Menurut portal tersebut, Industri sex Indonesia memang tidak mendapat izin oleh negara dan dianggap melanggar moral. Akan tetapi, kita dengan mudah mendapatkan pasangan sex (pria atau wanita) melalui Sex forum Online atau melalui jejaring sosial dan di hotel-hotel. Oleh karena itulah sex tourism Indonesia tumbuh dengan efisien dan tergolong murah.
Maraknya berita tentang wisata sex di Bali yang menyediakan berondongan untuk wanita yang membutuhkannya besumber dari salah satu informasi yang diterbitkan oleh situs http://www.globalindonesianvoices.com/11513/bali-sex-tourism/ pada 20 Pebruari 2014.
Disebutkan antara lain, "Bali adalah surganya wanita pencari sex. Mudah mendapatkannya, cukup dengan berjalan sendirian di jalan," anda akan disapa oleh "Bali Gigolos", "Bali Beach Boys", atau si pemburu bule "Whitey Hunters," seperti diungkap sumber tersebut.
Apapun analisa dan informasi yang disampaikan oleh sumber-sumber di atas, kenyataannya bukan hanya Bali saja yang menjadi obyek wisata sex di negeri kita. Padahal pemerintah telah menutup rapat-rapat lisensi untuk katagori industri tersebut, tapi nyatanya industri sex tak tergoyahkan.
Tak heran jadinya, Wikipedia juga ikut-ikut menebalkan predikat negeri kita sebagai Female Sex Tourism Destination, sumber : Di Sini
Boleh saja beberapa informasi di atas tidak umum sifatnya karena beberapa persen saja wisatawan yang berselera itu khusus datang ke Indonesia. Di banding dengan total jumlah wisatawan asing setiap tahunnya tentulah wanita gerombolan pencari sensasi sex itu hanyalah bagian sangat kecil dan jumlah sangat tidak signifikan. Tak dapat dijeneralisir.
Akan tetapi jangan lupa, pepatah mengatakan "Gara-gara nila setitik, rusaklah susu sebelanga." Artinya, jangan-jangan gerombolan wanita pencari sex itu melakukan propaganda ketika kembali ke negerinya dan mencaritakan pengalaman indahnya pada relasi atau temannya selama di Indonesia, maka semakin kental jadinya paradigma tak sedap tesebut bergema ke seluruh dunia.
Berbagai razia dan pengawasan dan lokalisasi telah diterapkan pemerintah daerah, akan tetapi desakan pencari dan pemuas nafsu birahi bak air bah dari gunung tak dapat dibendung. Tetap saja industri itu tumbuh dan subur di mana-mana dan seakan-akan sudah menjelma menjadi hal yang biasa, tidak terkesan tabu atau malu-malu lagi. Membuat kita tersentak lagi, kini telah menjadi tujuan wisata wanita binal pencari dan penikmat sensasi aneh-aneh itu..
Jika anda ingin berwisata, hendaknya bersama keluarga dan orang terdekat. Jadi hindari berwisata sendirian. Waspadalah wanita-wanita yang suka pergi wisata sendirian, hehehhe..
Salam kompasiana
abanggeuatanyo