Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money

Kepala Intelijen Saudi Arabia Tewas, Suriah Makin Membara?

1 Agustus 2012   11:37 Diperbarui: 5 Maret 2020   14:14 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari berbagai situs dunia, informasi tidak resmi yang datang  BUKAN dari pemerintahan kerajaan Arab Saudi (KSA) menyebutkan bahwa pangeran Bandar (63) yang dituduh oleh Suriah sebagai otak dibalik serangan 18 Juli di Damaskus telah terbunuh oleh jaringan Suriah di pusat markas Intelijennya sendiri di Riyadh pada 26 Juli 2012 atau berselang seminggu setelah peristiwa "Damascus Volcano."

 Siapakah Pangeran Bandar?

Pangeran Bandar bin Sultan adalah anak kandung salah satu menteri pertahanan sejati KSA yaitu Sultan bin Abdul Aziz  yang menjadi Menteri Pertahanan KSA  hampir lima dekade, dari 1963 - 2011 sampai kematiannya pada usia 80 tahun di sebuah rumah sakit terkenal di New York, AS.

Sultan bin Abdul Azis adalah salah satu menteri yang paling dipercaya dan loyal terhadap kepemimpinan raja Fahd. Posisi dan kepercayaan ini tidaklah heran mengingat sebenarnya Sultan bin Abdul Azis adalah saudara tiri Raja KSA sekarang, Raja Abdullah. Karena itu juga tak heran, Sultan bin Abdul Azin mendapat gelar pangeran.

 Entah ada kaitannya dengan hal itu apa tidak, ternyata posisi loyal Pangeran Sultan juga berimbas ke Bandar, anaknya. Karena turunan dari ayahnya, ia juga mendapat gelar pangeran sehingga disebut dengan pangeran Bandar bin Abdul Aziz al Saud.

Perjalanan karier pangeran Bandar memang merambat sangat cepat. Ia akrab dengan dunia Barat terutama dengan AS tak lepas dari kehangatan hubungan kerjasama petinggi dan pejabat AS dengan ayahnya Menteri Pertahanan (abadi) KSA dari era raja Faisal hingga raja Abdullah.

Awal melejitnya Bandar terutama pada masa pemerintahan almarhum raja Fahd, ketika ia dipercayakan untuk melobi AS  terhadap persetujuan pembelian sejumlah pesawat tempur canggih AS (F-15) pada tahun 1978. Kala itu, Jimmy Carter menaruh perhatian besar terhadap peranan pangeran ini dalam percaturan politik AS dan kariernya hingga menyetujui minat KSA membeli pesawat tempur tersebut.

Setelah sukses menjadi pelobi AS, berikutnya pada tahun 1982 raja Fahd memberi kepercayaan padanya sebagai atase militer di Kedutaan Besar KSA untuk AS.

Baru setahun jadi atase militer, setahun kemudian ia dinobatkan sebagai dutabesar luar biasa dan penuh KSA  untuk AS pada 1983 - 2005. Pada jabatan hampir abadi ini, ia menjadi dutabesar untuk AS hampir 5 dekade lamanya. Dengan demikian, pangeran Bandar telah berinteraksi dengan 5 presiden AS dari Jimmy Carter ke Ronald Reagen hingga Barack Obama sebelum akhirnya ia ditunjuk sebagai Sekjen Dewan Keamanan Nasional pada 16 Oktober 2005 oleh raja Fahd hingga 2009.

Kiprah pangeran Bandar selanjutnya adalah dalam kaitan pelatihan dan pembentukan jaringan Al-Qaeda di beberapa tempat di Timur Tengah. Selain itu, peranan pangeran Bandar terhadap kepentingan program Globalisasi AS baik dalam kawasan regional di timur tengah maupun dunia bukanlah rahasia umum lagi.

Sejak itu, berbagai rumor tentang pangeran bandar datang silih berganti. Kedekatannya dengan George W Bush terjadi sejak Bush menjabat wapres AS. Begitu dekatnya mereka sehingga George HW Bush (Bush Senior) saat menjabat sebagai presiden AS menyebut pangeran ini sebagai anak angkatnya. Tak heran, pangeran Bandar mendapat sebutan akrab yang baru "Bandar Bush."

Performa pangeran Bandar telah umum diketahui di KSA, misalnya tatkala ia memalsukan tahun kelahirannya. Selain itu tatkala masuk akademi angkatan udara KSA ia juga sempat diperdebatkan usianya, namun akhirnya bisa masuk dan sukes menjalani pendidikan dan latihan pada akademi bergengsi tersebut.

Pangeran Bandar juga terkenal memiliki kemampuan bernegosiasi yang amat baik. Tak heran kawan dan lawan pun bisa didekatinya dalam kondisi apapun. Untuk hal ini, kompasianer kita "kang Ragile" menurunkan tulisan bergizinya tentang sosok atraktif tersebut, di sini : pangeran-bandar-maestro-perang-dan-damai-modern-dari-saudi/

Melihat reputasinya yang cemerlang dalam dunia intelijen dan lobi khusus, ia pun dinobatkan sebagai Direktur Jendral Badan Intelijen Saudi mulai 19 Juli 2012 atau tepat sehari setelah peristiwa Volcano Damascus yang menewaskan kapala intelijen Suriah dan sejumlah petinggi lainnya.

Kuat dugaan yang santer terdengar dari beberapa media massa dan portal berita di dunia maya tentang sosok ini bahwa penunjukan pangeran Bandar sebagai kepala intelijen KSA erat kaitannya dengan program pembantaian massal terhadap petinggi militer Suriah adalah andil dan kerjasama yang rapi dan rahasia  antara logistik CIA dengan sejumlah pasukan bayaran dari Yordania yang diketuai oleh pangeran Bandar. Keterkaitan ini disampaikan oleh salah satu situ berita Israel "Ibrani Mako" berbahasa Jewish dan sebuah situs berita lainnya,  Voltairenet. (sumber : http://www.voltairenet.org/Syria-reportedly-eliminated-Bandar).

Peristiwa serangan bom bunuh diri yang diduga dilakukan oleh jaringan Suriah terhadap pangeran Bandar  di markas besar inteleien Saudi yang memiliki sejumlah reputasi hebat dan luar biasa punya jaringan keamanan dengan berbagai kalangan itu terjadi hanya selang seminggu dari peristiwa di Damascus.

Pemerintah KSA sendiri hingga hari ini masih menutup rapat informasi tersebut, bahkan beberapa portal berita dunia yang sering menjadi acuan berita internasional pun seperti The NY Times, Herald Tribune, The Guardian, CNN dan lainnya tidak ditemukan konfirmasi berita yang beredar tentang nasib  tragis pangeran Bandar tersebut.

Jika serangan balasan oleh jaringan Suriah ini benar-benar terjadi, ini artinya Arab Saudi sudah masuk secara terang-terangan dalam perangkap perang Suriah setelah Turki. Setelah itu masuklah  Iran dengan terang-terangan dan di susul sejumlah negara Arab lainnya yang didominasi oleh kaum Sunni.

Sementara itu dari dataran tinggi Golan yang menjadi matanya Israel, sejumlah wisatawan Israel bahkan Menteri Pertahanan Ehud Barak dilaporkan menyaksikan pandangan mata langsung pertempuran di perbatasan terdekat di sekitar dataran tinggi Golan. (Sumber : Di sini).

Jadi sebenarnya  siapa yang berpengaruh di tanah yang terus begolak dari masa ke masa itu dari jaman para nabi-nabi sejak dahulu kala?

Salam Kompasiana

 

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun