Sebagaimana diketahui bersama bahwa AS telah menerjunkan bantuan senjata dan amunisi 50 ton kepada Pejuang Kurdi Suriah (YPK) yang membuat berang Turki hingga memprotes AS, ternyata AS mennawarkan kerjasama YPK dalam aliansi AS melawan Daesh atau ISIS (IS).Sumber : washingtonpost.15/10/2015
AS menawarkan kerjasama dengan YPG setelah "gagal" dalam proyek USD 500 juta melatih pejuang moderat Suriah yang disebut New Syrian Force (NSF). Dalam laporan yang dirilis oleh diberitakakan bahwa 5 ribu dari 25 ribu YPG dilatih di bawah payung koalisi AS dengan sebutan "Syrian Democratic Forces" atau SDF.
SDF yang baru dibentuk secara resmi pada 10 Oktober 2015 lalau adalah gabungan antara YPK dan sejumlah organisasi perlawanan Krudi Suriah serta warga kristesn Suriah dan pejuang Arab sehingga SDF menyebut kelompok tersebut adalah pasukan demokratik Suriah terpadu.
Pusat markas SDF berada di Rojava dengan areal wilayah penguasaan dari Aleppo bagian timur hingga Al-Raqqa bagian utara. Tugas mereka adalah :
- Tujuan utama memerangi IS, bukan pasukan rezim Assad
- Pelatihan akan dilaksanakan di Turki atau Jordania
- SDF bertugas mengantisipasi pergerakan dan serangan IS dan al-Nusra di bagian utara Suriah
Di sisi lain, ISIS kelihatannya melakakukan pendekatan untuk berkoalisi dengan PKK (Kurdi Turki). Hal ini telah terbukti pada peristiwa pertempuran IS melawan tentara suriah di perbatasan Suriah-Irak pada 22 September 2015 lalu. Saat itu sejumlah rombongan PKK justru membantu ISIS pada pertempuran penyelamatan ISIS. PKK menyebut pertempuran membantu ISIS sebagai "the day of glory and honor has arrived."
Mengenai issue tersebut Turki menyatakan telah memperoleh informasi akurat bahwa PKK telah membantu ISIS. Dursun Kalkan salah satu komandan PKK telah berkolaborasi dengan ISIS, tuduh pejabat Turki (tanpa menyebut narasumber pejabat Turki yang dimaksud pada link al-akhbar.com
Jika benar langkah yang ditempuh PKK kemungkinan besar hal ini akan menambah kegalauan Turki karena Turki akan menambah daya gempurnya terhadap PKK yang telah menjadi duri dalam daging Turki sejak 30 tahun terakhir.
Tentu saja bukan saja membingungkan Turki melainkan aliansi AS juga kebingungan melihat antara ISIS dan PKK mempunyai latar belakang kepentingan yang berbeda namun ternyata bersatu dalam kerjasama persaudaraan sesama musuh. Sumber : dailysabah.com/2015/10/16
Informasi tentang masuknya pasukan Kuba di Suriah diperoleh dari upi.com15/10/2015 menyebutkan bahwa Jenderal Leopoldo Cintra Frias telah tiba di Suriah memimpin sebuah grup pasukan Kuba. Jika ini terjadi dipastikan kegentingan antara Kuba dan AS akan kembali terjadi setelah sejuk hampir 3 dekade terakhir.
Issue terlibatnya pasukan Kuba membantu aliansi Rusia di Suriah sementara waktu memberi kabar yang menyegarkan. Kepala komunikasi Gedung Putih, Josh Earnest, menyatakan "Tidak ada bukit yang mengarah pada indikasi pasukan Kuba membantu Rusia di Suriah," sebagaimana dikutip dari breitbart.com2015/10/15
Pada bagian lain, pada 12 Oktober 2015 ratusan pasukan Iran kembali masuk Damascus setelah dua komandan pasukan Iran tewas dalam pertempuran termasuk Jsalah satunya komandan Pengawal Revolusi Jenderal Hossein Hamedani yang tewas di Aleppo pada 8 Oktober 2015.
Sebelumnya pada awal Oktober lalu Iran telah menambah pasukannya 1500 pasukan dari unit Pengawal Revolusi ke Lattakia provinsi Idlib untuk membantu SAA dan Hezbollah. sebelumnya pada Juni 2015 Iran telah mengirimkan 15000 petempur ke Suriah.
Di front Aleppo pada 14/10/2015, pejuang Suriah (FSA) berhasil mengalahkan ISIS dan merebut desa Tal Jabin serta menimbulkan kerugian besar pada ISIS.
Sementara itu Jumat (16/10) Saudi Arabia dan Turki memperingatkan Rusia bahwa aksinya di Suriah merupakan sebuah kesalahan besar. Apa yang dilaksanakan Rusia tidak bermanfaat dan tidak memberi arti selain menunda proses transisi mengeluarkan Suriah dari kekacauan," kata menlu Turki Feridun Sinirlioglu saat bertemu Menlu KSA Adel Al-Jubeir di Ankara, Turki.
Di Turki sendiri gelombang protes massa terhadap pemerintah kian membahana setelah terjadi aksi teror paling besar dalam sejarah Turki modern dmana dua ledakan kembar merenggut 100 jiwa manusia pada 10/10/2015 lalu di Ankara dimana pihak otoritas Turki menuding ISIS dan PKK sebagai dalang pelaku aksi teror tersebut.
Arab Saudi yang mulai kewalahan memimpin koalisi Arab di Yaman pun kerap dirundung masalah, setelah didera beberapa peristiwa tragis dalam pelaksanaan ibdah haji 2015 yang merenggut korban jiwa hampir dua ribu jemaah haji kini KSA kewalahan mendanai al-Qaeda, Taliban, Lashkar e-Tayyiba dan beberapa grup kelompok bersenjata di Suriah seperti dilansir oleh huffingtonpost pada 24/9/2015 lalu.
Rusia memanggil sejumlah negara untuk ikut dalam koalisi Rusia. Selain Kuba yang diduga telah memberi respon kemungkinan lainnya adalah Korea Utara, RRC, Venezuela atau lainnya. Apa jadinya jika beberapa negara tersebut meraimaikan Suriah, apakah hal ini tidak semakin membuat Suriah hanya menyisakan kepunahan bagi Suriah?
Di manakah Israel? Ternyata jagoan yang satu ini bermain di balik layar. Sekali-sekali memanaskan situasi dengan penyerangan ke posisi Hezbullah dan kadang berdiam diri sambil memonitor waktu yang tepat untuk menciptakan atau meningkatkan ketegangan antara Rusia dan AS di atas bumi Suriah.
Perlu diwaspadai aksi Israel adalah taktik kemampuannya menghilangkan jejak lalu menyebut negara tertentu (pihak tertentu) sebagai pelaku serangan terhadap AS atau Rusia di Suriah atau dikenal sebagai Flag Conspiracy Theory. Apa jadinya jika itu terjadi?
Suriah tidak menarik lagi memang, tapi daya pikatnya ternyata mampu menarik seluruh dunia bersaing memilikinya...hehehhehe
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Sumber gambar : veteranstoday.com/wp-content/uploads/2013/09/hot-tub-syria2.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H