Pasukan AS kini mulai beroperasi bersama YPG / SDF menuju Raqqa. Pihak kementerian pertahanan AS tidak menampik foto media Perancis tentang keberadaan pasukan AS di sebuah desa dalam pesiapan menuju fron Raqqa utara. Gambar berikut diambil oleh pers Peancis beidentitas Delil Soeleiman, mempelihatkan posisi pasukan AS di desa Fatisah menggunakan aneka senjata antara lain peluncur granat MK47 kaliber 40 millimeter dan senapan mesin M2 kaliber 50 mm.
- Melengkapi intervensi AS di udara Suriah Operation Inherent Resolve (OIR) yang telah berjalan sejak 22 September 2015, kehadiran pasukan darat AS secara terbuka menjelang YPG ofensif besar ke ibu kota defakto ISIS di Raqqa pada 19 Mei 2016 lalu menimbulkan tanda tanya besar. Pasukan AS masuk ketika unit depan YPG tiba di al-Hishah mengalahkan ISIS di sebuah desa terpaut 40 km dari ibukota Raqqa.
- Pada 21 Mai 2016, komandan pusat komando pasukan AS atau U.S. Central Command di Timur Tengah, Jendral Joseph Votel melakukan kunjungan rahasia ke markas YPG untuk misi join ofensif ke Raqqa. Implementasinya, pada 24 Mei 2016 lalu, sejumlah pasukan khusus AS berpakaian tempur YPG telah bergabung dengan unit YPG dalam perjalanan ofensif ke ibukota Raqqa. Gambar dirilis nytimes di atas memperlihatkan sejumlah pasukan khusus AS di desa ketika 25,000 YPG dan 5,000 SDF sedang menyiapkan peralatan tempur sebagai persiapan ofensif ke Raqqa yang masih tetunda hingga saat tulisan ini dibuat.
- Jika nanti AS menempatkan 15,000 pasukan khususnya -apalagi 30,000 orang- ini artinya AS akan berhadapan dengan pasukan darat Suriah dan Rusia. Potensi gesekan antara pasukan koalisi AS dan koalisi Rusia akan semakin terbuka lebar.
- Meski di atas kertas AS dan Rusia sama-sama saling menghargai dan berperan peting dalam proses damai Suriah akan tetapi AS tidak terbuka pada Rusia. Lihat saja penyataan AS tidak akan memberi tahukan rencana penempatan pasukannya di Suriah, tapi memberi catatan bahwa penempatan itu yang pasti jauh dari zona pangkalan dan area serangan udara Rusia, sebagaimana disampaikan oleh Jendral. Charles Q. Brown, Jr. komandan angkatan udara AS di Central Command.
- pada 27 April 2016, Menlu Rusia, Sergey Lavrov memperlihatkan bukti keterlibatan tentara Turki menyerang pejuang YPG. Berdasarkan data intelijen Rusia, Lavrov menuduh tiga bulan terakhir tentara Turki intensif menyerang YPG. Jika tudingan ini benar maka keputusan AS membantu YPG -meski untuk menumpas ISIS- bisa jadi seperti dua mata pisau sama bahayanya bagi Turki atau untuk YPG sendiri. Katakanlah AS benar-benar serius memebela YPG maka ini adalah pesan sangat serius dan mengecewakan bagi Turki bahwa AS bersiap-siap meninggalkan (Erdogan) Turki demi tujuan strategi geopolitik dan militernya.
Apa alasan AS sesungguhnya menempatkan pasukan darat di Suriah? Sulit diketahui, namun beberapa alasan lazim diketahui saat ini adalah alasan umum saja, seperti berikut ini :
- AS mengakui gagal dalam membiayai proyek pelatihan untuk belasan ribu pejuang anti rezim Suriah sejak 2014. Kenyataannya sejumlah besar pejuang yang telah dilatih dan dipersenjatai itu melenceng dari rencana progam senilai 500 juta dolar. Oleh karenanya AS menilai akan lebih efisien mendukung secara langsung pemberontak terkuat di Suriah, Dalam hal ini YPG dianggap salah satu paling kuat dan paling terpercaya melawan rezim Assad.
- Mereduksi serangan udara massif Rusia di Aleppo dituding koalisi AS telah memakan korban pihak sipil sangat banyak.
- AS merasa perlu terlibat lebih jauh setelah melihat Rusia telibat lebih dalam memperkuat posisi rezim Assad di berbagai fron Suriah.
- Menjaga zona penyangga dan mereduksi ISIS dari zona penangga atau zona aman perbatasan Turki-Suriah
- Menjaga gelombang migrasi waga Suriah tidak eksodus ke Eropa
- AS bekepentingan pada YPG membangun pangkalan udaranya di wilayah utara Suriah untuk mengimbangi kekuatan pangkalan udara Rusia di Hmeymim dan pangkalan laut Rusia di Tarsus. Provinsi Latakia.
Entah apa sesungguhnya dibalik alasan umum tersebut di atas, yang jelas pasukan darat AS kini benar-benar sudah hadir di Suriah. Meski banyak pihak dari negara sahabat meminta bantuan AS namun di negara sendiri tekanan warga dan konges AS meminta AS TIDAK terlibat dalam pertempuran darat di Suriah karena selain berisiko tinggi juga tidak ada relevansinya bagi kepentingan AS.
Penolakan itu sangat beralasan meski "phobia Vietnam" jilid 2 mungkin sesuatu yang dibesar-besarkan, apalagi mengacu pada peringatan Rusia bahwa kehadiran pasukan darat AS adalah keputusan yang salah dan amat berisiko, mungkin itu sangat menggelikan untuk ukuran nalar AS. Namun demikian tak salah AS mempertimbangkan pandangan rakyat AS pada umumnya sesuai sumber VOA di atas.
- Memindahkan kantong-kantong kekuatan ISIS dan pemberontak FSA dari Latakia, Deir Ezzor dan Idlib ke ke povinsi Damaskus,
- Turki akan mengehentikan serangan terhadap YPG
- YPG dan PKK akan pecah sendirinya akibat peran double standard AS lebih percaya pada YPG ketimbang PKK di Tuki yang telah di cap teroris.
- Meski AS hanya membantu YPG tetapi bagi Turki itu adalah sebuah sindiran karena strategi zona penyangganya bisa hancur setidaknya tidak akan efektif sementara waktu
- Kantong kekuasaan YPG dari al-Malikiah hingga Akpina di Afrin yang kini teputus oleh zona penyangga tepatnya antara Azas dan Manbij akan terhubungkan.
- Jika Raqqa mampu ditaklukkan dan dikuasai koalisi AS, YPG dan SDF maka koalisi Rusia akan menemukan lawan baru, YPG yang selama ini saling membantu menghancurkan ISIS apa daya demi kepentingan tertentu menjadi lawan baru setidaknya untuk sementara waktu
- YPG menguasai kantong lebih luas dari Al-Kasan di al-Malikiah di hingga Akpina di Afrin hingga masuk ke Raqqa.
- Turki dan Rusia akan membentuk kerjasama baru menghalangi Kurdi Merdeka
- ISIS dan Rusia - Suriah akan membentuk kerjasama baru
- Al-Qaeda dan ISIS akan bekerjasama dengan Rusia dan Turki
Saat tulisan ini dibuat, BBC meluncurkan berita dengan judul "Turkey anger over US commando photos." Turki sangat marah. Menlu Turki menyebut AS bermuka dua. "Turkish Foreign Minister Mevlut Cavusoglu called the US two-faced and said the practice was unacceptable." Sumber : BBC.
Mungkin saja ini adalah salah satu bentuk akan berubahnya peta kawan dan lawan dalam perang Suriah akibat hadirnya pasukan darat AS yang dimaksudkan pada tulisan ini.
Terlalu dinikah memprediksi hasil akhir perang Suriah akibat terlalu cemas pada kehadiran pasukan darat AS di Suiah? Semoga tidak, meski prediksi akan terpecahnya Suriah ke dalam tiga wilayah negara baru (Suriah lama, Suriah baru dan Kurdi Suriah) telah diprediksi oleh banyak pengamat bakal terjadi. Jika itu terjadi maka pemenang terbesarnya adalah Kurdi Suriah karena selain akan merdeka juga akan banyak menguasai ladang minyak dibanding FSA dengan ladang minyak terbatas di Idlib.
Kompleksnya perang Suriah telah diakui banyak pengamat dan media massa. Tak jelas dimana kawan dan musuh abadi dalam sebuah peperangan seperti Suriah. Kehadiran pasukan darat AS dalam perang Suriah tampaknya akan membuktikan teori tersebut.
Salam kompasiana
abanggeutanyo