Perasaan menguasai jalan raya karena tekanan Polisi tidak serius dalam mendisiplinkan pengemudi motor seperti musim durian. Giliran datang musimnya semua melakukan pengawasan dan penjagaan. Lalu sepi lagi hingga tiba di musim yang akan datang..
SOLUSI MENGATASI Jumlah Motor dan Etika berkendara motor.
- Perketat proses pemberian SIM. Tidak cukup umur, tidak ada ampun...tidak boleh bawa motor. Dan pengendara yang 3 kali melakukan kesalahan berlalu lintas, SIM dibolongi 3 kali, artinya dia harus membuat SIM yang baru.
- Sebar polisi ke seluruh persimpangan. Polisi lalulitnas diciptakan memang untuk mengatur lalulintas, bukan ngejar truk atau mobil Box atau mengawal jalan untuk rombongan pejabat melulu.
- Siapkan ruas jalan untuk sepeda motor. Misalnya ruas jalan Bus Way ditutup saja jadikan untuk khusus motor atau kebalikannya. Pengganti Bus Way ganti dengan Monorail atau Sub Way (tube Way) atau Mass Rapid Transport.
- Keluarkan Quota penjualan motor setiap tahun, dan tetapkan motor yang tahun rendah harus dibuang kelaut Jawa, untuk dijadikan terumbu karang misalnya..
- Proses pembuatan BPKB dan STNK harus memperhatikan dengan kepemilikan motor lebih dari satu atau dua unit.
- Bea Masuk import mesin (karena dirakit di Indonesia) harus tinggi. Ini perlu agar Motor tidak beranak seperti kucing.
- Bengkel-bengkel liar yang tidak berlisensi resmi dari Depnaker (kehalian mekanik bengkel ada sertifikasinya) tidak boleh beroperasi. Atau utamakan pemberdayaan tenaga dari SMK/STM buka bengkel melalui pemberian kemudahan pelatihan dan sertifikasi.
- Seluruh pengelola Moda transportasi Nasional, jika tidak becus segera diberhentikan dari jabatannya termasuk Menteri sekalipun segera diberhentikan oleh Presiden.
Solusi pembatasan jatah BBM dan harga BBM Jakarta untuk motor Jakarta tidak akan berhasil karena [caption id="attachment_152565" align="alignright" width="212" caption="Perhatikan pergerakan motor dalam kemacetan. Tidak tertib. Berserak kesana kemari menambah kemacetan."][/caption] semua punya cara jitu untuk berkolaborasi,bahkan tujuan peraturan itu hanya menciptakan kepentingan oknum saja.
Demikian hasil pengamatan panjang penulis selama melakukan dan merasakan survey samai 2 tahun lamanya untuk mengetahui ada perasaaan apa yang dialami oleh pengendara motor sehingga sebagian besar menjadi Setan Jalanan.
Ini salah satu kepedulian penulis terhadap wabah yang melanda negeri ini, yakni wabah motor dan terciptanya setan jalanan yang menganggu keselamatan dan kenyamanan orang lain, termasuk pengendara motor yang bertatakrama dan berbudaya tinggi serta mengikuti aturan dan disiplin berlalulintas..
Tentu kita juga percaya bahwa tidak semua pengendara motor seperti Setan Jalanan, dan tulisan ini khusus ditujukan kepada Setan Jalanan.. Jika dapat dilengkapi oleh rekan-rekan tentu akan semakin sempurna dan berguna bagi kita semua..
Salam abanggeutanyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H