Di sisi lain tujuan pengayoman napi dilaksanakan oleh setiap LP sebagian kecil telah ada dampaknya untuk napi tapi masih banyak juga napi yang tidak diterima lagi dengan baik dalam masyarakat bahkan oleh keluarganya sendiri seperti pengalaman salah satu napi ini, ia menulis sebuah komentar lama berikut ini :
"pa,maaf saya mantan napi tahun 2007 silam sampi sekarang saya ingin bertobat tapi tida punya jalan dan tempat tinggal karna kelakuan saya yang sudah lampau membuat keluargaku menjauh dan ta mau mengakuiku lagi sebagai keluarga, jadi saya mohon solusinya kemana saya harus memperbaiki diri saya ini, adakah yayasan yang mau menerima saya?" tulisnya pada sumber sama di atas.
Jadi apa maksud dan tujuan pengayoman dan pembinaan dalam lapas kalau hanya sekadar basa-basi menahan orang bertahun-tahun, lalu dibiarkan bagaikan ikan teri berjejer saling tumpang tindih. Kondisi lapas mau naman atau tidak diserahkan kepada napi. Napi kakap bisa mengatasi masalah dengan berkorban belasan hingga puluhan juta mendandani selnya, tapi napi biasa mau dandan bagaimana? Mau mandi saja air di kamar mandi tak ada..
Kelihatannya DPR harus fokus ke sini. Tak usah khwatir dengan penjara. jangan mengira membangun penjara sama dengan bikin kerangkeng buat diri sendiri, jangan berperasaan negatif begitu meskipun trauma juga lihat teman-teman anggota dewan beberapa orang sudah "goool" ke sana, sebab masih lebih banyak anggota dewan yang istiqamah punya integritas sanggup menolak godaan syaiton terkutuk, bukan? Jadi memberi perhatian terhadap anggaran bangun penjara atau lapas jangan mengira sama dengan bunuh diri.
Semoga pihak terkait dengan tanggung jawab pembinaan Napi jangan merendahkan posisi LP atau lapas, Tidak perduli dengan kondisi lapas sudah sesak bin padat luber di mana-mana saat ini sama dengan membiarkan napi biasa-biasa akan menjadi korban aneka kekerasan di dalam LP, sementara napi kakap, bonafide dan berjuis bisa menikmati masa pembinaannya dengan riang gembira kemana-mana bahkan hingga ke luar LP.
Bagaimana jika terjadi bang Napi ramai-ramai lompat pagar tak tahan dengan kondisi lapas, sarang pemerasan, penyakit dan narkoba. Mau salahkan petugas lapas dan kemenhukham? Padahal petinggi-petinggi berkompeten tak menganggap penting posisi LP. jangan salahkan bang napi jika mereka katakan, " Maka dari itu waspadalah, waspadalah..!!! hehehee.
Salam Kompasiana,
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H