Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Dalam Rencana Besar Khalifah IS, Waspadalah!

22 Januari 2016   00:42 Diperbarui: 22 Januari 2016   09:54 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan perkembangan mengejutkan penaklukan signifikan wilayah Irak dan Suriah pada pertengahan Juni 2014 hingga Oktober 2015 ISIS, ISIL atau IS pada awalnya menciptakan wilayah kekhalifhan mencakup Irak-Suriah-Lebanon-Jordania-Libya-Mesir dan Israel  berkembang menjadi misi kekhalifahan lebih besar yakni menyatukan wilayah kekalifahan dari Andalusia (Spanyol) sampai ke China yang dinakan The Great Caliphate. (Atas dasar tersebut selanjutnya ISIS pada tulisan ini disebut dengan Islamic State atau IS -red).

Untuk mewujudkan impian raksasa tersebut IS mengeluarkan Israel dalam rencananya dan melakukan ekpansi besar-besaran dalam berbagai bidang mulai dari penaklukan wilayah, pendanaan, rekrut keanggotaan, peralatan tempur, intelijen, propaganda, penguasaan media massa hingga penguasaan teknologi informasi dan pelatihan anggota yang disebar ke seluruh dunia.

Tak heran dalam program ekspansinya sejak mendaulatkan diri sebagai The Greater Caliphate (29 Juni 2015) IS melakukan serangkaian aksi (dalam pandangan mereka adalah Jihad) di sejumlah negara. Gambar di atas memperlihatkan sejumlah aksi teror IS atau simpatisan IS di sejumlah negara sejak Oktober 2014 hingga teror Sarinah14/1/2016 di Jakarta.

[caption caption="Daftar serangan IS dan Simpatisan IS di sejumlah negara sejak Oktober 2014 hingga 14/1/2016. Sumber : nytimes 14/1/2016"]

[/caption]

Sejak Oktober 2015 (dalam kurun waktu 15 bulan) total serangan langsung oleh IS maupun pendukungnya mencapai 67 kali peristiwa terhadap 17 negara berpenduduk mayoritas muslim dan non muslim sebagaimana terlihat dalam tabel di atas. Akibatnya seluruh dunia merapatkan barisan mempersempit ruang gerak IS atau setidaknya mengutuk aksi teror tersebut.

Dari 17 negara yang dituding teroris IS biangkeroknya tidk satupun negara yang memperagakan sikap masyarakat anti teror seperti yang terjadi di negara kita yang dengan gegap gempita MENENTANG sekaligus MENANTANG teror oleh unsur radikal manapun khususnya  terhadap ancaman IS.

Mengapa perkembangan IS sangat signfikan khususnya di Irak danSuriah lalu menjalar ke seluruh dunia, ada baiknya melihat pada beberapa fakta sejarah singkatnya sehingga kita dapat melihat karakter apa yang melatar belakangi perkembangan IS demikian cepat, mari kita lihat sejenak ke belakang dalam beberapa hal berikut ini :

  • Cikal bakal terlahir dari masa konflik penggulingan Saddam Husein oleh AS dan sekutu sekitar 1999
  • Berkoalisi dengan al-Qaeda pada 2004
  • Menjadi negara islam di Irak pada 13 Oktober 2006
  • Saat pergolakan anti rezim Suriah bangkit pada 15 Maret 2011, dunia belum dikejutkan oleh hadirnya pengaruh IS meski ia telah terbentuk sebelum peristiwa yang memicu perang saudara di Suriah.
  • IS baru terlihat berpengaruh di Suriah pertama sekali pada 1/5/2013 saat menyusup di perbatasan Irak dan Suriah khususnya di kota Al-Bukamal (Provinsi Hom) dan Hasaqah (provinsi Al-Hasaqah)
  • Pada 20 Oktober 2013, IS merebut kota Tall Abyad dari pemberontak FSA.
  • Menjadi negara islam di Irak, Suriah dan levant setelah menguasai sebagian wilayah Suriah pada 8 April 2013 dan pada 31 Desember 2013 IS merebut kembali sejumlah dilayah dari FSA yakni Al-Bab city, Azas, Minbij, Raqqa, Tabqa dan areal lainnya utara Suriah dekat perbatasan Turki.
  • Setelah menguasai sebagian Suriah IS melakukan ekpansi ke Irak pada Januari 2014  hingga menguasai Mossul dan Tikrit (lihat map slide).
  • Menyatakan pisah dengan al-Qaeda pada 3 Februari 2014.
  • Kemudian ekspansi diteruskan ke Ramadi sampai Tikirit pada 8 April 2014. Pada saat yang sama IS juga merebut hampir seluruh provinsi Deir Ezzor di Suriah
  • Melihat perkembangan positif tersebut IS menyatakan diri sebagai negara yang dipimpin khalifah (Abu Bakar al-Baghdadi) pada 29 Juni 2014 sekaligus menerobos wilayah Irak lebih jauh sampai ke Baquba dan Falujja.
  • Dalam upaya mewujudkan master plan The Greater Caliphate dari Andalusia hingga China IS memetakan sejumlah negara lain sebagai provinsi mereka yakni provinsi Afghanistan, Arab Saudi, Aljazair, India, Libya, Mesir, Nigeria, wilayah Kaukasus bagian utara Rusia dan Pakistan. Pada 23 Juni 2015, juru bicaa IS, Abu Muhammad al-Adnani mengumumkan (melalui rekaman suara di Twitter) wilayah Kaukasus utara (Rusia) juga dijadikan sebagai salah satu provinsi mereka. Sumber : understandingwar

[caption caption="Master Plan, The Greater Chaliphate. sumber : http://www.pomonews.com/2014/06/the-maps-of-iraq-and-syria.html"]

[/caption]
  • Seluruh wilayah yang dikuasai IS di Irak dan Suriah pada umumnya adalah daerah yang memiliki kilang minyak. Apa yang terdapat di Mosul, Tikirt, Baji, Faluja dan Kirkuk (di Irak) dan Deir Ezzor, Raqa dan Aleppo adalah kilang minyak yang menghasilkan minyak berlimpah di kedua negara tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

[caption caption="Kilang minyak di kota-kota Irak dan Suirah yang (pernah) dikuasai IS. Sumber :http://www.businessinsider.co.id/map-isis-in-iraq-syria-and-oil-infrastructure-2015-9/?r=US&IR=T#.Vp_NW1L7IVg"]

[/caption]

Seiring dengan meningkatnya perlawanan anti IS ekspansi IS di irak akhirnya mengendur. IS berhasil dipukul mundur dari Ramadi, Falujah,Baiji, Kirkuk dan Irbil meski belum sepenuhnya mampu dibersihkan dari Irak. Sejumlah kilang minyak besar seperti di Baji diambil alih pemerintah Irak.

Hal yang agak berbeda terjadi di Suriah meski langkah IS juga dapat dieliminir oleh tentar Suriah. Jika pada Juni 2015 lalu hampir 70% wilayah Suriah dikuasai IS dan FSA sejak Desember 2015 sampai kini keseimbangan penguasaan wilayah Suriah hampir mencapai 50%-50% antara pemerntah dengan pemberontak termasuk IS, akibat melonjaknya kemampuan tempur SAA dan afiliasinya berkat dukungan Rusia dan disamping koalisi AS juga menyerang IS dari sisi yang berbeda sehingga melemahkan posisi IS di Suriah.

Setelah dunia bersatu melawan ancaman teroris global, IS  pun mulai memperlihatkan kemundurannya dalam beberapa bidang yaitu :

  • Meningkatnya intensitas serangan oleh Rusia dan aliansinya serta AS dan sekutunya menyebabkan jumlah kematian petenpur IS semakin meningkat. Meski tidak diketahui berapa jumlah sebenarnya petempur IS yang tewas di medan tempur diperkirakan mencapai 10 ribu orang (tidak termasuk yang menjalankan misi teror di sejumlah negara). Meski rekrutmen terus berjalan dan jumlah personilnya diperkirakan mencapai 30 ribu hingga 50 ribu orang, sedikit tidaknya kondisi ini mempengaruhi kekuatan dan moralitas anggota IS secara umum sehingga terpaksa mundur dari beberapa wilayah yang dikuasai di Irak dan Suriah.
  • Berkurang atau hancurnya sejumlah Infrastruktur dan peralatan tempur.
  • Terjadi pemberontakan dalam struktur IS. Sekitar 100 anggota yang coba melarikan diri dari organisasi tersebut dieksekusi oleh IS sendiri. Sumber : alarabiya .Bahkan sumber lain (independent.co.uk) mengutip The British-based Syrian Observatory for Human Rights menyebutkan pada Desember 2015 IS mengeksekusi anggotanya sendiri mencapai 200 orang dalam satu bulan tersebut.

Akibat kekuatannya mengendur IS berusaha bangkit dengan cara lain yakni meningkatkan serangan ke sejumlah obyek di sejumlah negara dengan mengaktifkan sel-sel atau jaringan simpatisan IS di seluruh dunia. Akibatnya beberapa negara yang dijadikan target maha besar The Greater Chaliphate pun kian dirundung aksi sabotase atas nama IS. Negara tersebut adalah : Aljazair- Mali-Nigeria- Tunisia-Libya-Mesir-Sudan-Yaman-Pakistan-Afghanistan-India, Bangladesh-Indonesia dan Filipina.

Tanpa bermaksud membuat khawatir (untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga) Indonesia termasuk dalam target besar IS akan meningkat gangguan keamanannya oleh aksi simpatisan IS meski bukan oleh IS langsung. Hal ini sesuai dengan pandangan al-Baghdadi bahwa IS mengutamakan link yang solid dengan jihadis Arab. IS kelihatannya mengabaikan link simpatisan atau faksi di luar Arab misalnya oragnisasi radikal di Pakistan, Indonesia, Filipina meski telah membuat janji padanya. Alasannya, organisasi non jihadis Arab tidak siap utuk dieksploitasi dan untuk dikembangkan. Sumber : washingtoninstitute.org

Tentu kita harus mewaspadai pernyataan pejabat IS di atas karena kenyataannya Indonesia telah dimasukkan dalam peta the greater caliphate IS dan beberapa aksi teror di tanah air mendapat apresiasi dari kelompok yang menyebut sebagai pejabat IS.

Ada dua hal menarik dari pernyataan di atas, yang pertama adalah bisa jadi IS yang ada di tanah air kita sesungguhnya berafiliasi dengan IS di Timur Tengah walaupun pejabat teras IS menyatakan "nilai jualnya" masih belum mampu menarik perhatian IS. Di sisi lain hal in memperlihatkan IS di tanah air hanya menjadi kaki tangan sejumlah orang radikal yang menyatakan dirinya pengurus sentral IS.

Atas dasar seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

  • IS akan mengubah arah strateginya jika kalah berperang di Irak dan Suriah. Mereka akan masuk ke provinsi yang mereka klaim yakni kawasan Arab dan Timur Tengah. Sejumlah "alumni" IS Irak-Suriah yang bertempur di Timur Tengah akan kembali ke negara masing-msaing secara tertutup yang nantinya akan dijadikan kendaraan spratis di negaranya atau masuk ke negara lain yang terbuka peluangnya untuk dieksploitasi oleh IS.
  • IS akan tumbuh dan berkembang bahkan berkuasa tertuama di dalam negara yang sedang bergolak atau sedang mengalami konflik vertikal dan horizontal terutama di negara yang memiliki kandungan Sumber Daya Alam (terutama minyak atau gas) berlimpah.
  • Maraknya pertumbuhan organisasi radikal di tanah air mengatasnamakan issue agama tidak seluruhnya berafiliasi dengan IS karena IS sendiri tidak berharap banyak pada kelompok jihadis non Arab sebagaimana penjelasan di atas selain itu motif IS kelihatannya lebih tertarik pada negara yang mengandung SDA berlimpah.
  • Indonesia meski dirundung aksi sabotase dan teror namun tidak akan menarik minat IS untuk menguasainya karena tidak ada sumber daya menarik misalnya minyak yang dapat dieksploitasi meski tambang emas di Papua tersedia berlimpah tak kalah menarik tapi secara defakto tambang itu milik perusahaan ternama AS.
  • Walaupun Indonesia menjadi target dalam rencana besar The Greater Caliphate IS namun ancaman IS tidak akan terlalu signifikan terhadap keutuhan NKRI karena dilakukan kelompk berkatagori simpatisan IS.

Atas dasar kesimpulan tersebut jika dikaitkan dengan beberapa perbedaan pandangan dalam melihat kasus teror Sarinah mungkin inilah sebab munculnya perbedaan pandangan antara TNI dan Polri atau BIN dalam melihat pelaku teror Sarinah apakah IS atau bukan.

Meski adanya perbedaan pandangan seperti di atas tidak berarti kita menafikan ancaman IS karena ratusan mantan kombatan yang "pulkam" jika berkolaborasi dengan unsur radikal lainnya dan ditunggangi oleh sponsor (pihak ke tiga) untuk mengacaukan tanah air kita. Walaupun berbeda pandangan tapi semuanya sepakat siapapun yang berpotensi merusak dan mengancam keamanan nasional melalui teror akan dihadapi dengan tegas seperti yang terjadi di Sarinah 14/1/2015 lalu.

Terlepas dari pelaku teror Sarinah itu IS atau bukan kita sepakat menjaga perdamaian dan keamanan di lingkungan kita dari aksi jahat yang ingin merobek persatuan dan kesatuan kita. Hanya saja cara yang kita tempuh dengan demam tagar berselogan "Kami Tidak Takut" seperti itu  tidak ditemukan dinegara manapun korban serangan teror dalam menyikapi kampanye anti teroris di negara meraka.

Satu sisi kita melihat sisi positif tentang keberanian rakyat Indonesia menyikapi aksi radikalisme dalam bentuk dan cara apapun, akan tetapi di sisi lan hal itu (selogan "Kami Tidak Takut") sesungguhnya kurang tepat karena dikhawatirkan justru diciptkakan pihak ketiga yang ingin menimbulkan antipati pihak lain tertantang mengulangi hal serupa di masa yang akan datang dengan lebih terencana.

Siapapun organisasi radikalnya tidak mudah memecah NKRI kecuali melalui jalan perang proksi mengendari issue politik dan ekonomi. Diaspora IS Irak-Suriah dan sempalan radikal lainnya mungkin sedang bersembunyi menanti order dari pihak ke tiga yang ingin membuat negara kita tidak dapat berkembang bahkan mundur berpuluh tahun lamanya jika kekacauan akibat proksi itu terjadi.

Munculnya IS di negara sedang bergolak masalah internal lalu tumbuh subur dan berkembang hingga pelan tapi pasti mulai mengalami kemunduran adalah pelajaran berharga yang dapat kita petik tentang bagaimana pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dan melumpuhkan percobaan kudeta terhadap negara melalui permainan politik kotor oleh politkus yang mengatasnamakan kepentingan rakyat padahal menunggangi rakyat untuk menggoyahkan pemerintah yang sah dan berwibawa. 

Kiranya kita dapat terhindar dari pengalaman buruk Irak dan Suriah. Maka dari itu Waspadalah, tingkatkan persatuan dan kesatuan kita melalui cara-cara lebih dewasa dalam berpolitik di tengah gencarnya ancaman proksi terhadap negara kita.

-----------

Salam kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun