Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Keramat Jumat di KPK Dipatahkan Komjen BG?

30 Januari 2015   12:00 Diperbarui: 26 April 2019   07:47 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Emosional karena Komjen BG merasa ditelanjangi dan dipermalukan. Matanya sudah berninar-binar dan saling berpelukan dengan komisi III DPR betapa cita-cita yang dinantikan oleh setiap Pati Polri itu sudah terhampar terbuka di depan mata, apa daya dalam sekejab lenyap tak berbekas ibarat tersapu gelombang hukum yang ditumpahkan oleh KPK.

Jika Komjen BG tidak datang, kelihatannya ia telah memilih perlawanan frontal, termasuk mengabaikan peraturan dan hukum sekalipun perintah atasan atau pimpinan karena ia melihat peluangnya sudah kandas seiring Tim 9 tidak merekomendasikan dirinya sebagai calon kapolri. Meski Tim 9 itu BUKAN penentu akhir nasib Komjen BG, tapi tim tersebut ikut menambah beban psikologis Komjen BG sehingga merasa hopeless, punah sudah harapan, paling tidak untuk tahun 2015 ini.

Dan jika ini terjadi, benar dugaan orang, Komjen BG berhasil mematahkan reputasi keramat Jumat KPK. Bukan saja KPK tidak berhasil menahan Komjen BG, menyuruh datang pun tidak berhasil.

Setiap kemungkinan tetap saja bisa terjadi meski hanya tinggal kurang dari 1% lagi peluangnya. Dalam kasus ini pun hal itu bisa terjadi. Meski analisa di atas 99% menduga Komjen BG tidak akan datang memenuhi panggilan KPK tapi kemungkinan hadir juga bisa terjadi.

Jika hal ini yang terjadi, mungkin benar, Komjen termasuk tipekal ksatria. Ia mengesampingkan dugaan sebagian besar orang yang menilai sinis dan negative thinking terhadap dirinya dan menduga terlalu ambisius dengan jabatan tersebut. Tapi tidak bagi Komjen BG. Ia dengan berjiwa besar akan datang memenuhi panggilan tersebut dengan apa pun risikonya.

Jika itu terjadi, benarlah Komjen BG bermental baja. Ia tidak lemah apalagi cengeng. Baginya hukum harus dijalankan meskipun terhadap dirinya.

Jika demikian maka pantaslah ia menjadi kapolri. Oleh karenanya ia juga berhak menuntut agar hukum yang seimbang juga berlaku terhadap dirinya dalam menggapai cita-cita yang hanya tinggal selangkah saja lagi.

Di sisi lain, mantan ketua KPK  Antasari Azhar, meski tidak ada kaitannya dengan hal ini, dari tempat tahanannya di LP Cipinang, menatap penuh harapan dalam kasus yang menimpa mantan lembaganya, "Hanya tinggal seumur jagung lagi," ia berharap panggung  politik itu segera berakhir...

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun