Tak salah kehadiran ISIS membuat fokus pelawanan pemberontak melawan rezim Assad jadi terpecah-belah sehingga wajar juga timbul dugaan seolah-olah ISIS diciptakan oleh rezim Suriah. Padahal, dalam kenyataannya rezim Assad sendiri justru paling banyak menjadi korban keganasan ISIS.
Perang belum usai, ISIS pun belum tentu mengalami kekalahan seperti diperkirakan oleh pengamat. Akan tetapi melihat pada fakta terjadi atau sedang berkembang saat ini tentang hilangnya wilayah kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah sangat signifikan wajar ekspektasi banyak pengamat menduga ISIS akan kalah dalam Perang Suriah.
Seperti apakah nasib perjuangan ISIS selepas Perang Suriah? Beberapa hal mungkin terjadi adalah:
- ISIS akan memindahkan strateginya dengan meneror kembali negara-negara dianggap telah "berkhianat" akibat meninggalkannya saat mulai terjepit di titik antiklimaks perjuangannya. Intensitas serangan bom bunuh diri dan pembunuhan terhadap petinggi negara dianggap mengkhianati perjuangannya akan meningkat. Meski belum dapat dipastikan kebenarannya, serangan di Orlando AS 12 Juni lalu oleh Omar Mateen diakui ISIS telah disiapkan dalam tiga hari, bisa jadi salah satu fakta berkaitan dengan ekspektasi tersebut.
- Untuk tujuan tertentu ISIS akan berbalik arah membantu salah satu musuhnya menjadi mitra walau untuk sementara waktu
- ISIS akan menciptakan perang antaretnis atau konflik kumunal baru di kawasan Tiimur Tengah dengan teknik flaged
- Al-Qaeda akan mengeksekusi petinggi-petinggi utama ISIS dan menetapkan ISIS sebagai rival utama
- Dalam satu dekade ke depan, penerus ideologi ISIS akan mengganti nama organisasi tersebut menjadi organisasi baru dengan format blue print bisnis di balik perang etnis. Bagaimana mendapatkan pemasukan dana besar di balik issue sektarian di negara-negara lain yang secara militer dan persatuan bangsanya sangat lemah.
Siapakah negara-negara dimaksud tersebut? Semoga negara dan bangsa kita tidak termasuk di dalamnya.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H