Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasib Kurdi Suriah: Korban AS, Pan Arabia atau Over Dosis Percaya Diri

30 Agustus 2016   11:45 Diperbarui: 30 Agustus 2016   23:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar lihat sesuai dengan abjad. A, B, C dan D. Dok. Abanggeutanyo

Beberapa pengamat termasuk politisi PYD kini -mungkin- mulai sadar posisi mereka tak lebih sebagai kuda tunggangan AS bertempur melawan ISIS. Mungkin lain lagi dalam pandangan dari sisi AS. Sikap anti klimaks dialami SDF/YPG itu adalah akibat terlalu percaya diri sehingga meremehkan dampaknya terhadap lawan dan kepentingan kawan.

Dalam pandangan Arab mungkin saja ada semacam penilaian minor bahwa SDF/YPG mengambil keuntungan saat kondisi lawan terjepit oleh faktor lain seperti dialami SAA di Al-Hasaqah dan PKK di Qamishli. Saat itu SAA sedang berjibaku mati-matian menghadapi FSA di Aleppo dan ISIS di Deir Ezzor dan lain - lain tempat YPG mengambil keuntungan tanpa ampun. Padahal sikap SAA terhadap SDF/YPG kontras sekali dengan menunda fron baru dengan SDF/YPG karena sedang fokus pada fron lebih utama melawan ISIS dan FSA meski SDF mengambil keuntungan. 

Dalam pandangan pengamat sejarah sikap SDF/YPG adalah bentuk baru egoisme klasik Kurdi Suriah terhadap pemerintah berkuasa. Pada masa PD-1 dan 2 Turki dan Suriah pernah merasakan apa yang mereka sebut sebagai pengkhianatan Kurdi Suriah dalam perang melawan musuh-musuh masing-masing. 

Dalam pandangan barat "kutukan" tehadap Kurdi masih dipertahankan. Entah itu sebagai bentuk tidak nyata hukuman abadi Eropa menistakan Kurdi dengan sosok pejuang legendaris Sultan Saladin atau Salahuddin al-Ayyubi "singa padang pasir" paling masyhur dan menggetarkan kawan dan lawan pada masa perang Salib ratusan tahun silam. Kondisi Kurdi saat ini menjadi semacam taktik Eropa memperlihatkan pada dunia betapa malangnya sebuah negeri pernah meraih kejaaan gemilang pada masa perang Salib dahulu.

Dan ini juga sebuah kemungkinan dalam pandangan Pan Arabia terhadap Kurdi. Tidak ada tempat merdeka untuk Kurdi Suriah di mata Pan Arabia. Boleh medeka untuk FSA tapi tidak untuk Kurdi, mungkin begitu semangat pan Arabia menyikapi siasat Kurdi sekaligus memberi pesan  bahwa semangat Kurdi tak akan membuahkan hasil JIKA tidak mampu merangkul kekuatan besar dunia terutama merangkul kekuatan geopolitik di kawasan timur tengah. 

Tak heran ofensif Turki ke Suriah tidak terlalu dirisaukan rezim Assad meski mengoyak negerinya sendiri. Kritik dilontarkan pemerintah Suriah pun tergolong normaitf berupa penyesalan pada Turki tidak ada koodinasi dengan Suriah.

Sesungguhnya Turki telah berkoordinasi dengan Suriah melalui Rusia. Dalam lawatan terakhiir Erdogan bertemu Putin di  Moskow pertengahan Agustus lalu tak tertutup kemungkinan Erdogan telah membicrakan rencana taktis Turki menghentikan gelora Kurdi (termasuk Kurdi Suriah) memanfaatkan moementum krisis Suriah meraih kemerdekaan. Di sisi lain momentum itu tinggal menunggu waktu jika upaya menggabungkan Rojava antara Manbij di barat dengan Tall Rifat di timur kini hanya terpaut 45 km terealisir. Tapi apa daya SDF/YPG dipaksa mundur hingga ke Sarrin bagian barat sungai Eufrat banyak meninggalkan korban jiwa  dan luka serius.

Kurdi Suriah mungkin harus putar strategi dengan taktik baru guna menyatukan Kurdi Suriah dari provinsi Al-Hasaqah ke arah povinsi Raqqa meliputi Kurdi timur hingga ke kawasan ibukota Al-Raqqa. Untuk itu SDF/YPG akan diminta AS -sekali lagi- harus mampu menaklukan ganasnya ISIS dalam rencana peta baru jika tetap ingin mendapat dukungan AS demi mewujudkan impian merdeka pada 2017.

Sayangnya saat ini nasib baik belum berpihak pada Kurdi Suriah. Faktanya, dalam kerjasama dengan AS status SDF/YPG mirip kata pepatah lama "Habis manis sepah dibuang.."  

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun