus kematian pejabat Rusia ditangan agen agen Rusia bukan sesuatu yang mustahil. Peristiwa hampir serupa seperti Karlov pernah menimpa terhadap pejabat sendiri pada jaman Uni Soviet dan jaman Rusia.
Sebut saja, Alexander Litvinenko mantan pejabat Secret Service pada Federal Security Service (FSB) diduga berbagai kalangan dibunuh oleh spion Rusia sendiri karena mengetahui banyak hal. Ia dibunuh di London pada 23 November 2006.
Kesimpulan :
Tewasnya Karlov --terkait dengan perang Suriah-- disponsori negara pendukung pemberontak FSA bertujuan memecah konsentrasi tripartit Turki-Rusia-Iran yang sedang membuat aliansi baru yakni mengakhiri dominasi dan konspirasi teroris dikawasan Suriah-Turki-Irak. Tujuannya mudah terbaca sebab terjadi sehari sebelum perundingan 3 negara itu digelar di Lithuania.
Tewasnya Karlov bisa juga akibat konspirasi internal intelijen atau spionase Rusia sendiri mengingat peranan Karlov di Turki tergolong lama dan menjadi kunci penting dalam setiap proses damai atau proses perang termasuk pemain kunci dalam hubungan Rusia - Turki. Penghilangan jiwa pejabat Rusia oleh Spionase sendiri bisa saja terjadi dan telah banyak terjadi.
Tewasnya Karlov tidak mungkin aksi tunggal dan mendadak atau spontanitas Altintas sendiri mengingat mekanisme cara ia masuk ke lokasi dan proses penghilangan jejaknya serta sikap low profile Rusia - Turki demikian tenang.