Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dibalik Tampilan Google Doodle Gerhana Matahari di Atas Indonesia

9 Maret 2016   03:08 Diperbarui: 9 Maret 2016   08:33 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Tampilan "Total Solar Eclipse" pada Google Doodle pada 9 Maret 2016 pukul 02.30 WIB. Sumber : google.co.id"][/caption]

Jika Anda jeli melihat tampilan Google Dooodle jelang pergantian tanggal 8 ke 9 Maret 2016 di sana ada dua kali tampilan logo pada homepage Google. Pertama tampil aktris penyanyi terkenal asal Lithuania yakni Clara Rockmore yang meninggal dunia pada 10 Mai 1998.

Google Doodle ke dua tampil pada 9 Maret 2016 adalah tentang Gerhana Matahari Total. Konsep oret-oret logo Google yang pada awalnya diciptakan oleh duo pendiri Google (Larry dan Sergey) dalam Festival Burning Man di atas pasir Gurun Nevada pada 20 Mai 1998 lalu telah berovolusi menjadi konsep animasi seperti yang tampil pada doodlenya hari ini yaitu konsep tentang gerhana Matahari total yang terjadi kini sedang tahap penampakannya di atas bumi kita setiap 300 tahun sekali.

Ada yang menarik pada konsep doodle yang diterbitkan Google pada homepage nya hari ini, yaitu :

  • Google mampu membaca tema dan topik paling hangat seluruh dunia pada 9 Desember 2016 yaitu tentang Gerhana Matahari total.
  • Animasi doodle yang ditampilkan menceritakan tentang obyek bumi yang gembira terlindungi oleh teman setianya (bulan) dari sengatan matahari. Mungkin karena tiba-tiba terlindungi secara total oleh bulan dari sengatan matahari membuat sang bumi merasa gembira, senang bercampur kaget sambil memeriksa apa yang terjadi pada  bulan. Sayangnya belum selesai menemukan jawabannya sang bulan terlanjut pergi meninggalkan bumi kembali bagaikan terpanggang oleh panasnya matahari. Bumi pun merasa sedih atas kepergian temannya untuk melindunginya secara total dan mungkin ia akan kembali melindungi secara total pada 300 tahun yang akan datang.
  • Adegan doodle tersebut terjadi di atas negara Indonesia, khususnya di atas pulau Sumatera antara Selat Karimata dan Lautan Hindia. Mungkin ini disebabkan kesitiimewaan penampakan Gerhana Matahari Total (GMT) kali ini hanya dapat terlihat di sudut permukaan bumi yakni di bagian khusus pulau Sumatera,Kalimantan dan lainnya, meski penampakan utuh, sebagian atau sepertiga gerhana matahari tersebut juga dapat dilihat dari beberapa tempat di Indonesia dan belahan dunia.

[caption caption="This NASA graphic shows the visibility ranges for the total solar eclipse of 2016 over parts of southeast Asia on March 9, 2016. The red bar in the center denotes the path of totality, where the full eclipse is visible. Credit: NASA/Goddard Space Flight Center Scientific Visualization Studio"]

[/caption]

Apakah ada mitos dibalik fenomena GMT yang terjadi setiap 300 tahun sekali seperti hari ini? Tentu ada dan sangat banyak sekali versinya seperti banyaknya versi dari sisi ilmiah dan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya kedua sisi tersebut (mitos dan saintis) tidak akan dikupas lagi pada tulisan ini karena selain mengulangi aneka informasi yang telah sama-sama kita ketahui juga akan semakin dalam panjang laman tulisan ini.

Selain itu tentu saja karena topik dan tema tentang Google dan Doodle Gerhana Matahari kurang mendapat perhatian -padahal kita telah banyak mendapat bantuan informasi, setidaknya mendapat bantuan dari "mbah Google- maka tulisan ini mengajak kita melihat apa dan bagaimana Google mendekspresikannya secara singkat pada kita.

Google Doodle memang piawai melihat tema dan topik apa yang sedang ngetren dan mengemasnya dalam konsep oret-oret mereka. Hal ini sesuai dengan informasi yang ditemukan di dalam lamannya di menjelaskan sedikit tentang Doodles (gambar oret-oret),

Doodle kini telah bervolusi demikian rupa sehingga ditangani secara khusus oleh tim Doodlers untuk memenuhi permintaan tampilan doodle di AS dan seluruh dunia di beranda (homepage) Google. Tampil secara periodik (meski tidak sistematis) gambar yang ditampilkan pada umumnya menarik, mengejutkan dan spontan dengan tema merayakan liburan dan memperingati peristiwa penting serta memperingati kehidupan para seniman, pelopor, dan ilmuwan terkenal.

Sejak  pertama diciptakan pada 1998 lalu hingga 2016 saat Google berusia 18 tahun tak kurang 2600 doodles telah dihasilkan dalam format abstrak sampai animasi.

Beberapa hal yang sempat penulis pantaiu dari "gudang" Doodles di Arsip Doodles, terdapat bebrapa hal menarik yang dipersembahkan Google untuk Indoneisa, yaitu :

  1. Memperingati K Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia (tampil pada 2 Mei 2015)
  2. Hari batik nasional (2 Oktober 2014)
  3. Sejumlah logo Google berkaitan dengan HUT RI
  4. Hari Anak (2009 dan 2013)
  5. hari Kartini (2009)
  6. Pemilu (2014)
  7. HUT RI (2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015)

Sisi menarik lainnya adalah, doodles Google TIDAK menampilkan tokoh kepala negara (kecuali Kerajaan seperti Ingggris dan Belanda). Google juga TIDAK pernah menerbitkan doodle tokoh politik AS sekalipun kaliber bapak bangsa AS, George Washington, padahal ia yang lahir pada 22 Pebruari 1732 termasuk katagori PELPOR yaitu pelopor berdirinya negara AS yang kini "menguasai" dunia melalui politik luar negerinya yang ambisius.

Sedikit sisi kelemahan Google Doodles

Namun demikian ada sedikit -katakanlah- secuil koreksi dari tampilan ribuan doodle-nya yakni tampilnya sosok Charles Adams yang lahir pada 29 Mai 1770 dan meninggal pada 30 Nopember 1800 (usia 30 tahun). Sosok ini tak lain adalah putra kandung nomor dua dari pasangan John Adam dan Abgail (Smith) Adam. Sebagaimana diketahui John Adam adalah Presiden AS ke dua (periode 4 Maret 1797 – 4 Maret 1801) menggantikan Presiden AS pertama, George Washington.

[caption caption="Sumber : Arsip dari Goofgle Doodles"]

[/caption]

Dikabarkan dalam link yang melekat pada doodle tesebut, Charles Adam mati usia muda (30 tahun) setelah terserang penyakit liver akibat doyan mabuk-mabukan. Selain itu diceritakan juga tentang hubungannya yang buruk dengan ayahnya. Charles merupakan contoh kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab, berantakan dan tergolong buruk menangani bahtera rumah tangganya.

Ada kepentingan apa Google menampilkan sosok Charles ini dalam doodle mereka? Apakah hal ini LEBIH TERKENAL ketimbang sosok bapak bangsa AS (George Washington) padahal sesungguhnya Geroge justru termasuk dalam katagori Pelopor.

Jika Google khawatir dituding tidak adil karena memasukkan George Washington saja  mungkin jawabannya adalah mereka terpaksa (harus) memasukkan 44 tokoh presiden AS (hingga Barack Obama) dan lebih jauh lagi Google harus memasukkan ratusan atau ribuan tokoh yang sama dari seluruh dunia, supaya disebut adil.

Mungkin demikian pandangan Google menisbikan tokoh Presiden AS dalam doodles-nya sehingga sampai sekarang kita tidak temukan meski tokoh Presiden AS meski sekaliber George Washington yang seharusnya layak diperhatikan berdasarkan penjelasan latar belakang obyek doodle pada penjelasan mereka.

Doodle bukanlah "Dodol" dalam bahasa pasaran kita yang  berkonotasi sesuatu yang kurang bermakna. Google Doodle telah dirancang sedemikian rupa mempekerjakan tenaga khusus untuk menjembatani kebutuhan warga AS dan dunia sebagai jendela dunia untuk mengingat dan mengenang tokoh dan peristiwa penting di seluruh dunia tanpa tendesi politis.

Secuil kelemahan yang disebut diatas tentu tidaklah sebanding dengan segudang manfaat yang telah diberikan (bahkan gratis) Gogle kepada ummat manusia di jaman modern ini. Google telah ikut berkontribusi menyajikan layanan informasi dan komunikasi yang efektif, efisien, mudah dan cepat untuk kita semua. 

Salah satu manfaat yang kini kita rasakan adalah penyajian informasi Gerhana Matahari Total (Total Solar Eclipse). Dari layanannya kita dapat mengetahui sisi tooritis Gerhana Matahari Total, Sejarahanya, Mekanisme bahkan sampai liputan peristiwanya secara langsung melalui satelit NASA yang dapat diakses dari Google dapat diihat di Sini.

Namun demikian diharapkan tim Google Doodles (doodlers) kiranya dapat menyempurnakan tema dan topik serta tampilan doodle-nya agar tidak disebut "tim Dodol." Apalagi biaya untuk tim tersebut jelas ikut menguras kantong perusahaan Google, meski bukan uang penulis, heheehe... 

Terimakasih Google dan semoga tetap mampu melayani dengan lebih baik dan selamanya.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun