Beberapa jam setelah kudeta militer terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan gagal mencapai sasaran, pemerintah Turki bereaksi sangat cepat dan keras. Hingga saat ini telah melaksanakan sejumlah aksi "pembersihan" di berbagai struktur organisasi. Atas nama penegakan demokrasi, puluhan kebijakan pembersihan telah dilaksanakan dan menjurus sangat represif. Kebijakan itu adalah serangan balik Erdogan dan pendukungnya pasca kudeta nyaris merenggut kehormatan dan jiwa raga Erdogan yang direncanakan sekelompok militer dan jaringannya anti arogansi Erdogan.
Dibalik aksi pembersihan itu bagaimana sesunggunya kudeta itu terjadi?
Menurut keterangan, 3 Helikopter dengan 25 tentara datang menyerang di Marmaris Hotel. Aksi itu terpaut hanya 15 menit saja setelah ia meninggalkan lokasi tersebut. Kepada CNN Erdogan mengatakan jika saja terlambat 10 menit atau 15 menit meninggalkan lokasi ia sudah dibunuh atau ditangkap, tulis sumber stuff.co.nz edisi 20 Juli 2016.
Menurut sharqforum edisi 22 Juli 2016, Erdogan meninggalkan Hotel Marmaris pukul 01:43 waktu setempat, sementara pasukan pemberontak tiba di hotel tersebut 15 menit kemudian pukul 01:58.
Sumber lain menyebutkan Erdogan meninggalkan Hotel itu setelah mendapat telepon Komandan 1st Army, Umit Dundar 1 jam sebelum kudeta dimulai, Dundar meminta Erdogan segera meninggalkan lokasinya. Pada saat itu Dundar mengatakan kesetiannya pada Erdogan. "You are our legitimate president,” Dundar told Erdogan. “I am at your side, there is a huge coup and the situation is out of control in Ankara. Come to Istanbul and I will secure your access to the roads and accommodations there," sebutnya.
Sebagaimana diketahui kudeta dimulai pada pukul 19:00 waktu setempat ketika Kepala Staf Umum(CGS) Jenderal Hulusi Akar disandera pasukan pemberontak. Jika mengacu pada informasi di atas berarti Erdogan dihubungi Dundar pada pukul 18 atau 1 jam sebelum kudeta dimulai. Secara teoritis Erdogan telah mengetahui aksi kudeta dari Dundar satu jam sebelumnya yakni pada pukul 6 sore atau pukul 18 waktu setempat.
Assumsi lain, mungkin saja Dundar menghubungi Erdogan pada pukul 00.58 atau satu jam sebelum pasukan pemberontak menyerang Hotel Marmaris pukul 01.58 atau sekitar 15 menit setelah Edogan meninggalkan Hotel Marmaris .
Jika mengacu pada informasi tersebut memang sedikit rancu karena salah satu Flight Tracker website menunjukkan pesawat Gulfstream IV milik Edogan justru berangkat dari bandara Dalaman pada pukul 22.40 GMT Jumat malam itu atau pada pukul 01,40 dinihari waktu setempat. Waktu tempuh normal sekitar 1jam 14 menit ke Istanbul Atatürk Airport. Sedikit misterius pada kasus ini adalah, pesawat pribadi Erdogan mendarat di Istanbul pada pukul 03:20, langsung menemui pendukungnya.
Akan tetapi jika mengacu pada beberapa kondisi berikut ini kita akan melihat seperti apa kira-kira misteriusnya kudeta di Turki kali ini. Beberapa kondisi dimaksud adalah:
- Keberangkatan rombongan Erdogan dari Hotel 10-15 menit sebelum pasukan pemberontak tiba dan menyerang hotel Marmaris, pukul 01:43 atau pukul 18 saat dihubungi Dundar. Informasi manakah yang benar?
- Keberangkatan pesawat pribadi Edogan dari bandara Dalaman menuju Istanbul pada pukul 01,40. Mengapa terlalu lama tiba di Istanbul? Mungkinkah Erdogan sudah duluan tiba? Jika duluan tiba mengapa memberi keterangan pers tak sesuai dengan fakta?
- Hubungan telepon Dundar pada Erdogan 1 jam sebelum kudeta dimulai ataukah 1 jam sebelum pasukan pemberontak menyerang Hotel Marmaris. Manakah yang benar? Jika Erdogan mengetahui akan adanya aksi kudeta sejak sore hari mengapa tidak mengambil sikap sejak awal sebelum korban jatuh lebih banyak?
- Waktu tempuh pesawat Gulstream IV dari bandara Dalaman ke Istanbul mengapa sangat lama? Jika Erdogan telah tiba lebih dahulu di Istanbul dengan pesawat lain mengapa tidak segera menemui pendukungnya?
Beberapa hal di atas memperlihatkan betapa jeniusnya Erdogan mengetahui seperti apa sesungguhnya proses Kudeta itu berjalan. Kejeniusan ini makin menjadi-jadi jika ditambah dengan langkah pembersihan massif dan sistematis sejak hari kedua hingga saat ini dan tiga bulan ke depan selama masa darurat militer disetujui Parlemen dimana pemerintah diizinkan melaksanakan operasi penangkapan, penahanan tanpa proses hukum yang kini telah disorot keras Uni Eropa dalam 2 hari terakhir.