Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

AS bikin Bingung, Pesta Pizza dan Vodka jadi "Neraka" di Suriah

21 September 2016   22:29 Diperbarui: 22 September 2016   08:15 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perang  Suriah posisi Rusia jelas sasarannya yaitu membela, memperkuat dan mempertahankan rezim Suriah, Beda dengan AS kini semakin membingungkan bahkan mebuat bingung mitranya sendiri. Sikap tak jelas AS ini bisa saja menimbulkan kesan seolah-olah AS memiliki kepentingan khusus dibalik membela mitranya dalam konflik Suriah.

Mungkinkah kepentingan khusus itu berupa harapan AS agar konflik Suriah makin sengit dan rumit untuk mengamankan posisi Israel di dataran tinggi Golan yang makin eksotik itu?

Kesannya menyudutkan Israel dan bisa dituding balik anti semit anti Israel atau pengidap Israel phobia? Tunggu dulu sejenak, mari lihat pada beberapa sikap AS dalam kancah konflik Suriah berikut ini :

  1. AS bersekutu dengan Turki dalam NATO akan tetapi Turki menemukan bukti, AS berada dibalik kudeta gagal terhadap Erdogan pada 15 Juuli lalu
  2. Selain itu,  AS dan Turki sekutu dekat dalam perang Suriah, tetapi AS juga bersekutu dengan pejuang Kurdi Suriah (unit YPG/SDF). Grup Kurdi paling ditentang Turki sebagaimana Turki menentang PKK Kurdi di Turki.
  3. AS membentuk pejuang Suriah Moderat  atau "Vetted ‘Moderate’ Syrian Rebels" dengan membantu NSyA atau NSF, tetapi di beberapa lokasi milisi buatan AS ini gagal menjalankan misinya karena selain berperang dengan beberapa unit grup dalam FSA  juga kerap kalah melawan ISIS berhasil merampas senjata dan peralatan tempur mereka. Ribuan milisi pernah dilatih dan dipersenjatai telah lenyap tak jelas rimbanya meninggalkan beberapa orang saja di tubuh organisasi tersebut.
  4. AS bekerjasama dengan Rusia yang jelas tujuannya adalah melindungi rezim Suriah dan pasukan loyalis SAA serta afiliasi di dalamnya. Satu sisi melaksanakan upaya perdamaian dengan Rusia tapi disisi lain AS mengintip informasi aktifitas Rusia dalam aksi memerangi ISIS dan menumpas FSA.
  5. AS memerangi ISIS tapi banyak issu menyebutkan AS setengah hati memerangi ISIS. AS "pilih kasih" menyerang ISIS terutama hanya pada kelompok ISIS beraliran al-Qaeda
  6. Pertentangan seru petinggi AS sedang berlangsung sengit satu sama lain. Pemerintah, Kongres dan Pentagon/ CIA memiliki kepentingan berbeda untuk menerapkan kebijakan luar negeri klasik ataukah yang up to date untuk kepentingan AS didalam konflik Suriah 

Issu keterlibatan AS dalam kudeta gagal terhadap Presiden Turki Erdogan bukan rahasia umum lagi. Meski intelijen Turki punya data tentang hal itu di sisi lain intlelijen Rusia memiliki data lebih komplit. Kunjungan Erdogan pada Putin medio Agustus lalu menjadi ajang pertukaran informasi tentang posisi AS dalam kudeta nyaris menghentikan Erdogan untuk selamanya tiga minggu sebelumnya.

AS membentuk dan mempesenjatai pejuang moderat Suriah dengan bantuan ribuan ton peralatan tempur dan bantuan finansial serta pelatihan bernilai jutaan US dolar. Tapi apa yang tejadi kemudian adalah pengakuan AS sendiri bahwa upaya mencapai tujuan melalui pembentukan pejuang moderat itu berakhir gagal. Belasan ribu militan ang dilatih kini hana tinggal atusan saja dalam NSyA, ribuan lainna hilang rimbana tak jelas kemana. Sementara itu sejumlah senjata mereka bawa "dirampas" ISIS.

Kini AS seperti kebingungan dalam konflik Suriah, hal ini dapat dilihat dari sikap ambivalen AS tehadap satu mitra dengan mitra yang lain tidak dapat dirangkul menjadi kawan paling terpercaya. Jangankan tercipta kesatuan antara Kurdi dan FSA, sesama kelompok dalam internal FSA pun kerap terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat. 

  • AS membantu FSA bukan rahasia lagi, Akan tetapi sikap FSA terhadap AS tidak seindah dalam bayangan AS. Lihat saja dengan apa yang terjadi Senin (19/9) di al-Rai sebuah kota kecil dekat perbatasan Turki-Suriah, sejumlah pemberontak FSA menghujat dan memaki sejumlah pasukan komando AS saat mereka bertemu di sebuah tempat di kota itu. Mengingat tensi FSA semakin tinggi pasukan AS meninggalkan lokasi kota baru dikuasai FSA dari ISIS itu. Sumber drudge.com menulis lebih santun tapi sumber lain menulis lebih kasar, "Pasukan AS diusir dan dikejar pejuang moderat FSA keluar dari sebuah  kota," tulis Sumber moonofalabama. 
  • Perlu diketahui, hampir100 kelompok grup FSA itu berbeda-beda konsep idiologinya. Ada beridiologi Wahabi, Salafi, Islam Moderat, Sekuler dan lain-lain. Lebih berbahaya lagi, beberapa kelompok dalam tubuh FSA berusaha memperkuat blok sendiri, misalnya seperti terjadi pada hari ini (20/9) tiga grup satu aliran 13th Division, Suqur al-Jabal dan North Division membentuk kelompok bar"Free Idlib Army." Sebelumnya juga dilapor beberapa kelompok lain mulai merapat ke JFS (dahulu al-Nusra)

AS bekerjasasama dengan SDF/YPG di utara Suriah untuk melumpuhkan ISIS hingga hampir mendekati ibukota Ar- Raqqa. Lalu entah bagaimana sejumlah pasukan khusus AS terlibat dalam kelompok SDF/YPG menghentikan masuk ke dalam kota Ar-Raqqa pada Juni lalu dengan alasan lebih fokus pada pembebebasan kota Manbij. Kota itu sendiri akhirnya dapat dibebaskan pada Juli lalu. Akan tetapi ofensif ke kota Ar-Raqqa belum juga terlaksana hingga kini selain hanya melaksanakan serangan udara sporadis di lokasi-lokasi tidak terlalu signifikan. 

  • Sejumlah kota di sisi Jarablus dan sungai Eufrat bagian barat terpaksa dilepas kembali ke Turki yang menjalankan ofensif bertajuk The operation “Euphrates Shield”  awal bulan September. Namun sayang sekali informasi terkini menyebutkan ISIS mulai menjalankan aksi pembalasan di kota Manbij dan merebut sejumlah kota-kota kecil sekitar Jarablus yang direbut Turki dari YPG/SDF sejak awal September lalu.
  • AS bekerjasama dengan Kurdi Suriah hampir dapat menghubungkan Rojava timur dengan barat antara Al-hasaqah dengan Afrin. Tiba-tiba Turki keluar dari sarangnya mengejar SDF/PG ke dalam wilayah Suriah menyebabkan korban jiwa dipihak SDG/PG ratusan orang, Beberapa wilayah dikuasai SDF/PG dari ISIS terpaksa diserahkan pada Turki. 
  • AS bahkan mengingatkan SDF/YPG agar tidak berperang dengan Turki JIKA tidak mau kehilangan dukungan AS. Memang benar AS kelihatan memihak  SDF/PG ketika milisi Kurdi itu menyerang basis tentara rezim Suriah SAA saat merebut kota al-Hasaqah pada Agustus lalu. AS bahkan mengancam akan menembak jatuh pesawat tempur Suriah (SyAF) jika menyerang SDF/PG walaupun mendapat dukungan angkatan udara Rusia.

AS tidak antusias tawaran kerjasama damai oleh Rusia. Selama krisis Suriah tidak sedikit kasus AS tidak terbuka menerima aneka proposal damai usulan Rusia hingga Rusia memutuskan menjalankan aksi langsung membantu rezim Suriah dari kepunahannya sejak intervensi Rusia setahun lalu, 30 September 2015. 

  • Tak sedikit peristiwa AS mengintai posisi Pangkalan Udara Hmemim di Latakia. Tak sedikit intelijen AS memberi info pada pejuang atau pemberontak Suriah (FSA) tentang jadwa operasi pesawat tempur Rusia untuk dihindari FSA pada jam atau waktu tertentu.
  • AU Rusia kabarna kecolongan pada saat FSA berhasil mendobrak kepungan SAA di Ramuseh 18-19 Agustus lalu. AU Rusia tidak menjalankan bala bantuan pada SAA akibat tekanan AS jika ingin membicarakan kejasama damai ke depan. 

Beberapa informasi menuduh AS sesungguhnya melindungi ISIS? Beberapa pengamat "US lovers" pasti akan bereaksi jika ada tudingan untuk AS seperti itu. Bentuk reaksi penolakan tudingan itu biasanya balik menuduh pemberi pernyataan sangat tendensius yaitu kelompok anti AS. Kalimat kedua adalah menanyakan kembali apa buktinya menuding AS pada posisi itu. 

  • Di AS sendiripun banyak media sosial dan media massa menduga ada indikasi AS melindungi ISIS seperti ditulis dua media AS di naturalnews.com. Bahkan sebuah forum think tank peneliti globalresearch menulis lebih kasar lagi tentang keterlibatan CIA dan Pentagon memfasilitasi ISIS,Tentu saja  media massa itu punya data untuk mengungkapkan fakta-fakta semampunya meski tidak sekomplit diimiliki intelijen AS dan Pentagon. 
  • Donald Trump calon presiden AS, pada sebuah kampanye menuding Obama membentuk ISIS dan mendanai ISIS. Apakah DT tidak punya kerjaan menuding dengan kalimat pedas seperti itu jika tidak punya bukti? Sudah gilakah kandidat presiden AS ini jika cuma  bisa mangap lalu lalu keluarlah kalimat tak elok didengar apalagi tidak dapat dipertanggung jawabkan? 

Kebingungan AS lebih terlihat ketika terjadi pertentangan seru di kalangan internal antara Pentagon, Pemerintah dan Kongres. Pemerintah lebih bersikap konservatif menangani masalah Suriah tapi Kongres AS menyetujui langkah tegas mendukung pemberontak FSA dukungan Arab Saudi dan Turki. 

  • Pentagon tidak mendukung langkah perdamaian diprakarsai John Kerry - Lavrov seminggu lalu. Molornya penandatanganan prakarsa damai Suriah oleh kedua pihak akibat alotnya pertentangan  kelompok Pentagon dibawah komando Menteri Petahanan Ashton Carter. 

Sesungguhnya apapun alasan AS membentuk, mendanai, melatih dan menyokong sebuah pergerakan harus kita hormati karena itu adalah bentuk kebijakan politik luar negeri AS dan tentu saja untuk melindungi kepentingan AS dan juga kroni dekat alias konco - konco AS seperti Israel dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun