Kelihatannya dugaan Pangab ada dasarnya yakni Indonesia bakal terlibat dalam proxy war. Meski kita tidak mengharapkannya namun apa daya, mungkin takdir Indonesia menjadi ladang pertarungan kepentingan geopolitik global antara AS dan sekutunya di blok barat dengan Cina atau antara AS dengan Rusia di blok timur. Jika perang proksi ini melebar dalam waktu bersamaan di negara-negara blok barat dan timur maka saat itulah pecahnya PD-3 dimana 12negara blok timur (termasuk Indonesia) dipimpian Rusia akan berhadapan dengan 100-an negara blok barat dipimpin AS.
AS dan sekutunya berperan sebagai penggagas perang proksi sementara Cina atau Rusia berperan sebagai peredam proksi yang mana jika perang proksi telah usai salah satu dari ke tiganya akan berperan lebih jauh dalam menentukan masa depan negara kita termasuk dalam mengelola sumber daya alam yang semakin langka.
Berdasarkan uraian di atas apa yang harus dilakukan Indonesia menyikapi takdir proxy war di masa depan, tak lain dan tak bukan diantaranya adalah :
- Meingimplementasikan tahapan Rencana Strategis (Renstra) 1 hingga 3 secara konsekwen sesuai pedoman dalam buku putih Minimum Essential Force (MEF 2009-2024) secara berkelanjutan
- Melaksanakan wajib militer dan bela negara bagi rakyat Indonesia secara bertahap dan sesuai usia dalam undang-undang yang berlaku
- Melipatgandakan kemampuan intelijen dan Grand Design Cyber Defence
- Mengurangi aktifitas aparatur militer yang terkonsentrasi pada bidang ekonomi dan bisnis apalagi bisnis untuk pribadi serta tidak menjadi kaki tangan untuk kepentingan elite poltikus apalagi menjadi centeng bos perusahaan
- Meningkatkan profesional personil TNI melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas
- Menjaga hubungan yang harmonis sesama matra dan Kepolisian RI
- Menempatkan warga sebagai orang yang patut dihormati dan dilindungi nomor satu
Kita berharap TNI akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia lebih optimal di masa kini dan yang akan datang sehingga tidak membuat rakyatnya menjadi "bulan-bulanan" ganasnya angkara murka pelaku proxy war di bumi Indoneisa.
Tak salah prediksi pangab Gatot Nurmantyo pada bagian awal tulisan ini karena justru bertujuan agar membuat elite politik, pemerintah dan rakyat serta persobil TNI sendiri harus memahami dan mengerti bagaimana menyikapinya dengan serius dari saat ini, bukan memposisikan TNI semakin sulit (menyikapi ancaman proxy war bahkan ancaman PD-3) melalui debat-debat yang kontra produktif dengan MEF dan Renstranya, apalagi JIKA anggota TNI sendiri tidak menyikapi serius tentang masa depan negara dan bangsanya sendiri yang kini semakin nyata mengancam.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H