Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Brunei, Bukan Liliput dari Negeri Dongeng

5 Mei 2015   02:51 Diperbarui: 11 Agustus 2019   13:53 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penduduk Brunei memang relatif sedikit, sekitar 600 ribuan orang dengan tingkat kepadatan yang masih sangat nyaman. Tapi bukan karena itu Brunei kini memikat dunia bagaikan puteri cantik jelita. BUKAN juga karena wilayah yang kecil dan penduduk yang sedikit itu maka kesejahteraan Brunei dapat dikelola dengan baik oleh Sultan Brunei ke 29 sejak diangkat pada 1967 lalu.

Bandar Seribegawan yang menjadi pusat kota dan denyut nadi Brunei luasnya  hanya 100.36 km² (104.000 m²) yang dihuni penduduk sekitar 350 ribuan jiwa.

Jika dibandingkan dengan ukuran areal stadion sepakbola terbesar di dunia saat ini Stadion Rungnado May Day  di Pyongyang, Korea Utara  (seluas seluruhnya arena  207.000 m²) maka luas ibukota Brunei hanya setengah saja dari total areal stadion  raksasa tersebut.

Dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk memang Brunei tidak seberapa, tapi sentuhan sang raja Muhammad Shah sang perintis Brunei, mampu menembus batas ruang dan waktu daratan negara manapun di dunia dalam hal kemakmuran dan kesejahteraannya.

Lihatlah beberapa deretan penting reputasi Brunei saat ini, antara lain adalah :

  1. Pemegang indeks pembangungan manusia (IPM) ke dua tertinggi di ASEAN setelah Singapore
  2. Pemegang rekor urutan ke lima dunia dalam PDB (Produk Demestik Bruto) per kapita
  3. Dalam catatan IMF Brunei sebagai negara maju di Planet Bumi kita berdasarkan keseimbangan kemampuan Belanja dan Pendapata.
  4. Negara terkaya ke lima dari 182 negara di atas muka bumi.
  5. Kekayaan pribadi Sultan Brunei pada  2013 diperkirakan mencapai 25 miliar US dolar.
  6. Anggaran pertahanan Brunei tahun fiskal 2014/2015, meningkat 39% dari sebelumnya menjadi 719 juta Dollar Amerika.. Sekitar 45 persen dari anggaran yang dialokasikan untuk gaji, sisanya untuk belanja pertahanan. Meski hal ini tidak berkaitan dengan semakin banyak daratan Brunei yang hilang diantara daratan Malaysia serta ancaman benih api pertikaian Spratly di Laut Cina selatan menganggu ketenangan Brunei, peningkatan armada pertahanan khususnya AU dan AL Brunei dalam rangka menjaga keamanan dan perdamaian di Brunei dan teritorialnya.
  7. Sultan Brunei dan keluarga kerajaan telah membeli sejumlah 75% properti di blok Queensway, Bayswater, tepatnya pada deretan pertokoan di bagian utara Kensigton Gardens. Modal yang dikeluarkan untuk itu mencapai £500m atau 500 juta Poundsterling.Tujuannya untuk mengumpulkan konsentrasi perdagangan Brunei di London dan menyewakan kepada pihak lain untuk menambah pemasukan Kerajaan Brunei di masa yang akan datang terutama saat ketergantungan pada minyak dan gas akan mengurangi pemasukan bagi Kerajaan Brunei.

Raja atau Sultan Brunei telah bekerja keras memakmurkan rakyatnya. Jika di sana sini timbul pertanyaan atau timbul protes di dalam hati warganya karena hidup berlimpah dan mewah tentu saja itu hal yang lumrah karena pertanyaan seperti itu akan terjadi pada siapapun dan oleh siapapun di mana-mana di seluruh dunia pada pimpinannya.

Yang terpenting adalah,  faktanya. Saat ini tingkat kemakmuran yang kini dirasakan rakyat Brunei -warisan Awang Alak Betatar (sultan Muhammad Shah)- nyata-nyata telah membuat Brunei menjadi negara modern dan maju dalam beberapa bidang.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian halnya terjadi di Brunei. Upaya pemerataan kesejahteraan belum menyentuh 100% ke seluruh wilayah. Di sana-sini tentunya masih ada beberapa hal yang masih dalam kondisi kurang memuaskan misalnya perkampungan kumuh terendam banjir masih menghiasi pinggiran ibu kota  Bandar Sribegawan semua dalam proses penyesuaian termasuk mempertahankan kampung dengan kondisi aslinya ratusan tahun yang lalu sesuai dengan uraian sejarah di atas.

Brunei tak perlu perang untuk menambah harta rampasan, tak perlu juga kekacauan politik dan militer untuk menaikkan reputasi dan  karier pejabat dan pimpinan mipiternya, juga tak perlu adu gengsi dengan atraksi-atraksi berotot atau sekadar gagah-gagahan. Brunei ternyata telah gagah dan perkasa dari sejak dulu kala dan kini memetik hasilnya untuk dinikmati bersama rakyatnya.

Beberapa kalangan menilai suksesnya Brunei karena wilayahnya kecil atau warganya sedikit dan pendapatannya berlimpah sehingga Brunei menjadi mutiara bak muta manikam saat ini. Tapi jangan lupa, banyak negara kecil lainnya bahkan dengan penghasilan berlimpah tapi tidak cukup kuat mencapai reputasi seperti di atas. Negara besar berpenghasilan besarpun banyak, tapi belum juga mampu mencapai deretan rekor seperti dicapai Brunei di atas.

Jadi, sebesar apakah Brunei saat ini? Faktanya telah jelas. Brunei sebetulnya sebuah raksasa  ekonomi yang terlihat kecil. Melihat Brunei, tidak sama seperti kita melihat rumput tetangga..

Salam Kompasiana

abanggeutayo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun