Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humor

Soeharto: "Piye Kabare? Enak Jamanku to?"

29 Januari 2012   17:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 15440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi baiklah, oleh karena tulisan ini hanya menyampaikan petikan ucapan tersebut, ada baiknya kita mengupas apa sikh enaknya  jaman (era) Seoharto berkuasa? Beberapa hal penting yang dapat kita lihat secara kasat mata antara lain adalah :

  1. Pada era kepemimpinan Soeharto terutama setelah periode ke dua pemerintahannya (1978) sampai 1998 beberapa saat sebelum terjadinya reformasi menggulingkan pak harto, kita jarang merasakan keributan-keributan antar suku, antar geng, antar preman apalagi antar kampung.
  2. Pada era Soeharto meskipun korupsi telah ada -entah karena dipaksa bungkam- tidak terlihat vulgar dan terbuka bergerombol seperti saat ini.
  3. Tingkat disiplin warga dan masyarakat secara umum masih dalam batas toleransi. Mskipun ada demonstrasi sifatnya telah terkoordinasi dengan baik dengan pihak keamanan.
  4. Disiplin aparatur penyelenggara negara dan pemerintahan secara umum dapat terkendali karena koordinasi antar departemen dan lintas departemen berjalan dengan baik.
  5. Jaman Soeharto, para penguasa daerah tidak menjadi raja-raja kecil. Kepala Daerah dipilih melalui proses yang tidak berbelit-belit seperti saat ini yang justru mengahbiskan energi karena penuh trik dan intrik kepalsuan.
  6. Pada  jaman soeharto, harga dan bahan-bahan kebutuhan pokok relatif aman dan terjamin. Meskipun penghasilan rata-rata saat itu masih kecil namun dibandingkan dengan harga-harga masih terjangkau. Beda dengan sekarang meskipun gaji dan penghsilan rata-rata sudah naik ternyata lebih besar lagi kenaikan harga-harga sehingga daya beli Rupiah  terhadap kebutuhan menjadi lemah.
  7. Penegakan hukum pada jaman Soeharto memang ada kelemahannya. Hukum dapat diarahkan menurut kepentingan dan kebijakan politik, tapi tidak dilakukan secara berkomplot. Segala sesuatu yang bertentangan dengan kebijakan Soeharto pada masa itu saja yang mengalami gangguan dalam penegakan hukum.
  8. Penegakan HAM pada jaman Soeharto memang lemah, kesannya orang Indonesia dikeberi dan ditakut-takuti. Namun kemudia terjawab semua itu dilakukan secara bertahap (dari antisipatif sampai represif) karena harus dijawab dengan tegas. Penegakan hukum memang harus tegas dan keras, sebab jika tidak tegas dan keras maka akan banyak terjadi pemutar balikan pengertian hukum menurut interpretasi masing-masing.
  9. Peluang bisnis pada masa Soeharto paling kondusif. Banyak investor dalam dan luar negeri yang merasa nyaman dan yakin dapat berbisnis dengan baik. Hanya saja peluang bisnis itu disalahgunakan oleh beberapa konglomerat untuk memperkaya imperium mereka saja.
  10. Premanisme, anarkisme dan brutalisme yang dilakukan oleh oknum-oknum pada  jaman Soeharto pasti diproses meskipun secara tertutup. Sedangkan gangguan dan stabilitas keamanan dalam negeri yang diakibatkan oleh sipil pasti ditindak secara represif.

Masih banyak beberapa hal lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini termasuk misalnya masalah hubungan internasional baik dalam kawasan regional maupun internasional, posisi Indonesia disegani oleh kawan dan lawan. Kita memiliki politikus dan negarawan ulung yang dikenang sepanjang masa oleh kawan dan lawan baik di dalam dan luar negeri.

Akan tetapi yang paling membuat kita menyesal adalah masalah tumpukan hutang Luar Negeri yang menggunung dan masih harus dicicil adalah warisan yang tidak terjawab penyelesaiannya hingga kini. Disamping itu Kolusi dan Nepotisme keluarga pak Harto dalam beberapa bidang bisnis dan industri memang itulah sumber masalah yang mengantarkan beliau pada jurang kehancuran.

Imperium yang dibangun dengan biaya mahal itupun akhirnya luluh lantak berkeping-keping hampir tidak  tersisa sedikit apapun lagi tatkala negara terjebak pada kekisruhan dalam tutuntan reformasi sistematis yang menuntut  pak Harto dan kroninya turun dan tahta setelah puluhan tahun berkuasa.

Melihat banyaknya masalah-masalah yang terjadi saat ini yang mungkin sebagian besar atau kecil adalah limpahan "warisan" beliau pada penguasa saat ini kita jadi teringat pada beliau. Entah karena itu beliau "hadir" dalam opini humor seperti yang hadir dalam tulisan ini, kepada pembaca budiman.

Jika boleh bertanya, apakah benar jaman Soeharto lebih  enak dari sekarang dalam berbagai bidang pemerintahan dan ketatanegaraan (Politik, Ekonomi, Hukum dan lainnya). Jika rekan budiman berkenan memberi jawaban tentu akan lebih baik untuk kita diskusikan.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun