Kota Jarabulus tak behasil direbut SDF dari ISIS karena dikuasai lebih dahulu oleh pasukan Turki dan FSA. Kelompok ISIS tak mampu menghadang laju serangan gencar Turki dan FSA membuat ISIS harus lari atau mundur dari kawasan itu.
Sejumlah kelompok FSA menyatakan mereka tidak akan behenti di Jarabulus saja melainkan akan sampai ke Manbij hingga seluruh kawasan barat sungai Eufrat dibebaskan dari SDF/YPG.
![sdf-kurdi-29-agst-57c4e4047993734f1ea7bf99.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/30/sdf-kurdi-29-agst-57c4e4047993734f1ea7bf99.jpg?t=o&v=555)
Sejauh apa kejujuran AS bekerjasama dengan Kurdi Suriah (PYD)
Atas dasar kondisi dialami SDF/YPG saat ini dan empat prakiraan disebutkan di atas tak salah timbul dugaan tentang sikap tidak terbuka AS terhadap SDF dan YPG atau Kurdi Suriah. Satu sisi AS bersekutu dengan Turki dalam NATO dan mendukung FSA dengan membuat aliansi terpercaaya The New Syrian Army (NSA) atau NSyA. Di sisi lain AS juga membuat koalisi dengan Kurdi Suriah membentuk SDF (The Syrian Democratic Forces). Bukankah hal ini sebuah tanda serius harus diperhitungkan dari awal terutama oleh SDF/YPG?
AS nyata-nyata pernah membela SDF ketika mengancam akan menembak jatuh pesawat Suriah jika menyerang SDF/YPG dan Asayish forces saat pembebasan kota Al-Hasakah berlangsung dua pekan lalu. Pejabat militer AS bahkan melarang SDF/YPG dan Asayish forces melakukan kontak negosiasi dengan Rusia sebut salah satu juru bicara militer SDF beberapa waktu lalu. Tapi kini beda, mengapa pada posisi di Jarabulus AS tidak membela SDF/YPG dan sebalinya tidak memberi warning pada Turki?
Awalnya AS tidak melarang SDF/YPG ekspansi ke arah Al-Baab untuk tujuan penyatuan Rojava, namun tiba-tiba Wapres AS Joe Biden meminta SDF/YPG mundur dari kawasan timur sungai Eufrat (berarti termasuk juga kawasan kota Manbij) dan membatalkan merebut Jarabulus. AS mengancam akan menghentikan dukungan pada SDF/YPG jika tidak patuh pada permintaan tersebut.
Kurdish forces “must move back across the Euphrates River,” sebut tuan Biden. “They cannot, will not, under any circumstance get American support if they do not keep that commitment.” ujarnya. Sumber : rudaw.net pada 24 Agustus lalu. Ironis sekali, mengapa pilihan itu tidak ada saat SDF menghadapi SAA dalam pembebasan kota Al-Hasakah?
Posisi SDF/YPG pada awal ofensif Turki masih jauh ke kota Jarabulus atau sekitar 10 km lagi ke kota itu tapi tetap menjadi sasaran Turki hingga dipaksa meundur kembali ke kawasan Manbij. Menurut perkiraan posisi di Manbij ini pun tidak akan aman karena Turki dan FSA akan mengejar sampai keluar dari kawasan timur sungai Eufrat. Ironis sekali, mengapa sikap AS pada SDF/YPG dan Asayish forces tidak ada berlaku seperti ketika menghadapi SAA dalam pembebasan kota Al-Hasakah?
Seperti apakah sesungguhnya bentuk komitmen tertuang dalam kejasama antara PYD dengan AS seperti diutarakan Biden di atas? Tidak jelas tentang ini. AS kerap memberi apresiasi pada SDF/PG dengan perhatian serius bahwa SDF/YPG adalah satuan tempur paling kuat dan tangguh untuk melawan ISIS. Beberapa satuan komando AS dengan gagah berani masuk ke kubu SDF memberi bantuan dan pelatihan bikin Turki cemburu dan marah seperti kebakaran jenggot.
Kenyataannya memang ISIS dapat diusir dari Manbij dan posisi ISIS di kawasan Provinsi Raqqa lebih tertekan ke dalam. Akan tetapi apakah kerjasama AS itu sebatas perang melawan ISIS untuk kawasan itu saja ataukah membantu perjuangan SDF secara politis dan militer secara keseluruhan sebagai imbalannya?