Rusia akan memberikan jawaban kepada dunia, siapa sesungguhnya yang melanggar gencatan senjata dan siapa juga yang tidak menginginkan perdamaian di Suriah. Momentum meninggalkan Suriah pada kondisi yang tepat saat barat menuntut terlaksananya gencatan senjata dan memberikan ancaman akan melakukan tindakan militer terhadap pihak yang menodai gencatan senjata dan damai di Suriah.
Rusia juga ingin memperlihatkan bersedia mundur dari arena jika itu merupakan salah satu syarat penting tercapainya pembicaraan damai Suriah. Tudingan terhadap Rusia seolah-olah sebagai salah satu sebab tidak terjadinya pembicaraan damai dan enggannya pihak oposisi maju dalam pembicaraan damai telah dijawab secara taktis dan realistis oleh Rusia.
Taktis karena Rusia mengikuti langkah Iran yang telah memulangkan lebih dahulu pasukannya dari Suriah pada akhir Februari lalu. Iran lebih dahulu melakukan hal tersebut sebagai salah satu syarat yang diminta oleh Turki dan Arab Saudi serta oposisi untuk tidak terlibat dalam Suriah agar pembicaraan damai terlaksana. Dengan berlalunya Rusia dari arena pertempuran akankah pihak yang bersembunyi dalam kampanya anti IS malah sesungguhnya mendukung IS untuk menghancurkan eksistensi Suriah sebagai negara berdaulat?
Realistis karena Rusia bersedia mundur dengan harapan pihak lain akan melakukan hal yang sama setidaknya adalah tidak mendukung terorisme. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya yakni menggunakan momentum tersebut sebagai langkah melumpuhkan rezim Assad secara cepat maka Rusia dapat kembali berada di Suriah dalam hitungan jam.
Putin menyampaikan warning keras dalam pernyataannya di Moksow saat mengumumkan penarikan pasukan utamanya dari Suriah dan tetap mempertahankan pangkalan AU Hmeymim dan pangkalan AL-nya di pelabuhan Tarsus, Latakia, Suriah.
Rabu pagi (15/3), di pangkalan udara Hmeymim, Lattakia terlihat hiruk-pikuk yang luar biasa. Sebanyak 3.000 dari 6.000-an pasukan tempur utama Rusia mengemas logistik mereka dan dimasukkan ke dalam beberapa pesawat raksasa Ilyushin-76 dan beberapa prajurit mulai masuk ke dalam Antonov lainnya.
Rombongan pertama tiba Rabu siang di salah satu pangkalan pusat luar angkasanya di Krasnodar dekat Voronezh. Mereka disambut dengan upacara militer dan parade kemenangan Rusia karena telah berhasil memainkan peranan penting dan taktik yang penuh jebakan di arena maut Suriah yang terkenal paling sebagai salah satu perang paling rumit pada abad modern ini.
[caption caption="Upacara militer menyambut kedatangan rombongan pertama pilot pesawat tempur Rusia 15/3/2015. Sumber ; tass.ru"]
In an interview with Russian daily Komsomolskaya Pravda, Viktor Bondarev, the commander of the country's air force, said the withdrawal "will be over very quickly". He added: "Within the timeframe determined by (the president) and the defence minister. Today or tomorrow ... within two to three days we will complete the task." Sumber : aljazeera
Jika benar apa yang disampaikan oleh Viktor di atas, dalam sehari akan terjadi pemulangan pasukan Rusia mencapai 2.000 orang. Sebuah skema pengiriman pulang tentara yang harus dijaga kerahasiaannya agar keamanan dan keselamatan prajurit mereka bebas dari rencana sabotase musuh seperti peristwa yang pernah terjadi terhadap ratusan tentara Rusia yang tewas dalam aksi serangan terhadap salah satu pesawat pengangkut di atas gurun Sinai Mesir akhir 2015 lalu.
Meski Rusia merahasiakan jumlah prajurit daratnya di Suriah, AS memprediksi sekitar 3.000 hingga 6.000-an pasukan tempur utama Rusia berada di Suriah. Selain itu terdapat 50 pesawat tempur dan helikopter dari berbagai jenis dan tipe.