Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Republik Arab Suriah Lenyap, Inikah Akan Terjadi Pada Suriah?

11 Agustus 2016   13:45 Diperbarui: 18 Maret 2017   16:00 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara finansial dan militer sampai kapankah Rusia, Iran tetap mendukung pemerintahan Bashar al-Assad? Sampai kapan juga militer rezim Assad mampu bertahan dari multi goncangan lawan - lawan Assad yang terus menanti kapan Assad akan lemah di atas sumbu kekuatannya. 

Seminggu lagi kah, sebulan lagi, setahun lagi atau masih beberapa tahun lagi? Assad bergeming.

Seberapapun lamanya tak penting bagi FSA. Bangkitnya gelora FSA melalui "permainan" apik diperagakan proksi AS semakin terlihat betapa rapi dan terkordinirnya FSA dalam sistim komando, pasokan logistik, distribusi kekuatan, intelijen dan tentu saja peralatan tempur mereka miliki semakin mematikan sejak awal 21 tahun ini. Secara teoritis- kondisi ini- adalah fakta utama FSA telah mampu bertarung sengit melawan mesin perang Assad. 

Proses merebut jengkal demi jengkal wilayah SAA -sebelum menembus blokade SAA di kota Aleppo bagian barat- adalah fakta menghancurkan moral SAA bahwa FSA kini telah mampu bertarung sengit dengan lebih cepat dan mampu menjalankan infiltrasi, ofensif dan defensif dan aneka taktik perang telah dikuasai dengan sangat baik. 

Ada yang menduga, mungkin saja pejuang dalam FSA adalah pasukan khusus dari sejumlah negara asing dalam proksi AS berbaju FSA. Terlalu jauh menduga-duga untuk itu tanpa fakta. Secara teoritis 5 tahun pergolakan Suriah adalah waktu sangat-sangat cukup waktu untuk melatih petempur Suriah dimanapun berada termasuk untuk FSA sehingga mampu melaksanakan aneka taktik dan strategi pertempuran mereka degan efektif dan efisien seperti terlihat saat ini. 

Fakta lain, FSA kini mampu bersimbiosis dengan warga pendukungna dalam eforia membentuk negara baru. Warga pendukung FSA seperti telah kehilangan rasa tak takut untuk mati, mereka tak perduli raungan pesawat tempur, dentuman ledakan missil dan lolongan muntahan peluru dari moncong artileri, meriam dan aneka senjata berat SAA tetap muncul di jalan memberi dukungan dalam segala hal.  

Apa yang diperlihatkan warga pro FSA di kota Aleppo di timur dan di barat sangat kontras dengan sikap warga Aleppo di Utara dan Selatan pada SAA terlihat lebih kalem. Warga di utara dan selatan Aleppo entah antipati entah antusias kesannya tak bersemangat memberi dukungan apalagi bersimbiosis seperti diperlihatkan warga tetangga mereka di barat dan timur pada FSA.

Melihat aneka perkembangan positif diraih FSA sebulan terakhir kelihatannya FSA akan mewujudkan impian atau cita-cita mereka terbebas dari tiranis pemerintah rezim Assad. JIKA SAA mampu dikalahkan pada dua atau tiga front utama lain bisa jadi FSA akan keluar sebagai pemenang melawan SAA rezim Suriah. Beberapa front utama dimaksud adalah : Merebut seluruh kota Aleppo sekaligus menguasai pvovinsi Aleppo dan menang di perbatasan Suriah- Turki khususna bagian utara provinsi Idlib. Merebut sebagian Hama, sebagian Swaida dan sebagian Homs dalam upaya menggabung daerah "tercecer" di seluruh Suriah saat ini.

Meski demikian  pencapaian mungkin akan diraih FSA tidak akan mudah membebaskan seluruh Suriah menjadi negara Suriah baru dalam satu teritorial kekuasaannya sebagai Suriah Baru, karena: 

1. Akan ada wilayah "abu-abu" sisa pro rezim Assad di sekitar kota Damaskus, Tarsus dan di beberapa provinsi Damaskus, Darraa,  As-Swayda dan lainnya.

Sama sulitnya seperti SAA melakukan peredaman terhadap FSA di seluruh Suriah saat ini,  Pemerintah baru Suriah dukungan FSA berkuasa nanti akan kesulitan menjinakkan beberapa kantong klandestin sisa loyalis Assad bertahan secara terbuka maupun di bawah tanah. Sebut saja mereka adalah sisa SAA dan sejumlah milisi Suriah pro rezim Assad. Mereka akan terkonsentrasi di wilayah kota Damascus, provinsi Darra dan Lattakia serta sedikit saja di lokasi lain berdekatan lokasi tersebut. 

2. Ada wilayah dikuasai kelompok Kurdi Suriah di perbatasan Suriah dan Turki, dari Afrin di barat hingga ke Al-Malikiah di timur. Diantara wilayah itu ada 1 kantong kecil dikuasai FSA di kota Az'az. Jika YPG ingin menghubungkan Rojava dari barat ke timur menjadi sebuah federasi Rojava maka YPG harus dapat membebaskan Az'as dari FSA. Itu artinya YPG harus berperang dengan FSA, 

Jika YPG mengabaikan posisi kantong FSA di kota Afrin untuk sementara atau selamanya, wilayah itu tidak akan bemanfaat bagi FSA karena kota itu terkepung oleh wilayah ISIS dan SAA. Ekspektasi ke depan wilayah FSA ini berpotensi menjadi kantong khusus kepentingan Turki, sebut saja misalnya sebagai daerah otonomi Turki di Suriah.

Persaingan akan semakin tajam. FSA akan dibantu Turki sementara YPG tidak beharap pada rusia sebab khawatir AS murka pada YPG. Oleh karena itu perang YPG dan FSA akan sangat keras. Belum lagi sebuah wilayah YPG di Aleppo timur telah lama dihuni oleh warga Kurdi Suriah juga tidak akan mudah dilepaskan ke FSA begitu saja. Jika Pemerintahan baru Suriah ingin mencaplok wilayah ini tentu akan mendapat perlawanan keras YPG. Dengan demikian besar sekali potensi perang susulan di Suriah setelah FSA melumpuhkan rezim Assad.

3. Ada wilayah dikuasi ISIS terutama di Povinsi Deir Ezzor dan Provinsi raqqa ke arah perbatasan Suriah dan Irak. Jika pemerintahan Suriah baru nanti ingin melepaskan cengkeraman ISIS pasti akan menghadapi perlawanan hebat seperti ISIS mempertahankan kota Manbij dari SDF/YPG dukungan AS meskipun wilayah tersisa dikuasai ISIS kini tinggal seukuran 4 kawasan Stadion Senayan Jakarta. ISIS pasti akan akan jadi lawan berat  FSA. Dalam masa konflik SAA-FSA kelompok ISIS telah ambil kesempatan memperkuat posisi dengan membangun lorong tikus, terowongan, suplai persenjataan dan memperkuat logistik untuk masa perang mereka hadapi.

Atas dasar gambaran di atas, apabila pemerintahan baru Suriah mewarisi negeri kacau balau ini kemungkinan besar Turki berperan sebagai penengah dalam kekacauan baru. Selanjutnya Turki bisa membuat kebijakan "sementara" wilayah kekuasaan FSA akan menjadi bagian otonomi khusus Turki meliputi seluruh provinsi Idlib. Aleppo, Hom, Hama dan sebagian kecil Latakia.

Kehadiran dan campur tangan kental Turki dalam pemerintahan baru FSA membuat negara lain "cemburu" lantas memperkuat  kembali lawan FSA lainnya sehingga proses damai Suriah kembali kisruh kembali. Pada akhirnya PBB dan negara besar mengerucutkan usaha damai Suriah berupa pembentukan tiga negara Suriah baru :

  • Suriah Baru : Seluruh provinsi Aleppo, Idlib, Hama, Homs dan sebagian Latakia dan sebagian As Suwayda  dengan nama republik Islam Suriah
  • Suriah Lama : Meliputi kota Damaskus, seluruh  provinsi Tartus, Darra, Quneitra, sebagaian kecil As-Suwayda. Sebagian provinsi Damsik atau Damaskus dan sebagian besar Latakia
  • Federasi Rojava : Sebagian kecil Idlib, sebagian kecil Provinsi Ar-Raqqah, sebagian besar provinisi Deir Ezzor
  • Sisa wilayah dikuasai ISIS dengan cara klandestin dari bawah tanah terutama di Povinsi Deir Ezzor, sebagian Ar-Raqqa hingga ke perbatasan Suriah-Irak

Kemungkinan di atas akan terjadi JIKA pemerintahan rezim kalah dalam konflik Suriah saat ini terutama kalah melawan FSA. Setidaknya  FSA akan menghadapi tiga dari empat kemungkinan di atas JIKA rezim Suriah musnah; FSA akan menghadapi pertempuran susulan dengan YPG dan ISIS seperti rezim Suriah saat ini dihadapkan pada perang Tri Sula tiga mata tombak saling berhadapan serentak  melawan musuh mereka istilahkan sebagai "Teroris" pada ISIS dan FSA.

Sanggupkah FSA menghentikan ISIS dan YPG secara terpisah atau sekaligus ketika Republik Suriah telah terhapus dari peta. AS saja perlu waktu lama dan dana serta tenaga besar melumpuhkan ISIS. Semetara itu YPG diakui dunia dianggap sebagai kekuatan paling tangguh saat ini melumpuhkan ISIS juga menghadapi lawan berat ISIS. Jika salah satu apalagi  dua kekuatan itu menjadi lawan FSA nanti akan seperti apakah nasib republik baru  dukungan FSA nanti?

Pertanyaan itu bukan mengada-ada apalagi bikin keder warga Suriah atau pendukung FSA. Bukan itu maksud pesan akhir tulisan ini. Fakta dalam peta mengajak kita melihat sungguh-sungguh tentang potensi masalah itu ke depan ternyata menyimpan masalah sangat besar. Sanggupkah eforia nasionalisme warga pendukung FSA mengalahkan eforia warga lain dalam ISIS dan YPG nanti? Sama-sama mengumandangkan nilai-nilai dan simbol agama bahkan nama Allah  dikumandangkan dan disebut diamana-mana untuk melumpuhkan sesama hamba Allah juga. 

Semoga AS, Rusia, Turki, Arab Saudi dan Iran serta UE dan PBB memperhatikan hal ini agar rakyat Suriah tidak dipermainkan oleh kondisi mirip dengan anekdot dalam peribahasa lama, "Keluar dari mulut Buaya masuk dalam mulut Harimau." Menyedihkan sekali, bukan?

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun