Meski fokusnya adalah YPG dan Buffer Zone harapan tercapainya damai di Suriah tidak saja amburadul berantakan tak berbentuk melainkan menjadi sebuah keputus asaan dunia internasional dan terutama membuat semangat warga Suriah yang tadinya bersiap-siap "pulang kampung" atau mudik ke daerahnya menjadi redup kembali.
Bahkan beberapa pengamat lain menilai krisis Suriah memasuki fase baru yakni pecahnya perang lebih luas melibatkan sejumlah negara dari proksi Arab vs proksi Rusia dan ini artinya krisis Suriah akan lebih lama, lebih panjang dan lebih larut dalam belanga yang dibakar oleh api yang disebut angkara murka.
Siapa sesungguhnya yang mebentengi dan memperkuat IS ditengah aksi internasional menumpas pergerakan IS? Kiranya pembaca budimanlah yang lebih mampu menilai dan menjawabnya dari kacamata dan analisa masing-masing.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H