Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dibalik Aksi Rusia "Culik" Assad dari Damaskus

31 Oktober 2015   13:10 Diperbarui: 1 November 2015   14:24 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebutan menculik disebut pada tulisan ini menggunakan tanda kutip menjadi "menculik" karena sesungguhnya terdapat sebuah kondisi yang memaksa (mengharuskan) membawa Assad untuk upaya penyelamatan yang bersifat sementara. Kondisi ini mirip dengan sebuatan penculikan terhadap Soekarno saat diculik dan di bawa ke Rengasdengklok untuk menghindari issue penangkapan terhadap Soekarno beberapa saat menjelang Kemerdekan RI diumumkan tempo dulu.

Proses penculikan terhadap Assad sebetulnya jauh lebih halus atau mungkin saja tidak dirasakan oleh Assad sendiri dan umum karena dikemas sedemikian rupa oleh Rusia melalui proses yang cepat, tepat dan memerlukan kehati-hatian yang amat tinggi sehingga mampu terbang meloloskan dirinya "melangkah" di atas wilayah satu negara hingga ke negara lain pada kondisi sedang menjadi incaran (buronan nomor wahid) aliansi Arab, pemberontak, Turki, UE dan AS.

Saat tiba di Moskow beritanya dikemas sedemikian rupa untuk membangun opini dan kesan bahwa Bashar al-Assad berkunjung ke Suriah dalam rangka undangan dan kunjungan kenegaraan biasa. Selain minta dukungan, perlindungan dan kerjasama juga untuk mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang terjalin sebelumnya.

Proses kembalinya ke Suriah juga sangat tertutup rapat, nyaris tidak ada yang mampu memonitor perkembangannya, tahu-tahu Assad sudah kembali ke negaranya, membuktikan proses perjalanan tersebut bukan pekerjaan biasa melainkan sebuah operasi intilijen terpadu super rahasia dengan risiko teramat tinggi. Kepulangannya juga mampu mematahkan dugaan akan terjadi kudeta pada Assad selama ia diasingkan yang ternyata tidak menjadi kenyataan. Kondisi ini langsung mengirim pesan pada rival Assad bahwa ia masih diharapkan oleh tentara, rakyat dan negara Suriah.

Soal strategi dan kecepatan culik menculik yang dikemas dengan rapi Rusia memang jagonya. Mari kita lihat sedikit saja (hanya empat paragraf) ke belakang kesan yang tertangkap kita saat Rusia duluan menginjakkan kaki di Berlin pada 30 April 1945 saat Belin dapat direbut melalui serangan kombinasi AS dan sekutunya dari barat dan intevensi sejak 15 April 1945 tentara merah Rusia + Polandia dari timur. Tepatnya 30 April 1945 pada pukul 22.45 bendera Uni Soviet (Rusia) dikibarkan di kawasan Tiargarten, Berlin menandakan Rusia telah menguasai Berlin di mana 7 jam sebelumnya dikabarkan Hitler dan Eva Braun bunuh di di sebuah bunker Reichstag.

Meski Rusia lebih dahulu berhasil menduduki Berlin namun perang penaklukan Berlin itu baru benar-benar berakhir pada 2 Mei 1945 saat pasukan sekutu tiba di Berlin setelah melalui perjuangan berat dari sisi barat Jerman.

Peristiwanya telah lama usai namun sejarahnya meninggalkan polemik panjang tentang bunuh dirinya Hitler atau pelarian Hilter menghangat kembali sejak 1975 hingga saat ini. Banyak pihak meyakini bahwa sesungguhnya Hitler berhasil diselundupkan ke Argentina dan tokoh yang bunuh diri adalah sosok yang mirip Hitler. Akan tetapi dunia secara umum meyakini bahwa Hitler telah tewas pada saat Rusia menaklukan Reichstag pada 30 April 1945.

Walaupun ada dugaan Adolf Hitler justru diselamatkan lebih dahulu untuk melarikan diri ke Argentina tapi sejarah dunia MENCATAT Adolf Hitler telah tewas beberapa jam sebelum Rusia menaklukkan Reichstag, Berlin pada 30 April 1945. Bahkan jika pun benar Hitler telah tewas pada saat Rusia menaklukan Jerman, mayat Hitler pun masih dibicarakan dimana tengkorak Hitler ternyata diculik Tentara Merah (Rusia) ke Kremlin, Moscow.

Penculikan yang terjadi terhadap Bashar al-Assad, Presiden Suriah memang berbeda plot cerita dengan kisah Hitler di atas. Rusia yang dahulunya bersama sekutu justru menyerang Berlin kini malah membantu Assad dengan menyerang lawan (pemberntak) Suriah, akan tetapi strateginya tetap sama, yaitu :

  1. Mengirimkan armada atau arsenal perang yang sangat besar ke sekitar arena front pertempuran
  2. Bersaing dan beradu kecepatan dengan AS dan sekutunya
  3. Bersama sekutu memiliki pandangan sama terhadap lawan IISIS)
  4. Memelihara pengaruh di kawasan yang diduduki

Reputasi intelijen Rusia beraroma penculikan terjdi di wilayah negara lain adalah pada kasus Edward Snowden yang diincar dan menjadi buronan AS sejak 2013 ternyata berhasil lolos dan tiba di Moskow dengan selamat pada 26 Juni 2014. Menurut beberapa informasi (misalnya 20committee.com), Rusia memegang peranan penting dalam pelarian Edward mantan ahli komputer di salah satu badan intelejien AS (NSA). Intelijen Rusia (SVR) di Hongkong berhasil "menculik" Ed ke Rusia dan menguburkan (sementara) rencana besar Mossad dan CIA menangkap Snowden di Hongkong.

Contoh penculikan di wilayah negara lainnya ketika agen intelijen Rusia menangkap intelijen Estonia (KAPo), Eston Kohver di dalam wilayah Estonia dekat perbatasan Estonia - Rusia pada 5 September 2014. Kohver telah diintai beberapa waktu oleh FSB karena melakukan operasi intelijen megumpulkan informsi intelijen di perbatasan Rusia atas nama negara pecahan Uni Soviet. Kohver di bawa ke Moskow dan berada dalam pengawasan Kremlin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun