Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Meski Kalah di Pilpres, Jokowi Tetap Perhatian Serius untuk Aceh

10 Maret 2015   20:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_401986" align="aligncenter" width="600" caption="https://www.facebook.com/KissTelevisi/photos"][/caption]

Meski kunjungan Presiden ke berbagai pelosok tanah air adalah hal yang biasa tapi bagi Aceh kunjungan presiden Jokowi ke Aceh kali ini dapat dikatakan sebagai hal yang luar biasa, penuh makna.

Luar biasa bukan saja karena ini merupakan kunjungan pertamanya -sejak di lantik- sebagai Presiden ke ujung paling barat negara kesatuan republik Indonesia tapi berkaitan juga dengan sejumlah agenda "utang piutang" kesepakatan Aceh dengan Jakarta dalam memicu dan memacu pembangunan Aceh.

Kunjungan yang penuh makna karena dia adalah Presiden Indonesia PERTAMA yang menginjakkan kaki di tugu kilometer Nol di Pulau Weh Sabang, lokasi yang menjadi titik pertama batas ruang wilayah Republik Indoneisa dari Sabang sampai Merauke, dari Mentawai sampai Miangas. Ini tentu selaras dengan program poros maritim yang ingin dicapai Indonesia dalam masa pemerintahannya untuk menjaga keutuhan dan pengakuan dunia atas ruang udara, laut dan daratan di seluruh kepulauan nusantara.

Hal luar biasa lainnya juga menyangkut turunan UUPA (undang-undang pemerintahan Aceh), meski hal itu tidak dibicarakan  dalam agenda kunjungannya ke Aceh kita dapat menilai langkah nyatanya dalam implementasi UUPA menjelang kunjungan tersebut.

Selama  lima bulan Jokowi menjadi Presiden, telah disetujui satu PP dan 1 Perpres atau dua keputusan turunan UUPA. Selebihnya, enam turunan UUPA lainnya telah diimplementasikan dalam proses 9 tahun masa pemerintahan SBY dari 10 tahun kekuasaan SBY. Jadi lompatan yang dilakukan presiden Jokowi berproses sangat cepat. Apalagi satu sisa lagi turunan UUPA menyangkut PP tentang perimbangan bagi hasil migas juga sedang mengarah pada persetujuan.

Tentu saja kunjungan Jokowi tidak untuk membicarakan turunan UUPA tersisa di atas, melainkan untuk melihat, mendengar dan memberi solusi, pertimbangan, persetujuan dan peresmian mega proyek, antara lain adalah :


  1. Peletakan batu pertama pembangunan waduk Krueng Kereuto, waduk terbesar di Aceh Utara
  2. Peresmian refigasi Perta Arun di Lhokseumawe
  3. Pertemuan dengan Relawan jokowi
  4. Kunjungan ke salah satu TK di Aceh Utara
  5. Kunjungan ke titik paling ujung Indonesia, yaitu di Kilometer Nol (Km 0) di Sabang, Pulau Weh yang dicanangkan menjadi Icon HUT RI 2016 yang ke 70. Beberapa proyek penting di Sabang yang sempat tak kunjung selesai juga akan ditinjau kembali pembangunannya.
  6. Persetujuan jalan tol Tran Sumatera, Aceh sampai Lampung
  7. Persetujuan beberapa ruas jalan tol di Aceh
  8. Pembicaraan dan diskusi serta memberi masukan terhadap beberapa hal lain dalam memajukan Aceh dan menyinggung hal penting lainnya tentang performa anggaran Aceh 2015.

Beberapa hal menarik dan mendadak gaya blusukan Jokowi sempat membuat repot petugas pengawal presiden antara lain adalah :

Baru beberapa jam tiba di tempat penginapannya di Hotel Hermes, Jokowi ingin menikmati masakan Mie Aceh. Ia pun bergegas ke salah satu warung Mie paling terkenal di Banda Aceh, yaitu warung Mie Razali. Sontak saja kunjungan mendadak itu membuat surprise sejumlah pengunjung di warung tersebut minta berselfi dengan Jokowi dan ibu Irina.

Selain itu, saat kembali dari peresmian proyek  senilai 1,7 triliun waduk Krueng Keuruto sekitar pukul 17.30 singgah sejenak untuk MAKAN SIANG di salah satu warung nasi tradisonal  di Gampong Parang, sekitar 50 km dari Lhokseumawe.

Pada ksempatan lain, Jokowi secara mendadak mencari surau atau masjid karena waktu salat Dzuhur hampir lewat. Seketika Jokowi meminta dicarikan masjid terdekat. Setiba di masjid tersebut ia bergegas  turun dari kendaraan presiden RI-1 menuju toilet dan berpapasan dengan beberapa pria yang tidak mengira sosok yang sedang kebelet itu adalah presiden RI. Ia pun dinobatkan menjadi imam untuk seluruh rombongan yang ikut shalat pada kesempatan tersebut.

Jokowi juga berkunjung ke sebuah TK yang membuat pengajar dan anak-anak sangat sruprise mendapat kunjungan mendadak tesebut. Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi, Jokowi berbincang bincang dengan sejumlah guru TK dan beberapa murid dalam perjalanannya sejauh 60 km menuju lokasi waduk raksasa tersebut.

Dalam kunjungannya ke lokasi proyek bendungan Paya,  di sebuah desa Paya Seunara, Sabang, mobil kepresidenan Mercy RI-1 mendadak berhenti di sebuah desa. Ia lantas menemui sejumlah orang yang sedang ongkang-ongkang di sebuah rumah. Ia lalu berdiskusi mengenai pembebasan lahan untuk proyek tersebut. Setelah pertemuan singkat itu seorang warga mendadak mencegat Jokowi dan memberinya kenang-kenangan sebuah cincin batu giok, Lavender asal Meulaboh.

Jokowi mampu menghipnotis rakyat Aceh. Banyak komentar positif padanya dari berbagai kalangan termasuk warga di desa saat ia berhenti sejenak dalam perjalanan daratnya dari Lhokseumawe ke beberapa lokasi kunjungan.

Tim relawan Jokowi dari Bara JP sangat bangga atas kunjungan Jokowi. “Kami bangga dengan Pak Jokowi, meskipun sudah menjadi Presiden, dia tetap mau bersalaman dan selalu ingin dekat dengan rakyat dimanapun dia berkunjung,” ujar Muktarrudin, relawan Jokowi ini

Jokowi lain dari yang lain. "nyoe bereh that jeut ke Presiden" kata seorang dalam bahasa Aceh yang dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "Mantap, ini dia baru Presiden," karena baru kali ini Presiden datang ke Aceh mirip seperti rakyat biasa dan membandingkan dengan sejumlah tampilan presiden sebelumnya saat berkunjung ke Aceh apalagi sampai pedalaman Aceh.

Keterkaitan emosional Jokowi terhadap Aceh yang tinggi itu mungkin sangat beralasan. Yang pertama ia adalah tipikal pemimpin yang lebih gesit, impresif dan langsung action yang berbeda dengan beberapa presiden terdahulu. Ke dua, Jokowi juga pernah menjadi warga Aceh saat menjadi salah satu manajer pada PT KKA (Kertas Kraft Aceh) pada 1985 -1987. Kebetulan sekali ibu Iriana melahirkan anak pertamanya saat Jokowi bertugas di Aceh.

Jadi kedekatan emosional itu memang sangat melekat pada Aceh, meski sangat disayangkan pada saat pemilihan Presiden lalu, pasangan Jokowi dan Jusf Kalla justru kalah di seluruh Aceh.

Hari ini (10/3/2015) sore Jokowi dan rombongan meninggalkan Banda Aceh menuju Jakarta. Meninggalkan sejuta kenangan dan sejumlah janji program yang seyogyanya dapat diimplementasikan setibanya di Jakarta.

Di sis lain, Jokowi juga meninggalkan sejumlah kenangan tidak mengenakkan atas penyikapan anti Jokowi yang digelar dalam aksi demontrasi sejumlah Mahasiswa dari BEM Banda Aceh.

Blusukan Jokowi memang mantap, mampu menghilangkan dahaga Aceh. Semoga tidak sesaat, hehehehehe..

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun