Tampaknya sekali lagi Putin kembali meraup kemenangan semu dengan meninggalkan zona perang Donbass dengan strategi memindahkan fokus dan energi ke Suriah.
Dalam waktu dekat kita akan melihat aksi militer Ukraina yang beberapa waktu lalu kehilangan kekuasaannya di bagian timur dan barat akan "memukul" posisi pemberontak Donbass di Ukraina timur dan barat dan merebut kembali bahkan menetralisir wilayahnya kembali dari program "Novorossiya" atau pembentukan Ruisa Baru (New Russia).
![Source : Washington Pos](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/01/novorossiya-560c501e3f23bddf0ce7ab69.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Wilayah manakah yang paling menarik minat Rusia antara Donetsk dan Luhansk atau Suriah? Tentu saja Rusia memilih Suriah dengan sejumlah alasan dan nilai strategis yang telah disampaikan pada tulisan sebelumnya di sini : Rusia Siap Tempur di Suriah
Berbeda dengan Rusia, bagi negara Eropa dalam kaitan hubungan luar negeri dengan Rusia nilai strategisnya justru berada di Ukraina timur. Jika wilayah tesebut dapat dikuasai kembali oleh Ukraina maka semenanjung Krimea akan dijadikan posisi baru (setelah Polandia) tempat berdirinya pangkalan senjata nuklir NATO yang diarahkan ke Rusia.
Mungkinkah Rusia akan memperoleh kemenangan sejatinya di Suriah dan Donetsk-Luhansk sekaligus? Rasanya tak akan bisa dan mustahil bisa sekaligus. Oleh karenanya Rusia harus memilih dan kelihatannya Rusia lebih tertarik pada pesona Suriah demi menancapkan pengaruh di Timur Tengah ketimbang mengurus Ukraina timur dan barat yang merke lihat tidak memiliki nilai ekonomis meski tak kalah strategis.
"Tidak ada makan siang gratis, Mr Putin... Lupakan mimpi New Russia (Novorossiya)? " Mungkin itulah yang diucapkan oleh Obama dan pemimpin Eropa sekutu AS lainnya di belakang Putiin, sambil empersilahkan Rusia masuk Suriah tapi lepaskan dulu dukungannya di Donetsk dan Luhansk.
Salam Kompasiana
abanggeutayo