Emosional karena Komjen BG merasa ditelanjangi dan dipermalukan. Matanya sudah berninar-binar dan saling berpelukan dengan komisi III DPR betapa cita-cita yang dinantikan oleh setiap Pati Polri itu sudah terhampar terbuka di depan mata, apa daya dalam sekejab lenyap tak berbekas ibarat tersapu gelombang hukum yang ditumpahkan oleh KPK.
Jika Komjen BG tidak datang, kelihatannya ia telah memilih perlawanan frontal, termasuk mengabaikan peraturan dan hukum sekalipun perintah atasan atau pimpinan karena ia melihat peluangnya sudah kandas seiring Tim 9 tidak merekomendasikan dirinya sebagai calon kapolri. Meski Tim 9 itu BUKAN penentu akhir nasib Komjen BG, tapi tim tersebut ikut menambah beban psikologis Komjen BG sehingga merasa hopeless, punah sudah harapan, paling tidak untuk tahun 2015 ini.
Dan jika ini terjadi, benar dugaan orang, Komjen BG berhasil mematahkan reputasi keramat Jumat KPK. Bukan saja KPK tidak berhasil menahan Komjen BG, menyuruh datang pun tidak berhasil.
Setiap kemungkinan tetap saja bisa terjadi meski hanya tinggal kurang dari 1% lagi peluangnya. Dalam kasus ini pun hal itu bisa terjadi. Meski analisa di atas 99% menduga Komjen BG tidak akan datang memenuhi panggilan KPK tapi kemungkinan hadir juga bisa terjadi.
Jika hal ini yang terjadi, mungkin benar, Komjen termasuk tipekal ksatria. Ia mengesampingkan dugaan sebagian besar orang yang menilai sinis dan negative thinking terhadap dirinya dan menduga terlalu ambisius dengan jabatan tersebut. Tapi tidak bagi Komjen BG. Ia dengan berjiwa besar akan datang memenuhi panggilan tersebut dengan apa pun risikonya.
Jika itu terjadi, benarlah Komjen BG bermental baja. Ia tidak lemah apalagi cengeng. Baginya hukum harus dijalankan meskipun terhadap dirinya.
Jika demikian maka pantaslah ia menjadi kapolri. Oleh karenanya ia juga berhak menuntut agar hukum yang seimbang juga berlaku terhadap dirinya dalam menggapai cita-cita yang hanya tinggal selangkah saja lagi.
Di sisi lain, mantan ketua KPK Antasari Azhar, meski tidak ada kaitannya dengan hal ini, dari tempat tahanannya di LP Cipinang, menatap penuh harapan dalam kasus yang menimpa mantan lembaganya, "Hanya tinggal seumur jagung lagi," ia berharap panggung politik itu segera berakhir...
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H