Pertama-pertama saya mohon maaf bila dalam tulisan saya ini ada dari para pembaca yang kurang berkenan.
Saya sangat berterima kasih admin kompasiana yang telah menyediakan sarana ( wadah ) bagi siapa saja bisa memuat artikel nya . Bagi penulis pemula seperti saya sangat terbantu sekali dengan sarana ini karena saya belajar dari kompasianer yang sudah malang melintang di dunia jurnalistik , karena secara tidak langsung banyak memberikan inspirasi bagi saya.
Alangkah baiknya dengan adanya wadah (kompasiana) ini akan menjadikan para penulis pemula belajar banyak bagaimana sepatutnya memuat artikel yang bisa memberikan pengetauhan bagi semua pembaca .
Karena apapun yang kita muat dalam tulisan di sini akan di baca para pengunjung kompasiana dan juga akan mendapat respon dari apa kita muat dalam bentuk komentar-komentar tersebut.
Bagaimanapun juga apa yang di muat dalam artikel kita adalah merupakan gambaran kepribadian seseorang.
“Ucapan mu adalah dirimu “. Inilah kata-kata yang pernah saya dengar dari orang tua . Kita bisa melihat kepriadiaan seseorangnya dengan apa yang dia ucapkan.
Banyak sekali artikel-artikel yang di muat di kompasiana ini menjatuhkan bahkan menghina seseorang dengan segala kekurangannya. Padahal kita tahu tidak ada maunusia yang sempurna di dunia ini walaupun dia seorang presiden.
Saya baru saja membaca artikel dari Zulkifli Taher yang berjudul
Fatin mengukir sejarah “Artis ayam goreng “ pertama yang berjilbab dan sering lupa lirik”.
Bagaimana seorang ZT menghina seseorang dengan menyebutkan kekurangan seseorang dalam tulisannya, bahkan dia membawa –bawa nama akhirat.
( ini salah satu contoh artikel yang tidak pantas di muat oleh admin kompasiana karena akan jadi perdebatan yang tidak akan pernah ada habisnya ).
Sungguh miris sekali …………
Saya sangat mengimbau sekali dengan kepada para sahabat-sahabat yang hendak memuat artikenya di kompasiana ini agar memperhatikan etika dan norma-norma yang sangat kita junjung tinggi.
Marilah kita per erat tali shilahturahmi kita ini dengan menuangkan ke dalam bahasa – bahasa yang bijak dan lebih arif.
Kita satu bangsa.
Kita satu bahasa.
Kita satu Negara.
Negara republik Indonesia tercinta.
Janganlah buat perpecahan dalam diri kita terhadap orang lain karena kita tidak suka dengan seseorang.
Sabar dan Berjiwa besarlah kita bila ada seseorang yang tidak suka sesuatu yang kita sukai.
“Karena Allah cinta kepada hamba yang shobar “
Wasalam , Subang, 25 oktober 2013.
Salam damai
@jalil_saragih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H