Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tarif Listik Termurah Sedunia di Gayo Lues Aceh, Solusi Krisis Listrik

30 Mei 2016   04:55 Diperbarui: 4 April 2017   17:45 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PLMTH Gayo Lues, Aceh

Di sisi lain, ada juga pihak yang melirik energi PLMTH itu yaitu pemerintah daerah Kabupaten Gayo Lues, sebuah kabupaten baru lahir pada 10 April 2002 lalu, hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tenggara.

Berpenduduk tak sampai 100 ribu jiwa diatas lahan seluas 5.719 km2, Gayo Lues (Galus) memiliki 11 kecamatan. Dapat dibayangkan tingkat kepadatan kabupaten yang dianugerahi alam wisata Gunung Lauser menawan dan beriklim lebih dingin ini sehingga dijuluki Negeri Seribu Bukit, sangat lengang, kepadatanya hanya 13,91 jiwa/km2 saja.

Tapi apa yang dihasilkan di sana? Selain pertambangan Timah, Emas dan Pasir juga pencetak hasil perkebunan komoditi ekspor antara lain Kopi Gayo, Nilam dan Serai wangi dan lain-lain. 

Di samping tentu saja menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan topik sedang kita bahas pada tulisan ini, yakni penghasil listrik tenaga air ukuran miko atau PLMTH. 

Dari 11 kecamatan di Kabupaten Galus ternyata menghasilkan 18 pembangkit listrik energi PLMTH. Tidak salah tulis, delapan belas PLMTH Seluruh PLMTH itu menghasilkan listrik 2.808 KW. Konsumsi untuk warganya sendiri kelihatannya sudah kelebihan sehingga pemda Galus menjual kelebihan energinya ke PLN sebesar 720 kilo watt.

Berapa harga jual per KW per jam atau KWH untuk warganya? Jangan kaget, cuma Rp 1.000 per 24 jam sehari semalam dengan kata lain hanya tidak sampai 1 sen US dolar, Sementara itu untuk tarif bulanan, hanya Rp 30.000 per bulannya. Dari penjualan listrik ke warga pada 2015 lalu menghasilkan PAD sebesar 1 miliar rupiah. Meski masih kecil, target pemda Galus tahun ini menghasilkan PAD sebesar 1,5 miliar rupiah dari jual listrik PLTMH.

Produksi listik PLMTH di Galus telah berjalan sejak 2015. Menurut informasi dikutip dari portalsatu harga jual ke warga tergantung pemakaian dan kebutuhan. Pemakaian sebesar 2 amper dikenakan tarif Rp 30.000/bulan, 4 amper Rp 60.000/bulan, dan 6 amper Rp.75.000/bulan. Tarif itu pun masih ada garansinya,"Apabila padam selama 12 jam, maka biaya dipotong Rp.1,000," tulis sumber tersebut.

Ibnu Hasim, Bupati Galus yang mengisi acara pada seminar Internasional Aceh Comitment For Climate Change Impact and Challenge di Hotel Hermes Palace, BandaAceh, Kamis (26/5) lalu menjelaskan, seluruh 18 pembangkit listrik energi PLMTH didaerahnya dapat menghemat biaya pemakaian solar dari pembangkit diesel sebesar 80 miliar rupiah setahun.

Menurut Bupati Ibnu Hasim, target daerahnya pada 2016 ini adalah menyelesaikan PLMTH berkapasitas 1000 kilo watt. Dan target ekstrim pada 2017 menutup total mesin-mesin pembangkit disel tua milik PLN di seluruh Galus dan membebaskan 100 persen warganya ketergantungan pada listrik PLN.

Apa yang terjadi di atas sesungguhnya adalah fakta dan inovasi, jika bersungguh-sungguh dan serius cara mengatasi krisis listrik. Meski tidak seratus persen setidaknya sebagian masalah listrik akan mampu diatasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun