Saat ini, sejumlah Merchant telah menerima sistim pembayaran Non Tunai di seluruh tanah air. Bahkan pedagang batu akik dan warung kopi di Banda Aceh ternyata telah lebih duluan menggunakan pembayaran Non Tunai. Hal ini menandakan sebagaian warga kita literasi keuangannya telah lebih baik akibat berjalannya proses transfer knowlidge literasi keuangan mereka tepat sasaran dan efektif.
Tantangan terberat pada sosialisasi sistim pembayaran Non Tunai sesungguhnya bukan pada kontra opini segelintir pelaku bisnis yang merasa terancam kepentingannya dari budaya pembayaran tunai. Yang paling berat adalah bagaimana informasi yang benar dapat menyentuh hingga ke akar rumput masayarakat kita agar memahami fakta dan manfaat Non Tunai dengan benar.
Jangan biarkan mereka yang salah menerima informasi atau senang pada zona nyamannya semakin tenggelam dalam sikap apriori. Padahal planet kita saat ini telah menuntut manusia yang hidup diatasnya agar segera beralih ke Non Tunai karena lebih efisien, mudah, cepat dan aman. Di banyak belahan dunia di atas bumi kini sistem Non Tunai telah menjadi kebutuhan masa kini dan masa depan.
Kapan kita terbebas dari Non Tunai? Mungkin ada pembatasnya. Pemberian remeh temeh adalah pengecualian dan belum dapat menyentuh non tunai, misalnya pemberian uang pada anak kecil dan jajan anak di sekolah atau pemberian sedekah dan pemberian uang untuk pengemis dan lain-lain. (Jika pengemis pun ternyata menerima pemberian Non Tunai, apa kata dunia? hehhehehehe..)
Planet bumi abad ini telah menyiapkan sarana dan prasarana untuk bertransaksi melalui alat pembayaran Non Tunai. Marilah kita sikapi dan bantu sosialisasikan kepada seluruh warga kita.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Catatan :
Tulisan berikutnya aneka pernak-pernik pertemuan Kompasianer dengan pengurus Kompasiana akan disajikan pada tulisan terpisah dari tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H