Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Keraguan pada Trump Picu Pemungutan Suara Ulang?

16 November 2016   00:02 Diperbarui: 16 November 2016   13:24 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyikapi aksi demo seantero AS, kubu Presiden terpilih AS, Donald Trump bereaksi dengan berbagai cara untuk meredakan amukan massa dalam aksi bertema "Not My Presiden," yang kini makin beringas dan panas. Peserta demo semakin meluas setelah ratusan sopir bis dan puluhan ribu siswa setingkat SMA ikut serta dalam aksi anti Trump terutama sejak kemarin 14 Nopember waktu AS. Pada akun twitternya Trump menyalahkan media massa dan menulis gerakan demonstrasi itu digerakkan oleh sejumlah media massa. 

Selain itu pada 11 Nopember lalu Trump diwawancarai stasiun televisi CBS dalam acara "60 Minutes." Acara eksklusif itu dilaksanakan di kediaman Trump sendiri "Trump Tower" Manhanttan New York, dipandu oleh presenter senior CBSNews, Lesley Stahl. Pada salah satu kesempatan Lesley Stahl menanyakan pada Trump, apakah tidak khawatir dengan aksi di luar dan apakah ada usaha untuk meredakan aksi tersebut. 

Seperti biasa, sangat percaya diri, Trump enteng menjawab, "I would tell them don’t be afraid, absolutely," 

Stahl ingin Trump memperjelas pernyataan itu. Trump menjelaskan agar pendemo jangan takut karena ia akan menata kembali AS. Oleh karena itu ia minta sedikit waktu -pada pendemo-- agar memberi kesempatan pada presiden terpilih. Trump juga membandingkan apa yang akan terjadi jika ia pada posisi kalah dan kemudian pendukungnya melaksanakan demo pada Hillary, "Pasti orang-orang akan mengatakan itu (Hillary) memang sangat mengerikan," ujarnya.

"Don’t be afraid. We are going to bring our country back. But certainly, don’t be afraid. You know, we just had an election and sort of like you have to be given a little time. I mean, people are protesting. If Hillary had won and if my people went out and protested, everybody would say, “Oh, that’s a terrible thing.” And it would have been a much different attitude. There is a different attitude. You know, there is a double standard here," ujar Trump memperjelas pernyataan sebelumnya. Lebih lengkap wawancara itu dapat dilihat di sini: cbsnews.com

Pernyataan "Jangan Takut" atau Don't be Afraid itu entah bagaimana kemudian menggelembung dan entah bagaimana bisa berubah menjadi olok-olok. Kalimat "JanganTakut" diplesetkan pendemo seolah-olah Trump tidak takut pada aksi dan kondisi sedang terjadi pada saat ini. Beberapa spanduk dan Leaflet demonstran kerap ditemukan slogan "Don't be Afraid"itu seakan-akan menyindir ungkapan Trump. 

Upaya kubu Trump hingga kini belum membuahkan hasil optimal. Masalahnya gerakan anti Trump kini masuk hari ke 6. Selain telah jatuh korban jiwa tewas 2 pendemo dan 1 polisi. Ratusan pendemo telah ditangkap tapi jumlah kelompok pendemo semakin bertambah dari pelajar tingkat SMA, pekerja, kelompok LSM hingga Komunitas lintas agama bahkan sopir Bis juga ikut nimbrung melengkapi aksi anti Trump yang dinilai membahayakan memimpin AS karena beberapa tuduhan bersifat pribadi, antara lain: rasis, anti imigran, eksploitasi wanita, Islam phobia dan lain-lain.

Tampaknya Trump kena bumerang sendiri akibat tingkah lakunya yang vokal, meledak-ledak dan tidak tenang. Lihat saja pada penjelasan tambahannya di atas, kembali mengalahkan Clinton dengan mengatakan JIKA Clinton menang dan pendukungnya melakukan hal yang sama. Ia lupa, demo anti Trump ini seakan-akan demo disponsori Demokrat (Hillary Clinton) padahal demo itu BUKAN untuk mengembalikan kemenangan pada Clinton.

Mungkin saja Trump lupa, demo ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan dimotori oleh kawula muda khususna warga kota besar dan kecil di seantero AS. Demo dilaksanakan tidak untuk memaksakan kemenangan pada Clinton. Hampir tidak ada slogan dan spanduk atau ekspresi Tulisan apapun tentang kekalahan linton pada demo ini.

Dan satu lagi, demo anti Trump sesungguhnya telah terjadi sejak ia mencalonkan diri dalam Pilpres AS. Menurut catatan Wikipedia, demo anti Trump telah ada sejak 16 Juni 2015, jauh hari sebelum Trump mengalahkan Clinton dalam Pilpres AS dan dalam rangkaian demo pasca Pilpres AS hingga saat ini. 

Mungkin hal-hal seperti inilah dikhawatirkan akan terjadi pada Trump dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting dan strategis bagi AS di masa akan datang sehingga -(para pendemo memutuskan) lebih baik terlambat(saat ini) daripada terlambat sama sekali dan membahayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun