Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemerintah Tak Berdaya Hadapi 'Taipan' Telkomsel

8 Oktober 2011   17:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:11 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepentingan politik terhadap Telkomsel adalah, operator seluler ini digunakan untuk meraup keuntungan  bagi kepentingan negara asing dan berkaitan dengan bargaining pada bidang yang sama dalam kepemilikan di PT Telekom, PT Indosat, PT.Indosat, PT.Excelcomindo,  PT.Natrindo (Lippo Telecom),  PT.Cyber Access, PT. Mandara Seluler dan Twinwood Ventura. Semua perusahaan seluler itu dimiliki oleh taipan kaliber dunia terutama dari Singapore dan Malaysia.

Menggoyang Telkomsel dari cengkeraman Taipan asing sama halnya menganggu stabilitas di beberapa perusahaan operator seluler lainnya. Lihatlah bagaimana mereka menguasai saham-saham perusahaan operator seluler kita, sebagai berikut :

  1. PT.Telkomsel 35% sahamnya dipegang oleh SingTel anak perusahaan Temasek Singapore.
  2. PT.Natrindo (Lippo Telecom) 95% sahamnya dikuasai Maxis Communication, PT.Cyber Access 60% sahamnya dikuasai Huctchinsons Telecom Hongkong.
  3. PT.Mandara Seluler, 24,7 % sahamnya dikuasai Polaris Mobile. Juga tercatat Twinwood Ventura dari Sampoerna Group menguasai 58% saham PT.Mandara Seluler.
  4. PT.Excelcomindo 66,98% sahamnya dikuasai Telekom Malaysia.
  5. PT.Indosat 41,94 % sahamnya  (sebelum dijual oleh STT ke QTEL ASIA) dikuasai ST Telemedia (STT) anak perusahaan Temasek Singapore,

Oleh karenanya tidak heran, mengapa pemerintah kita dan Telkom, Tbk sendiri  yang telah berkoar-koar sejak tahun 1997  hingga kini (4 tahun lamanya) akan melakukan buyback, ingin akuisisi, ingin menguasai dan berbagai istilah yang bernada menghibur publik,  BELUM dapat membuktikan rencana tersebut sebelum berakhirnya MoU yang telah ditandatangani. Jadi apapun kondisi dan situasinya, para Taipan yang tergabung dalam Kartel tersebut tidak akan memberi ruang gerak dan kesempatan kita untuk mengatur strategi melepaskan Telkomsel dari jeratannya.

Mungkin suatu saat ketika para taipan sudah puas dan melihat Telkomsel dan operator di tanah air sudah mampu mandiri atau sudah terpecah belah karena reformasi dalam industri telekomunikasi, bisa jadi para taipan dalam kartel tersebut melepas cengkeramannya.

Permainan maut Telkomsel pencabut Nyawa Pulsa

Oleh karena itu tak heran, apapun dilakukan untuk meraup keuntngan optimal termasuk metode-metode dan skema pembodohan pelanggan melalui iklan dan lebih parah lagi adalah melalui pesan SMS yang menjebak dan menipu membuat kita geleng-geleng kepala karena diperlakukan seolah-olah tidak mengerti sama sekali sedang dalam jebakan maut mereka.

Lihatlah apa yang sedang santer dan heboh dibicarakan saat ini. Lihatlah betapa vulgarnya Telkomsel mengirim SMS mulai betema "Mama Minta Pulsa" hingga "Hadiah Gratis Untuk Anda dengan menjawab 5 Pertanyaan berturut-turut."  Belum lagi aneka jebakan maut menyedot "nyawa" pulsa pelanggan melalui konten murahan yang disewa oleh beberapa provider di Telkomsel.

Soal keuntungan dari permainan maut itu tidak tanggung-tanggung. Bayangkan saja sekali pesan itu Anda terima  maka Anda akan dikirim SMS berbahaya beberapa kali yang berujung pada habisnya "nyawa" pulsa Anda akibat disedot sebesar Rp.2000,- per SMS haram tersebut.

Apa tanggapan anaka-anak, ibu-ibu atau pelanggan di kota dan pedesaan yang masih kurang memiliki wawasan obyektifitas  saat menerima pesan Telkomsel yang menawan tersebut? Mereka menekan tombol yes (setuju atau mengikuti petunjuk atau perintahnya. Lalu tekan Yes, tanda setuju), akibatnya fatal, pulsa mereka tersedot dengan cepat. Tragisnya bukan hadiah yang di dapat malah minta uang lagi untuk mengisi pulsa yang terbuang percuma dan sia-sia.

Percuma dan sia-sia bagi kita, tapi menarik untuk Telkomsel. Lihat saja, berapa orang yang mampu terkoceh setiap hari? Katakan dari total 100 juta pelangganTelkomsel, hanya 5% saja yang terjebak setiap hari, atau katakanlah hanya 5% pelanggan Telkomsel yang terjebak dalam satu bulan terakhir, artinya ada sekitar 5 juta pelanggan yang memberikan pulsanya kepada Telkomsel.

Dari 5 juta pelanggan tersebut, mereka terjebak permainan sebanyak 5 kali saja (karena menjawab 5 kali pertanyaan) dengan baya per SMS katakanlah Rp.1000,- per SMS. Artinya ada sebanyak 5 juta pelanggan yang dirampok oleh Telkomsel sebesar Rp.5000.- per orang. Jika ditotal jumlahnya mencengangkan, yaitu mencapai Rp.25 miliar. Berapa  lamakah sudah permainan itu dijalankan oleh Telkomsel? Apakah tidak menarik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun