Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fakta Menarik dari Peristiwa Teror Sarinah

15 Januari 2016   04:40 Diperbarui: 17 Januari 2016   13:15 15802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Cuplikan aksi bunuh diri dua pelaku teror di Sarinah Jakarta. Sumber video Twitter. dok abanggeutanyo"]

[/caption]

Peristiwa teror Sarinah Jakarta pada 14/1/2016 telah banyak dibahas oleh berbagai ahli yang berkompeten hingga dikupas tuntas oleh pengamat dari media massa dan media sosial hingga elektronik. Oleh karena itu tulisan ini tidak mengupas lagi pengulangan aneka berita dan informasi tentang peristiwa tersebut.

Faktanya kita telah kebobolan akibat mengurangi tingkat siaga dalam antisipasi terhadap teror. Padahal akhir Desember 2015 lalu tanda-tanda akan beraksinya teror di Jakarta telah diperingatkan oleh intelijen Australia dan Singapore.

Atas dasar info tersebut ditambah info dari BIN selanjutnya menjelang akhir 2015 lalu Menko Polkam, BIN dan Kapolri telah mengumumkan Indoneia siaga satu menghadapi issue ancaman tersebut. Meski tidak berharap -sekadar mengingatkan melalui tulisan- penulis juga telah menduga aksi teror akan terjadi dipenghujung 2015 dan mungkin hingga pertengahan Januari 2016, dapat dilihat Di sini.

Tulisan ini melihat sisi lain dari peristiwa yang sangat disesali tersebut. Mari kita lihat beberapa sisi menarik yang membuat kita mampu melihat dimensi lain dari peristiwa tersebut yaitu sebagai berikut :

  1. Aksi bunuh diri penyerang.
  2. Tersangka penyerang tampil percaya diri (tenang) melaksanakan misi teror
  3. ISIS bertanggung jawab pada peristiwa Sarinah
  4. Teroris menggunakan mobil sport mewah berplat khusus (nomor polisi misterius)
  5. Mengapa di Sarinah
  6. Rupiah makin loyo pasca teror Sarinah

Aksi bunuh diri dua penyerang di Sarinah

Berdasarkan video yang berdurasi 20 detik di twitter.com, terdapat salah satu rekaman dua penyerang sedang bersembunyi di balik kendaraan kelihatannya di dekat lapangan parkir plaza Sarinah. Salah satu tersangka kelihatannya terluka terkana tembakan sementara teman lainnya sedang mengintip untuk melepaskan tembakan terhadap petugas kepolisian yang mengepung.

Entah karena menduga misinya gagal pada detik 16 seorang tersangka yang awalnya seperti terkesima melihat situasi mengambil sesuatu dari ransel temannya yang membelaknginya. Tidak lama sekitar empat detik kemudian sebuah ledakan menimbullkan api terjadi. Sepertinya sebuah granat atau bom ukuran kecil diaktifkan detonatornya sehingga melontarkan temannya yang sedang mengintip petugas. Keduanya dipastikan tewas seketika.

Yang menarik pada adegan tersebut adalah tersangka yang meangkatifkan detenator atau pin duduk tenang sebelum menghabisi diri mereka sendiri. Hal ini menandakan mereka telah sampai pada tingkat putus asa melihat aksi mereka tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Tersangka penyerang tampil percaya diri atau tenang

Tidak dipungkiri berbagai informasi memperlihatkan gambar salah satu penyerang begitu tenangnya berjalan hilir mudik sambil mengacungkan pisto yang diyakini rakitan. Tidak ada upaya polisi lalulintas disekiar lokasi menembak pelaku meski salah satu polisi telah ditembak bagian perut oleh seorang penyerang lainnya.

[caption caption="Teroris melaksanakan serangan dengan tenang menggunakan pistol (rakitan)"]

[/caption]

Yang menarik pada peristiwa ini adalah polisi lalulintas di sekitar lokasi seakan tidak percaya dengan peristiwa tersebut. Seperti terlihat pada gambar lumayan banyak polantas dan polisi wanita di sekitar itu melihat terpana terhadap pelaku tanpa melumpuhkannya padahal momentum sangat terbuka untuk melumpuhkan pelaku.

ISIS bertanggung jawab

Berbagai informasi menyebutkan ISIS terlibat pada aksi tesebut sebagaimana disampaikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso beberap saat setelah peristiwa tesebut. Pernyataan itu bukan tanpa alasan sebab ISIS menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa itu sebagaimana dikutip dari arrahmahnews dan theguardian. Dalam pernyataannya The Guardian bahkan menyebut korban jiwa menurus pernyataan ISIS mencapai 15 orang, bukan 7 orang sebagaimana dilansir berbagai media massa.

Hal senada di atas juga disampaikan juga oleh Kapolda Metro Jaya, "“Jaringan pelaku berhubungan dengan ISIS yang berpusat di Raqqa,” ujar Mayjen Tito karnavian.

Yang menarik dari sini adalah pernyataan Pangab TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo tidak ingin menyebutkan motif dan kelompok mana pelaku teror tersebut. "Biarkan Kepolisian yang menyampaikan. Soal ISIS tanya sama ISIS lah. Kalau ada kejadian semacam ini kita selalu siap, negara tidak boleh didikte oleh siapapun," katanya. Sumber : viva

Ada apa dibalik enggannya Pangab TNI berkomentar mungkin adalah hal yang menarik perhatian minimal menjadi tada tanya. Apakah hal itu berkaitan dengan warning Pangab TNI ketika memperingatkan potensi itu akan terjadi dan meminta kewaspadaan ditingkatkan menjadi siaga satu menjelang penutupan tahun 2015 lalu? Inilah yang menjadi tanda tanya besar.

Penyerang menggunakan dua mobil sport berplat dinas TNI atau Polri?

Berbagai informasi menyebutkan kesaksian warga yang melihat penyerang muncul di lokasi menggunakan dua kendaraan SUV bermerek terkenal berwarna hitam sebagaimana dilansir oleh kompas.com

Salah satu kendaraan tersebut -sebagaimana terlihat pada gambar- menggunakan nomor pelat dinas yang tidak diketahui apakah milik TNI atau Polri. Yang terlihat sebuah bintang di tengahnya. Belum terdapat informasi milik pejabat manakah nomor pelat yang digunakan pada kendaraan yang dipakai teroris saar menjalankan aksinya di sekitar dan depan Sarinah.

[caption caption="Plat nomor kendaraan belum diketahui dari mana dan milik siapa"]

[/caption]

Yang menarik pada peristiwa ini adalah selain menggunakan pelat dinas misterius disebut di atas penyerang juga menggunakan kendaraan yang sama warnanya (hitam) dan sama jenis dan mereknya. Apakah kedua kendaraan tersebut mobil sewa atau milik pribadi yang diganti nomor pelatnya untuk mengelabui petugas disekitar lokasi. Jika mobil rental atau milik pribadi tentu dapat ditelusuri dimana disewa dan oleh siapa.

Mengapa Sarinah menjadi target operasi?

Sarinah berada di pusat kota dan dekat dengan pusat pemerintahan negara Indonesia. Di sini juga berpusatnya usaha bisnis asing seperti kuliner dan perkantoran. Kelihatannya teroris mengincar Plaza pertama di Indonesia dan BUMN yang telah dua kali terbakar (1984 dan 15 Oktober 2015lalu) untuk mengirim pesan kepada dunia khususnya Indonesia bahwa ISIS telah merambah Indonesia. Pada peristiwa ini kelihatannya ISIS melakukan semacam uji coba pertama dan menemukan fakta bahwa sistim keamanan di Indonesia memang lemah.

Lebih menarik lagi adalah terindikasi adanya kelompok penyerang yang berkumpul dalam kerumunan massa meyaksikan peristiwa ledakan akibat bom Sarinah. Di tempat ini juga kedua pelaku menembak salah satu polisi di keramaian jalan Thamrin.

[caption caption="Terduga penyerang yang menembak Polisi setelah ledakan terjadi di Sarinah. Gambar : Tempo"]

[/caption]

Kita harus akui hal ini meski menyakitkan, tujuannya adalah agar segera berbenah dan meningkatkan kewaspadaan secara terintegral dan profesional meski hal itu -sebut saja- telah dijalankan namun faktanya kecolongan. Artinya kadar profesionalisme dalam meningkatkan kewaspadaan menjaga keamanan harus segera dibenahi.

Rupiah Loyo

Banyak pihak meragukan keterkaitan antara peristiwa serangan di Sarinah tersebut dengan anjloknya Rupiah. Beberapa kicauan di twitter bahkan membandingkan dengan aktifitas politik di tanah air yang lebih sistematis mengguncang ketenangan Indonesia. Mengapa hastag PrayForJakarta diributkan menjadi pemicu anjloknya Rupiah, bunyi salah satu kicauan tersebut. "Mengapa televisi yang meliput tayangan tersebut tidak dituding sebagai pemicu anjlok rupiah," bunyi kicauan lainnya.

Entah siapa biangnya Rupiah merosot tajam mencapai 14.105 per USD dan IHSG melemah 19.33 poin menjadi 4.374 pada saat penutupan saham tanggal 14 Januari 2015. 

Menarik bagi kita adalah pasar begitu reaktif membaca perkembangan politik dan keamanan di tanah air kita. Mungkinkah hal ini akan semakin parah dan menarik minat pemain saham dan perdagangan mata uang menciptakan kondisi tidak stabil untuk mengeruk keuntungan dari aktfitas perdagangan kedua mata ekonomi tersebut?

Atas dasar sejumlah poin yang disebut diatas, kesimpulannya adalah :

  • Ancaman teror semakin meingkat dan kelompok lain akan meningkatkan aksinya
  • Kelompok yang muncul pada 14/1/2016 di Sarinah tergolong amatiran meski mengandalkan keberanian dan perlengakapan seadanya.
  • Kehadiran mereka untuk memperlihatkan pada dunia bahwa jaringan ISIS di Indonesia telah aktif
  • Kelompok tersebut tidak mengenal medan atau lokasi dengan baik
  • Secara finansial mempunyai sokongan dana dari sponsor yang perlu ditelusuri lebih lanjut oleh pihak berkompeten
  • Pihak keamanan lengah terutama peranan intelijen mengendur pasca liburan natal dan tahun baru padahal telah ada warning dari berbagai pihak berkompeten mengingatkan potensi serangan akan terjadi di ibukota
  • Pangab enggan berkomentar merupakan sikap misterius yang baru diketahu sebabnya dalam beberapa hari mendatang.
  • Pihak Polantas yang berada dilokasi tidak sigap malah tidak berani melumpuhkan pelaku yang bebas berkeliaran kesana kemari.
  • Pihak kepolisian anti teror patut diberi apresiasi karena secara berani  dan cepat mampu merangsek dan mengepung posisi pelaku hingga terpksa (mereka) bunuh diri dan beberapa diantaranya tertembak mati serta berhsil menangkap 4 tersangka terkait serangan itu. Tak dapat dibayangkan jika sejumlah bom lainnya berhasil diledakkan pelaku mungkin korban jiwa dan luka-luka akan semakin banyak.
  • Kewaspadaan musti ditingkatkan tanpa perlu membuat takut warga. Jaminan Ketenanga dan Keamanan bukan sebatas retorika tapi fakta melalu cara profesional tanpa membuat warga merasa cemas karena dapat memicu persoalan sosial lainnya yang tidak diharapkan.

Demikian sejumlah sudut pandang lain yang dapat dipetik dari pelajaran berharga serangan teroris di Sarinah Jakarta. Semoga tidak membuat kita gentar menghadapi ancaman melainkan berbenah tanpa basa-basi untuk meningkatkan kewaspadaan dalam upaya melindungi segenap tumpah darah dan masa depan bangsa kita.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun