Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tarif Listik Termurah Sedunia di Gayo Lues Aceh, Solusi Krisis Listrik

30 Mei 2016   04:55 Diperbarui: 4 April 2017   17:45 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika diperlukan kapasitas lebih besar tentu tinggal mencari solosi pada tiga komponen pendukung utama PLMTH, yakni : Air, Turbin dan Generator yang lebih besar, kuat dan berkualitas namun tetap efisien dan tentu saja harus ramah lingkungan.

Masih mahalkah tarif Rp 1.000 per KWH? Mungkin saja masih ada merasa mahal bahkan masih ada yang menilai seharusnya gratis saja sekalian, "biar adil dan sejahtera," hehehehehee... 

Tapi tunggu dulu, bandingkan saja lebih dahulu dengan harga atau tarif resmi PLN per Mei 2016 pada daftar harga di bawah ini, masih mahalkah tarif listrik made in Galus? Lalu, simak saja tarif dasar lisrtik di beberapa negara berikut. Di luar kaitannya dengan faktor pendapatan per kapita rata-rata, tarif listrik Indonesia masih jauh lebih murah dibanding negara lain meskIpun ternyata masih ada lebih murah lagi yaitu tarif listrik Galus.

pln-vs-ln-ok-ok-574b59f4319773ad0cf998df.jpg
pln-vs-ln-ok-ok-574b59f4319773ad0cf998df.jpg
Kabupaten Galus mampu membuat energi listik lebih murah dengan MODAL yang murah karena tidak mengenakan beban investasi mesin berharga miliaran rupiah pada HPP listrik nya, bukan? Tabel berikut terlihat tarif listrik di Italia paling mahal di dunia dengan harga 15 sen USD per KWH,

Tentu saja beda kelas alias tak pantas membandingkan listrik buatan Galus dengan buatan PLN terutama dari sisi modal invenstasi, biaya perawatan, kapasitas, pelayanan, jumlah SDM dan tingkat keamanannya. 

Tujuan pebandingan ini setidaknya untuk menyampaikan pesan sekaligus memotivasi, mengapa PLMTH tidak dikembangkan lebih serius di setiap kabupaten atau Propinsi saja untuk memenuhi kapasitas standard kebutuhan daerahnya saja. Tak penting menghadirkan mesin bemodal puluhanan miliar rentan lahan empuk untuk tikus-tikus koruptor. Apalagi tenyata mesinnya bekas pakai, KW 3 lagi, buatan negara jagoan produksi barang palsu. Tak terhitung tingkat kerugian negara untuk gaya-gayaan seperti itu rasanya.  

Jadi akan sangat Ironis jika pembangkit listrik seperti di Galus ini kurang diminati untuk ditingkatkan kapasitas dan kemampuannya oleh PLN. Padahal kabupaten Galus selain telah membuktikan dapat mengatasi masalah listrik -meski dalam ruang lebih sempit dan kapasitas sangat kecil- juga telah mencetak rekor penghasil listrik dengan tarif termurah sedunia.

Tertarikkah Anda dengan Gayo Lues? Siapa tahu berminat, silahkan berkunjung ke sana, banyak kekayaan belum dioptimalkan dari dalam bumi Negeri Seribu Bukit,  milik kita,, sebelum dicuri kapitalis dari "sana," hehehehheehe.......

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun