Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Tahun Perang, Warga Suriah Tersisa Sepertiga

14 Maret 2016   09:14 Diperbarui: 15 Maret 2016   09:17 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pengungsi dan Pembicaraan Damai Suriah. Sumber : Kombinasi aljazeera.com dan bbc.com"][/caption]Pelaksanaan penghentian permusuhan dan gencatatan senjata Suriah yang diterapkan sejak 27 Februari lalu telah berjalan 2 minggu. Evaluasi terhadap implementasi gencataan senjata tersebut ditanggapi beragam oleh beberapa negara yang berkepentingan di dalamnya.

Pelanggaran terhadap gencatan senjata dan penghentian permusuhan memang kerap terjadi. Seperti di dalam kasus perang lainnya di seluruh dunia saling tuding sebagai pihak yang melanggar kesepakatan maka hal yang sama juga sedang terjadi dalam gencatan senjata di Suriah.

Menurut catatan Russian Center on Syrian Reconsiliation, dalam 24 jam terakhir saja terjadi pelanggaran gencatan sebanyak 24 kali dan sejak diberlakukannya gencatan senjata hingga saat ini tak kurang seratusan kali terjadi pelanggaran gencatan senjata yang dilanggar oleh kedua belah pihak.

Rumitnya menjaga gencatan senjata Suriah memberi kesan seolah-olah proses perdamaiannya bagaikan misi ambisius, sangat berat dan berlebihan, setidaknya untuk saat ini.  Meski lambat tapi pasti hal itu akan tercapai di mana arah dan peta kekuatan kini mulai bergeser berpihak pada kekuatan rezim Assad. Analisa yang terkandung dibalik perubahan arah dan peta kekuatan tersebut memperlihatkan tanda-tanda akan terjadinya rekonsiliasi.

Rekonsiliasi damai Suriah memang rumit, tapi itu hal yang biasa terjadi di manapun meski tak serumit di Suriah. Ibarat ketegangan antar warga menahun dalam sebuah desa pasti masih ada rasa gengsi, malu-malu dan berat hati menerima uluran damai satu warga dengan warga lainnya. Hal yang sama juga terjadi di Suriah. Selain masih adanya tuntutan "sakral" proses perdamaian di Suriah yang dilontarkan oleh kubu anti Pemerintah (non ISIS, Al-Qaeda dan Al-Nusra).

Isu utama dan sakral pihak oposisi sebelum tiba di meja perundngan hari ini adalah hengkangnya Bashar al-Assad hidup atau mati dari Suriah, Isu ini adalah sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan pandangan kubu pemerintah.

Sementara di kubu pemerintah -sebelum tiba di meja perundingan- menyatakan isu Assad sebagai garis merah (tak dapat dibahas) akan tetapi di balik itu rezim Suriah memperlihatkan sikap lunaknya dengan berusaha menghindari konfrontasi dengan kubu oposisi sekaligus merangkulnya dengan selebaran imbauan untuk maju ke meja perundingan dan memilih meningkatkan tekanan pada kelompok IS dan afiliasinya.

Kini tak kurang 44 kelompok atau grup milisi bersenjata dari kubu anti pemerintah (oposisi) yang menyatakan langsung pada Rusia akan bersedia ikut serta dalam upaya damai Suriah. Media berita sputniknews.com mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Rusia bahwa telah ada 44 faksi milisi lokal yang menyatakan akan mendukung perdamaian. Salah satunya yang terakhir adalah kelompok Jaish al-Islam yang beroperasi di Damaskus, Daraa, dan Homs pimpinan Essam al-Buwaydhani.

Informasi lain menyebutkan dari HNC (High Negotiations Committee) menyatakan tak kurang 100 grup bersenjata oposisi moderat di dalam payung tersebut telah menyatakan mendukung perdamaian Suriah. HNC akan mewakili kubu oposisi dalam pertemuan Jenewa yang akan berlangsung tak sampai 10 hari mulai hari ini 14 Maret 2016, sebut de Mistura, utusan khusus PBB untuk Suriah, kemarin.

Seiring dengan berbagai usaha keras AS-Rusia dan PBB menciptakan perdamaian alot di Suriah pihak AS menilai bahwa implementasi pelaksanaan damai di Suriah telah mereduksi atau menurunkan pertikaian antara oposisi dengan pemerintah hingga 80% - 90%. Sesuatu yang membanggakan, kata Obama dalam pandangannya terhadap pelaksanaan gencatan senajata Suriah.

"The level of violence by all accounts has been reduced by 80 to 90 percent, which is very, very significant. We believe that the start of talks this next week in Geneva presents a critical moment for bringing the political solution to the table that we've all been waiting for, even as we extend the humanitarian assistance and continue to try to reduce the violence," sebut John Kerry beberapa jam lalu hari ini Minggu (12/3/2016) dikutip dari radionz.co.nz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun