Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Serangan Rusia Menggila, Turki (NATO) Atur Siasat di Suriah

12 Oktober 2015   03:36 Diperbarui: 16 Oktober 2015   08:02 40845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://thesaker.is/wp-content/uploads/2015/10/Latuff-on-Russia-in-Syria.jpg

Kini Rusia semakin mengintensifkan serangannya seolah tak perduli lagi dengan apapun protes dan siasat NATO. Intensitas sortir Rusia ke kubu ISIS kelihatannya akan semakin ditingkatkan. Jika dalam sehari saat ini terjadi 63 sortir diprediksi akan semakin meningkat, sebagaimana dijanjikan oleh pejabat Rusia bahwa semakin hari Rusia akan semakin meningkatkan serangannya seperti disebutkan salah satu pejabat militer Rusia, Andrei Kartapolov, "We will not only continue strikes... We will also increase their intensity," dikutip dari reuters.

Di sisi lain, meski serangan udara Rusia semakin menggila dan siasat Turki (NATO) semakin taktis tidak berarti ISIS mengalami kemunduran di berbagai front. Di tengah mengganasnya serangan Rusia, ISIS pada 9/10/2015 lalu justru berhasil menguasai 6  desa di sepanjang koridor dalam zona penyangga yang dibuat Turki. Koridor dan enam desa tersebut sangat strategis karena dapat menghubungkan bagian utara Aleppo dengan perbatasan Turki sebagaimana dilansir oleh nytimes 10/10/2015

Entah akan seperti apa kondisi Suriah setelah Rusia semakin menggila atau siasat NATO semakin taktis membantu pejuang Suriah, kita nantikan saja perkembangannya.

Kita tidak berharap timbulnya PD-3 dari politik dan krisis Suriah, apalagi pembicaraan setingkat kepala negara NATO dan Arab dengan Rusia telah berlangsung intensif dan kompromis.

Salah satu pertemuan terkini dari koalisi Arab dan AS adalah kunjungan Menteri pertahanan Saudi Arabia, pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz ke Rusia. Pangeran Mohammades bin Salman menyatakan dukungannya pada Moskow dalam memerangi ISIS yang disampaikan saat bertemu Vladimir Putin di Sochi, Rusia 11/10/2015.

KSA bukan satu-satunya penentu berakhirnya perang Suriah akan tetapi sikap netralnya pada kondisi seperti ini memperlihatkan adanya kemajuan dalam upaya menyamakan persepsi melawan ISIS meski tahap berikutnya adalah bagaimana menghentikan Assad menjadi siasat paling utama KSA juga NATO dalam masalah Suriah.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Sumber Ilustrasi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun