Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jawaban AS untuk Rusia, 30K Pasukan AS di Suriah, Ubah Kawan Jadi Lawan

28 Mei 2016   03:54 Diperbarui: 29 Mei 2016   14:01 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
It's an oversimplication, especially on the rebel side, but provides a basic idea of who's with who. Source : businessinsider.com

Isu kehadiran pasukan AS di Suriah sebetulnya telah lama muncul terutama sejak usia perang Suriah masuk tahun ke tiga. Akan tetapi masuknya tentara AS secara nyata ke Suriah mulai diketahui umum pada 4 Juli 2014  ketika 20 pasukan komando Delta Force terlibat dalam misi rahasia penyelamatan wartawan James Foley di sekitar Uqayrishah, Raqqa. 

Sebagaimana diketahui bersama misi yang disiapkan sebagai "kado" ultah hari kemerdekaan AS itu berakhir gagal, James Foley akhirnya dipenggal pada 22 Agustus 2014. Misi tersebut diduga "bocor" sehingga ISIS memindahkan lebih dahulu sandera AS itu sehari sebelumnya. Selain itu, dua anggota pasukan komando -termasuk 1 dari Jordania- pada misi tersebut mengalami luka tembak meski sejumlah ISIS juga tewas.

Tekanan dari sejumlah negara sahabat AS anti rezim Suriah datang bertubi-tubi meminta AS ikut andil dalam mengakhiri perang Suriah atas nama perang melawan ISIS. Meski sejumlah pejabat dan petinggi militer dan intelijen AS berharap AS ikut andil dalam krisis Suriah namun tekanan di parlemen AS tidak menyetujui hadirnya pasukan darat AS di Suriah karena warga AS pada umumnya tidak setuju AS terlibat dalam perang yang tidak telalu penting untuk AS,

Demontrasi kecil-kecilan mengingatkan agar AS tidak terlibat dalam perang Suriah kerap terjadi di sejumlah kota besar AS. Menurut informasi VOA edisi 6 September 2013 menulis "Meskipun jumlah demonstran anti perang relatif kecil, pandangan-pandangan mereka tampak mewakili pendapat mayoritas. Dalam survei baru-baru ini  (saat itu -red) 60 persen warga Amerika mengatakan Amerika seharusnya tidak melakukan intervensi di Suriah."

Posisi AS dilematis, tidak lama setelah pasukan komando Delta Force dalam operasi rahasia pembebasan tujuh puluh sandera pada 24 Oktober 2015, mengalami kegagalan dan  Joshua L. Wheeler, salah satu pasukan komando AS tewas dalam misi tersebut, keinginan AS ikut campur langsung dalam masalah Suriah makin membara.  Aksi AS seperti menunggu waktu saja apalagi setelah menyaksikan pengaruh tentara darat Rusia membantu pasukan rezim di beberapa front Suriah  kian terlihat betapa gelisahnya AS.

Ganasnya aksi tentara rezim Suriah dukungan Rusia merebut satu persatu wilayah dari ISIS bahkan dari pemberontak Suriah sekaligus menghancurkan ISIS dan lawan-lawan lainnya bagaikan pil pahit bagi AS. Apalagi melihat permainan trik dan intrik Rusia menempatkan Vladimir Putin bagaikan di "atas angin" dipuja dunia paling konsekuen menghabiskan ISIS, AS hampir tak sabar rasanya menjalankan implementasi kartu jokernya, yakni "Plan B," melatih dan mempersenjatai pemberontak moderat anti ezim Suriah, apabila gencatan senjata yang disepakati bersama Rusia gagal terlaksana.

Tak sabar karena sejak Desember 2015 hingga Maret AS - jauh sebelum gencatan senjata diterapkan akhir Pebruari 2016- ternyata telah mengirimkan ribuan ton amunisi dan jenis persenjataan untuk Pejuang Suriah. Entah ditujukan untuk FSA ataukah YPG bahkan SDF, aksi AS tersebut dinilai sebagai langkah tidak sabar AS mewujudkan Plan B untuk strategi kepentingan AS, setidaknya untuk kepentingan koalisi AS.

Meski demikian kondisinya pejabat AS belum berniat mengirim pasukan daratnya. Bahkan beberapa kali pejabat AS  membantah tuduhan media massa akan mengirimkan pasukan darat ke Suriah, hingga pada akhirnya mengumumkan secara resmi bahwa AS memang akan mengirimkan pasukan darat ke Suriah. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest menyampaikan hal itu pada pers pada 2 Oktober 2015. Sumber : usnews.

Pada 28 Nov 2015 sejumlah kecil pasukan komando AS setidaknya berjumlah 50 personil mulai terlihat di kawasan Kobane untuk melatih dan memperkuat YPG. Meski sempat membuat Turki berang dan menuduh AS mendua hati hal itu tidak melemahkan niat dan sikap AS mengimplementasikan strateginya yang telah lama disiapkan.

Selanjutnya, berdasarkan sumber infowars edisi 25 Februari 2016, seakan mempertegas rencana sebelumnya, Menlu AS, John Kerry mengatakan AS akan menempatkan 15,000 hingga 30,000 pasukannya untuk menjaga zona aman atau zona penyangga di perbatasan Suriah dan Turki. 

Akhirnya sejak 27 April 2016, AS benar-benar mewujudkan rencanananya. Dengan alasan sangat matang -membantu pejuang lokal mengalahkan ISIS- AS mengirimkan 150 dari 400 dalam rombongan tahap pertama ke Suriah, Sebagian besar pasukan telah tiba di kantong pejuang Kurdi Suriah atau The Kurdish People’s Protection Units (YPG) kawasan Rumeilan, bagian utara Suriah. Menurut informasi, penambahan pasukan AS terus terjadi beberapa kali hingga jumlahnya kini diperkirakan oleh media Rusia seribu personil.

Pasukan AS kini mulai beroperasi bersama YPG / SDF menuju Raqqa. Pihak kementerian pertahanan AS tidak menampik foto media Perancis tentang keberadaan pasukan AS di sebuah desa dalam pesiapan menuju fron Raqqa utara. Gambar berikut diambil oleh pers Peancis beidentitas Delil Soeleiman, mempelihatkan posisi pasukan AS di desa Fatisah menggunakan aneka senjata antara lain peluncur granat MK47 kaliber 40 millimeter dan senapan mesin M2 kaliber 50 mm.

http://www.nytimes.com/2016/05/27
http://www.nytimes.com/2016/05/27
Sisi "menarik" kehadiran pasukan darat AS di Suriah?
  1. Melengkapi intervensi AS di udara Suriah Operation Inherent Resolve (OIR) yang telah berjalan sejak 22 September 2015, kehadiran pasukan darat AS secara terbuka menjelang YPG ofensif besar ke ibu kota defakto ISIS di Raqqa pada 19 Mei 2016 lalu  menimbulkan tanda tanya besar. Pasukan AS masuk ketika unit depan YPG tiba di al-Hishah mengalahkan ISIS di sebuah desa terpaut 40 km dari ibukota Raqqa.
  2. Pada 21 Mai 2016, komandan pusat komando pasukan AS  atau U.S. Central Command di Timur Tengah, Jendral Joseph Votel melakukan kunjungan rahasia ke markas YPG untuk misi join ofensif ke Raqqa. Implementasinya, pada 24 Mei 2016 lalu, sejumlah pasukan khusus AS berpakaian tempur YPG telah bergabung dengan unit YPG dalam perjalanan ofensif ke ibukota Raqqa. Gambar dirilis nytimes di atas memperlihatkan sejumlah pasukan khusus AS di desa ketika 25,000 YPG dan 5,000 SDF sedang menyiapkan peralatan tempur sebagai persiapan ofensif ke Raqqa yang masih tetunda hingga saat tulisan ini dibuat.  
  3. Jika nanti AS menempatkan 15,000 pasukan khususnya -apalagi 30,000 orang- ini artinya AS akan berhadapan dengan pasukan darat Suriah dan Rusia. Potensi gesekan antara pasukan koalisi AS dan koalisi Rusia akan semakin terbuka lebar.
  4. Meski di atas kertas AS dan Rusia sama-sama saling menghargai dan berperan peting  dalam proses damai Suriah akan tetapi AS tidak terbuka pada Rusia. Lihat saja penyataan AS tidak akan memberi tahukan rencana penempatan pasukannya di Suriah, tapi memberi catatan bahwa penempatan itu yang pasti jauh dari zona pangkalan dan area serangan udara Rusia, sebagaimana disampaikan oleh Jendral. Charles Q. Brown, Jr. komandan angkatan udara AS di Central Command.  
  5. pada 27 April 2016, Menlu Rusia, Sergey Lavrov memperlihatkan bukti keterlibatan tentara Turki menyerang pejuang YPG. Berdasarkan data intelijen Rusia, Lavrov menuduh tiga bulan terakhir tentara Turki intensif menyerang YPG. Jika tudingan ini benar maka keputusan AS membantu YPG -meski untuk menumpas ISIS- bisa jadi seperti dua mata pisau sama bahayanya bagi Turki atau untuk YPG sendiri. Katakanlah AS benar-benar serius memebela YPG maka ini adalah pesan sangat serius dan mengecewakan bagi Turki bahwa AS bersiap-siap meninggalkan (Erdogan) Turki demi tujuan strategi geopolitik dan  militernya.

Apa alasan AS sesungguhnya menempatkan pasukan darat di Suriah? Sulit diketahui, namun beberapa alasan lazim diketahui saat ini adalah alasan umum saja, seperti berikut ini :

  1.  AS mengakui gagal dalam membiayai proyek pelatihan untuk belasan ribu pejuang anti rezim Suriah sejak 2014. Kenyataannya sejumlah besar pejuang yang telah dilatih  dan dipersenjatai itu melenceng dari rencana progam senilai 500 juta dolar. Oleh karenanya AS menilai akan lebih efisien mendukung secara langsung pemberontak terkuat di Suriah, Dalam hal ini YPG dianggap salah satu paling kuat dan paling terpercaya melawan rezim Assad.
  2. Mereduksi serangan udara massif Rusia di Aleppo dituding koalisi AS telah memakan korban pihak sipil sangat banyak. 
  3. AS merasa perlu terlibat lebih jauh setelah melihat Rusia telibat lebih dalam memperkuat posisi rezim Assad di berbagai fron Suriah. 
  4. Menjaga zona penyangga  dan mereduksi ISIS dari zona penangga atau zona aman perbatasan Turki-Suriah
  5. Menjaga gelombang migrasi waga Suriah tidak eksodus ke Eropa
  6. AS bekepentingan pada YPG membangun pangkalan udaranya di wilayah utara Suriah untuk mengimbangi kekuatan pangkalan udara Rusia di Hmeymim dan pangkalan laut Rusia di Tarsus. Provinsi Latakia.

Entah apa sesungguhnya dibalik alasan umum tersebut di atas, yang jelas pasukan darat AS kini benar-benar sudah hadir di Suriah. Meski banyak pihak dari negara sahabat meminta bantuan AS namun di negara sendiri tekanan warga dan konges AS meminta AS TIDAK terlibat dalam pertempuran darat di Suriah karena selain berisiko tinggi juga tidak ada relevansinya bagi kepentingan AS.

Penolakan itu sangat beralasan meski "phobia Vietnam" jilid 2 mungkin sesuatu yang dibesar-besarkan, apalagi mengacu pada peringatan Rusia bahwa kehadiran pasukan darat AS adalah keputusan yang salah dan amat berisiko, mungkin itu sangat menggelikan untuk ukuran nalar AS. Namun demikian tak salah AS mempertimbangkan pandangan rakyat AS pada umumnya sesuai sumber VOA di atas.

Dok abanggeutanyo
Dok abanggeutanyo
Akibat rencana besar AS tersebut bisa jadi peta aliansi teman dan lawan dalam perang Suriah akan berubah kembali yaitu :
  • Memindahkan kantong-kantong kekuatan ISIS dan pemberontak FSA dari Latakia, Deir Ezzor dan Idlib ke ke povinsi Damaskus,
  • Turki akan mengehentikan serangan terhadap YPG
  • YPG dan PKK akan pecah sendirinya akibat peran double standard AS lebih percaya pada YPG ketimbang PKK di Tuki yang telah di cap teroris.
  • Meski AS hanya membantu YPG tetapi bagi Turki itu adalah sebuah sindiran karena strategi zona penyangganya bisa hancur setidaknya tidak akan efektif sementara waktu
  • Kantong kekuasaan YPG dari al-Malikiah hingga Akpina di Afrin yang kini teputus oleh zona penyangga tepatnya antara Azas dan Manbij akan terhubungkan.
  • Jika Raqqa mampu ditaklukkan dan dikuasai koalisi AS, YPG dan SDF maka koalisi Rusia akan menemukan lawan baru, YPG yang selama ini saling membantu menghancurkan ISIS apa daya demi kepentingan tertentu menjadi lawan baru setidaknya untuk sementara waktu
  •  YPG menguasai kantong lebih luas dari Al-Kasan di al-Malikiah di  hingga Akpina di Afrin hingga masuk ke Raqqa.
  • Turki dan Rusia akan membentuk kerjasama baru menghalangi Kurdi Merdeka
  • ISIS dan Rusia - Suriah akan membentuk kerjasama baru
  • Al-Qaeda dan ISIS akan bekerjasama dengan Rusia dan Turki

Saat tulisan ini dibuat, BBC meluncurkan berita dengan judul "Turkey anger over US commando photos." Turki sangat marah. Menlu Turki menyebut AS bermuka dua. "Turkish Foreign Minister Mevlut Cavusoglu called the US two-faced and said the practice was unacceptable." Sumber : BBC.

Mungkin saja ini adalah salah satu bentuk akan berubahnya peta kawan dan lawan dalam perang Suriah akibat hadirnya pasukan darat AS yang dimaksudkan pada tulisan ini. 

Terlalu dinikah memprediksi hasil akhir perang Suriah akibat terlalu cemas pada kehadiran pasukan darat AS di Suiah? Semoga tidak, meski prediksi akan terpecahnya Suriah ke dalam tiga wilayah negara baru (Suriah lama, Suriah baru dan Kurdi Suriah) telah diprediksi oleh banyak pengamat bakal terjadi. Jika itu terjadi maka pemenang terbesarnya adalah Kurdi Suriah karena  selain akan merdeka juga akan banyak menguasai ladang minyak dibanding FSA dengan ladang minyak terbatas di Idlib. 

Kompleksnya perang Suriah telah diakui banyak pengamat dan media massa. Tak jelas dimana kawan dan musuh abadi dalam sebuah peperangan seperti Suriah. Kehadiran pasukan darat AS dalam perang Suriah tampaknya akan membuktikan teori tersebut.

Salam kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun