Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tugu Tani dan Afriani, Dalam Data dan Fakta

25 Januari 2012   17:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27 5800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah secara kebetulan ada kaitannya apa tidak antara peristiwa "Sopir Pencabut Nyawa" di Tugu Tani dengan  peringatan "Aksi Legalisasi Ganja di Tugu Tani" beberapa waktu lalu -tepatnya pada 7 Mei 2011- saat seratusan orang  Lingkar Ganja Nasional (LGN) Dira Naraya, menyita perhatian orang saat melakukan aksi long march untuk  mendesak pemerintah menyetujui pengembang biakan tanaman Ganja,  peristiwa Tugu Tani Afriani pencabut nyawa  terjadi di lokasi yang sama lebih hebat lagi menyita perhatian pemerintah dan kita semua.

Peristiwa di Tugu Tani yang memilukan dan menyayat hati tersebut telah memancing reaksi penuh emasional dan irasional dari berbagai pihak. Beberapa tanggapan emosional dan marah telah ditujukan pada pengemudi dan kendaraan tersebut penuh emosional, misalnya tentang sosok pengemudi bak "Kuda Nil" yang dinilai sudah seperti mati rasa. Disebutkan juga dalam pemberitaan lainnya bahwa pelaku tragedi Tugu Tani Doyan Mabuk dan Rasis. Belum lagi ribuan twitter yang menyerang sosok wanita berdarah dingin tersebut dalam berbagai pandangan minor lainnya.

Irasional karena peristiwa tersebut  menyerempet parikan yang tentu menolak keras menjadi "kambing hitam." Pemberitan tentang masalah teknis dan spesifikasi kendaraan maut tersebut menimbulkan masalah. Stabilitas  kendaraan Xenia (sejenis dengan Avanza) dinilai kurang stabil  dalam kaitan teknis dan disainnya. Kendaraan tersebut sering terlibat kecelakaan di seluruh tanah air sehingga diminta dikaji ulang oleh Menteri Perhubungan, Freddy Numberi (sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1773412/menhub-tinjau-ulang-kelaikan-toyota-avanza).

Sejarah Tugu Tani.

Tugu Tani sebetulnya bukanlah tugu Petani. Tugu Tani disebut demikian karena yang terlihat pada patung tersebut adalah sosok seorang  lelaki yang menggunakan topi caping  -yang biasa digunakan petani- dan memanggul senjata laras panjang. Sosok itu adalah simbol pejuang  kemerdekaan yang sedang dilepaskan oleh ibundanya ke medan juang.

Sumber inspirasi pembuatan tugu tani terebut sebetulnya ada dua hal yang penting. Pertama dari sisi politik,  pada masa era perang dingin ketika Indonesia lebih condong ke Rusia (dahulu Uni Soviet -red) dan RRC secara terselubung melambangkan manivesto politik negara dan bangsa Indonesia yang terilhami oleh perjuangan petani RRC yang berhaluan Komunis. Ini juga menjadi harapan  perjuangan  PKI (saat itu)  yang mengharapkan sumber simpatisan dan kekuatan politik dan perjuangan mereka  berasal (terutama) dari  Barisan Tani Indonesia  atau BTI tahun 1962.

Dari sisi Seni Patung kotemporer, pembuatan Tugu Tani yang terbuat dari bahan perunggu tersebut adalah maha karya "Duo Rusia"  seniman patung kontomporer pada jaman itu, Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer . Kabarnya tatkala presdien Soekarno -saat itu- berkunjung ke Rusia tahun 1960. Dalam kunjungannya ke sebuah tempat pembuatan patung di Rusia beliau  terkesan dengan karya patung buatan Manizer. Lalu beliau menawarkan untuk membuat salah satu patung revolusi di Indonesia.

Singkat cerita, tim seniman patung Rusia dipimpin Matvei berkunjung ke Indonesia, mereka mencari imajinasi dan tema pembuatan patung di sebuah lokasi di Jawa Barat. Setelah tema dan imajinasi ditemukan dan berkonsultasi dengan tim ahli Soekarno mereka kembali ke Rusia dan menyelesaikan pembuatan patung tersebut hingga selesai dan mengirimkannya ke Indonesia menggunakan kapal laut.

Patung tersebut tiba di Indonesia pada tahun 1963, kemudian sesuai dengan rencana yang telah disiapkan patung tersebut ditempatkan di segitiga Menteng. Dalam publikasi selanjutnya patung atau Tugu Tani itu disebutkan sebagai bantuan dari pemerintah Uni Soviet.

Beberapa "kejanggalan" dalam kasus Afriani

Mungkinkah Afriani yang mengemudikan kendaraan maut tersebut? Tanpa bermaksud mengalihkan perhatian, mari kita telusuri beberapa hal ganji dalam peristiwa tersebut sebagai berikut :

  1. Afriani terlihat tidak panik, padahal seharusnya menabrak tewas seketika 9 orang harusnya membuat ia tidak sanggup berdiri sekalipun. Dari gambar yang diperoleh dari kamera terlihat ia tenang atau (terpaksa) tidak berekspresi apa-apa. Bahkan yang terlihat sangat panik adalah teman lainnya terutama yang berambut panjang. Apakah ada kemungkinan "Kuda Nil" bergantian tempat duduk pengemudi sebelum polisi datang menghampiri?
  2. Afriani tidak terluka sedikitpun. Jika melihat kondisi kendaraan yang remuk redam tersebut secara teoritis kemungkinan ada sedikit gorsan kaca atau benturan di tubuhnya.
  3. Hasil pemeriksaan ters urine yang berbeda antara pejabat di Polda Metro Jaya semakin membingungkan kita semua/ Apakah ada kemungkinan tertukarnya sampel urine Afriani dengan lainnya? Jika ia untuk tujuan apa ditukar sampel itu? Apakah Afriani ingin melindungi teman gaulnya yang sebenarnya menjadi pengemdui mobil pencabut nyawa tersebut?
  4. Afriani masih sempat mengirimkan pesan dalam BBM dengan nada biasa-biasa saja, misalnya "Gue hari ini sedang sibuk banget, bangsaaaaatt!!" dan beberapa jenis  pesan Twitter  pertanda ia melampiaskan kekecewaannya pada seseorang, misalnya " Terserah pada kalian mau bilang apa, intinya gue udah minta maaf."
  5. Rumah Afriani dijaga ketat oleh sekolompok orang yang tidak dikenal oleh penduduk setempat di bilangan Warakas. Meskipun mereka datang untuk menjaga untuk menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan tapi warga mempertanyakan sisitim penjagaan seperti itu tanpa berkoordinasi dengan kelurahan setempat.
  6. Dalam sebuah blog pribadinya di ww.Indonesiacuppied.com ia memiliki nama panggilan "afreeani" membuat statusnya antara lain : Tidak merokok, Kadang minum; Mencari pasangan laki-laki usia antara 29 - 36 tahun. Kalau melihat statusnya ia tidak perokok kelihatannya ia tidak mengkonsumsi ganja dan sejenisnya. Akan tetapi segala sesuatu bisa saja terjadi mengingat akun tersebut ia buat beberapa tahun lalu dan ia telah mengubah kebiasaannya dari yang terlihat dalam tampilan profilnya. Profilnya dapat dilihat di sini (semoga belum dihapus oleh admin blog tersebut). [caption id="attachment_158368" align="alignright" width="327" caption="Inilah blog Afriani pada salah stu sosial blog dengan nama panggilan afreeani. Sayangnya kita sulit masuk ke blog ini entah karena serentak diakses seluruh dunia jadi sangat susah masuk ke profilnya."]
    13275131041160622369
    13275131041160622369
    [/caption]
  7. Afriani tidak mau minta maaf dengan serius. Apa yang menyebabkan ia tidak mau melontarkan kata itu dengan serius, apakah ada orang lain yang ingin dilindunginya?
  8. Menurut petugas jaga di tempat Afriani ditahan di Poda Metro Jaya, Afriani masih bisa bercanda tawa dengan teman-teman yang datang menjenguknya. Logikanya apakah si "Kuda Nil" benar-benar telah kehilangan jiwa kewanitaannya dengan kondisi hilangnya nyawa manusia sejumlah itu?
  9. Siapakah wanita-wanita yang berada dalam kendaraan maut tersebut? Apakah diantaranya terdapat putri atau keluarga pejabat yang perlu dijaga kelestariannya? Mengapa profil penumpang tersebut tidak dipublikasikan?

Atas serangkaian analisa di atas, jika seluruhnya jawabannya mengarah kepada Afriani maka jelas si "Kuda Nil" pencabut  nyawa itu bukanlah wanita biasa, tentu juga bukan manusia biasa. Oleh karena bukan manusia biasa maka kepadanya pantas diberi ganjaran  yang luar biasa, bukan?

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun