Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Damai Suriah di Atas Kertas, di Lapangan Lain Lagi

3 Februari 2016   04:27 Diperbarui: 3 Februari 2016   12:15 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih belum selesai, kubu oposisi yang diwakili HNC juga enggan duduk dalam satu ruangan yang sama dengan kubu pemerintah Suriah, sehingga hal itu sangat menyita energi serta menghasilkan perkembangan yang sangat kecil terhadap jalannya pertemuan damai Suriah sebagaimana disampaikan oleh Menlu Belanda, Koenders dan utuan PBB, Staffan de Mistura.

Pertemuan Jenewa III itu akhirnya terlaksana juga di tengah semakin meningkatnya serangan rezim Suriah dibantu Iran dan Rusia yang mulai memperlihatkan perkembangan positif dan signifikan di berbagai medan pertempuran. Bahkan dilaporkan oleh Reuters 1//2/2016 sebanyak 3600 milisi Turki dan Arab terpaksa menyelamatkan diri ke Turki dalam 4 hari terakhir.

Penunjukan HNC dalam perundingan penting kali ini (2016) yang dipimpin oleh Riad Hijab, mantan PM Suriah yang kini juga memimpin Jaihs al-Islam -salah satu milisi dukungan Arab Saudi- juga tak lepas dari kontroversial sesama oposisi. Keributan tentang siapa delegasi oposisi yang paling berhak duduk di forum perundingan masih menimbulkan polemik dan ketidakpuasan di internal oposisi sendiri. Hal ini jugalah menjadi salah satu pemicu berantakannya perundingan damai Suriah di Jenewa-3.

Atas dasar sejumlah fakta dan data di atas, kesimpulannya adalah:

  1. Tidak ada kekuatan dari luar Suriah yang berpengaruh dalam konflik Suriah. Meskipun beraliansi tetapi dalam tujuannya masing-masing kekuatan dari luar itu berdiri sendiri dan tidak mampu mempengaruhi kekuatan lain.
  2. Tidak ada kekompakan di dalam tubuh Oposisi. Masing-masing kubu dengan sayap militernya (milisi) mengklaim paling berpengaruh dan minta diperhitungkan.
  3. Konflik Suriah sepertinya dipelihara setidaknya untuk beberapa saat (beberapa tahun) untuk tujuan ekonomi tertentu
  4. Adanya kekuatan dari luar yang tidak jujur untuk mencapai perdamaian Suriah.
  5. Tumpang tindih dalam menentukan garis pemisah antara teroris atau bukan. Misalnya Turki menyebut PUD yang memiliki sayap militer YPG adalah teroris sedangkan Rusia tidak. Sementara itu, HNC dibentuk dengan mengeluarkan unsur IS, Jabhat al-Nusra dan al-Qaeda dari dalamnya. Padahal sesungguhnya milisi Jaish al-Islam dan Ahrar-al Sham yang menyokong HNC justru berkolaborasi dengan Jabhat al-Nusra.
    • Under the auspices of Saudi Arabia, a High Negotiations Committee (HNC) has been established to represent the many rebel factions at the talks. But although it excludes both Islamic State and Jabhat Al-Nusra, al-Qaeda’s Syrian affiliate, it includes hard-line Salafist outfits, such as Jaish al-Islam and Ahrar al-Sham, which collaborate with Jabhat Al-Nusra and which explicitly rule out the principles of democratic pluralism outlined in the ISSG’s Vienna communiqué. The military commander of Jaish al-Islam, Zahran Alloush, was killed by an air strike on December 25th, but the group’s political leader, Muhammad Alloush, has been chosen as the HNC’s chief negotiator in Geneva. Sumber: economist.com
  6. Meski terdapat sejumlah negara yang tidak serius mencapai damai Suriah tapi ada beberapa negara yang sangat serius menghentikan pergolakan di Suriah. Sayangnya propaganda yang dilancarkan negara pemelihara konflik Suriah (sampai batas waktu tertentu) memperkuat propaganda mereka untuk melemahkan negara yang serius menyelesaikan konflik.

Kelihatannya ada skenario terkini Arab Saudi dan Turki meningkatkan persatuan seluruh kubu oposisi Suriah dalam menghadapi "babak final" krisis Suriah ketika rezim Suriah mulai memperlihatkan pengingkatan signifikan dalam mencapai kemenangan di medan tempur.

Rezim Suriah sendiri berusaha ekspansi seluas-luasnya sampai batas akhir kemampuannya saat peta damai terpaksa disepkati dan disetujui. Pencapaian kemenangan demi kemenagan yang dicapai saat ini atau sampai batas waktu tertentu ke depan dapat dijadikan "kartu as" dalam proses tawar menawar mengakiri konflik di negaranya sendiri.

Jika organisasi itu berhasil menciptakan persatuan sebagaimana diharapkan Arab Saudi dan Turki mungkin saja luas negara Suriah terbagi menjadi dua bagian (negara baru). Namun, jika yang terjadi sebaliknya (hancurnya persatuan dalam kubu oposisi) maka rebutan Suriah pada puncak Final berdarah-darah itu dimenangkan oleh rezim Suriah.

Kemungkinan apa yang akan terjadi, mari kita nantikan sambil berharap konflik dan perang saudara 5 tahun itu benar-benar akan berakhir.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun