Rumor atau issu berita kematian "The Invisible Sheikh"Abu Bakr al-Baghdadi telah lama ada dan bukan kabar baru lagi. Rumor tersebut makin mencuat sejak tahun lalu ketika beberapa media barat melaporkan kematian al-Baghdadi akibat luka serius oleh serangan udara koalisi AS pada 18 Maret 2015.
Informasi senada tentang nasib al-Baghdadi sering tersiar demikian, misalnya laporan CNN pada 13 Oktober 2015 menduga kematian al-Baghdadi ternyata juga tidak akurat.
Isue hangat tentang kematian al-Baghdadi kemarin sempat menjadi laporan top news dunia. Pasalnya, Sumariya TV pertama sekali melaporkan nasib naas dialami al-Baghdadi pada akhir Mei 2016 lalu. Aneka berita dunia lalu gencar memberitakan kondisi pemimpin besar ISIS terluka serius akibat serangan udara AS di sekitar Raqqa setelah Al dengan mengutip sumber Sumariya TV tersebut.
Kemarin 14 Juni 2016 tidak diketahui mengapa media Arab dan Iran serentak menurunkan berita kematian al-Baghdadi. Bahkan In Khabar -salah satu chanel berita berbahasa Urdu, India- menyertakan sebuah video sosok mirip al-Baghdadi tergeletak di atas tanah terbuka dengan pakaian lusuh dan kumal.
Di sisi lain, media barat pertama sekali menurunkan berita kematian al-Baghdadi adalah Western Journalism pada edisi 14 Juni 2016. Dalam laporanna WJ juga mengutip video yang diunggah dari In Khabar memperlihatkan seorang tewas mirip al- Baghdadi. Menurut sumber ini, al-Baghdadi tewas kemarin di pebatasan Irak-Suriah tepatnya di Propinsi Niniveh. Berikut unduhan video dengan judul "ISIS leader Abu Bakr al-Baghdadi is dead," yang dikutip dari WJ :
Media lainnya, Mirror. melaporkan al-Baghdadi tewas akibat bom AS di perbatasan Suriah-Irak pada Jumat lalu atau hari ke lima puasa Ramadan tepatnya pada 10 Juni 2016. Juru bicara koalisi AS,Kolonel Chris Garver mengakui menerima email tentang kematian al-Baghadadi akan tetapi tidak dapat memberi konfirmasi pada saat ini, tulis The Mirror.
Sumber lain, en.farsnews ang edisi pada 14 Juni 2016 mengutip informasi televisi Iokal Irak al-Sumeria TV mengatakan saksi mata membenarkan berita tersebut. Konvoi al-Baghdadi dari Irak menuju Raqqa dihujani bom oleh pesawat tempur AS di perbatasan Suriah dengan Irak, tepatnya 65 kilometer bagian barat dari Nineveh. Al-Baghadadi mengalami luka-luka sangat serius. Konvoi terpaksa kembali ke Nineveh membawa al-Baghdadi ang terluka serius dan ters ke Mosul hingga meninggal dunia di sana, sebut sumbe Iran tersebut .
Sejumlah media berita terkenal Arab, Iran dan Irak dan dunia kemarin hampir serentak meluncurkan informasi yang mereka kutip dari agen berita al-Amaq dan ana.ir. Semuanya hampir senada menulis Abu Bakar al-Bahgdadi tewas pada 10 Juni 2016 akibat serangan udara koalisi pimpinan AS di provinsi Raqqa beberapa hari sebelumnya.
Independent tak salah, selain karena alasan di atas, berita tesebut juga sangat sering meleset juga belum mendapat konfimasi dari AS. Juru bicara koalisi AS, Kolonel Chris Garver mengakui menerima email tentang kematian al-Baghadadi akan tetapi belum dapat memberi informasi seperti disebutkan oleh The Mirror di atas.
Tanda-tanda tewasnya al-Baghdadi kemarin memang sedikit mengherankan. Salah satu yang menarik adalah terjadinya pergerakan masal keluar kota Raqqa oleh milisi asing ISIS. Dari raqqa, agen berita Al-alam melapokan, pada sore hari -atau beberapa jam setelah informasi tewasna al-Baghdadi berkembang- terjadi pergerakan besar jumlah anggota ISIS non Suriah yaitu petempur asing asal Cechnya dan Arab Saudi. Mereka meninggalkan rekan ISIS asal Suriah di kota Raqqa. Menurut informasi en.alalam rombongan pasukan asing ISIS itu pada umumnya bergerak ke luar Raqqa tujuan Irak atau Deir Ezzor Suriah.
Informasi lainnya menyebutkan penguasa di Raqqa melarang anggota ISIS mengakses berita terkini perkembangan perang, bahkan dalam beberapa kasus pemakaian mobilphone atau smartphone dianggap sebagai tindakan mata-mata yang dapat berakibat pada tindakan ekseskusi "the death of pinalty."
Informasi tentang al-Baghdadi memang sangat dirahasiakan jika tak pantas disebut misterius. Sosok al-Baghdadi sangat tertutup terutama 4 tahun terakhir setelah menggantikan pendahuluna Abu Umar al-Baghdadi pada April 2010. Barulah pada 5 Juli 2014 lalu ia mulai tampil terbuka di salah satu Masjid di Mossul, Irak saat menjelaskan kekhalifahannya sebagai Khlifah Ibrahim.
Meski sudah mulai tampil terbuka tidak mudah memperoleh informasi tentang dirinya. Sosoknya bahkan semakin misterius karena tim pengawalan khusus sengaja mengacaukan posisi al-Baghdadi. Dari aneka berita simpang siur atau porpaganda kondisi dan posisi tidak jelas itu diharapkan agar tidak akan mudah menemukan al-Baghdadi -wanted number one AS dengan nilai hadiah 10 juta USD untuk penangkapnya.
Bayangkan, sekali waktu ia dinyatakan terlihat di Sirte Libya, sekali waktu sudah terlihat di salah satu rumah sakit di perbatasan Turki. Lalu entah bagaimana tiba-tiba sudah tiba kembali di Raqqa. Setelah itu sudah terlihat lagi di Mosul, entah melalui jalan pintas seperti apa ia mampu menembus kepungan SAA, SDF, bahkan koalisi AS dan koalisi Rusia. Tak heran bos ISIS yang kabarnya memiliki gudang duit 10 triliun rupiah di kota Raqqa itu pantas disebut "The Invisible Seikh," akibat tingkat penjagaan kerahasiaan dan mobilitasnya sangat rapi.
Wajar saja penjagaan terhadap al-Baghdadi sangat protektif karena berita tentang kematiannya bisa jadi menurunkan moral tempur anggota juga dapat mengacaukan organisasi ISIS. Selain itu memberi perlindungan terhadap pimpinan adalah hal utama oleh setiap negara, bangsa atau organisasi yang memiliki aturan pelayanan dan perlindungan terhadap pemimpinnya.
Jika informasi kematian al-Baghdadi kali ini akurat, sejarah dunia akan menambah kisah perjalanan salah satu anak manusia paling misterius daya tariknya, Anak munusia asal Diyala, Samarra Irak akan dicatat dalam lembaran sejarah pernah menjadi pemimpin sebuah organisasi terkuat paling militan yang penah ada dalam sejarah manusia modern. Dia akan melengkapi beberapa kisah tokoh militan masa abad petengahan atau abad tempo "doeloe" yang diperankan oleh berbagai tokoh kejam, bengis, sadis dan ambisius dibalik sisi kebaikan yang tidak kita ketahui, sebut saja Jenghis Khan, atau tokoh lainnya yang kejam tapi mungkin juga ada sisi baiknya.
Apabila Abu Bakr al-Baghdadi meninggal dunia, sistim penggantinya pun telah ditetapkan oleh tim khusus aitu The Shura Council dan The Sharia Council. Dua Serangkai ini saling melengkapi dalam stuktur kepemimpinan ISIS. Komisi Sharia betugas mencari calon khalifah paling kuat sesuai sariat dan memenuhi beberapa kemampuan intelejensi serta kapasitas lainnya dari calon khalifah. Calon tesebut diserahkan pada komisi Shura untuk dipetimbangkan oleh tim paling powerful kepercayaan al-Bagdadi yang beranggota tujuh orang saja.
Berdasakan infomasi lama, calon terkuat pengganti al-Baghdadi yang mencuat pada 2014 adalah Abu Ali al-Anbari (deputy of Syria) dan Abu Muslim al-Turkmani (deputy of Iraq). Mungkin keduanya masih selamat, Akan tetapi infomasi christianpost.com pada edisi 24 April 2015 menyebutkan calon terkuat pengganti al-Baghdadi adalah Abu Alaa Afi, seorang guru Fisika di Irak.
"Hisham al Hashimi, an Iraqi government adviser, told Newsweek earlier this week that al-Baghdadi was wounded back in March, and is unable to carry out his day-to-day duties. He said that Abu Alaa Afri has been selected to stand in as his replacement, and could take over permanently if al-Baghdadi dies." sebut sumber tersebut.
Entah benar atau justru ada calon lain lebih powerful pengganti al-Baghdadi, yang jelas siapapun penggantinya akan mengemban tanggung jawab amat berat, yaitu mengahadapi keroyokan koalisi AS dan koalisi Rusia selain itu juga harus mempertanggung jawabkan amanah sebagai manusia yang telah diberikan oleh Tuhan pencipta alam semesta, sama seperti yang telah diberikan Nya pada seluruh ummat manusia lainnya di atas muka bumi ini.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H