Mohon tunggu...
ABANG ARDHI WIRANTO
ABANG ARDHI WIRANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura

Seorang mahasiswa Fisika, angkatan 2020 semester 5, gemar menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangun Alat Monitoring Kelembaban Tanah Berbasis Iot (In Internet of Things) di Desa Jangkang Dua

13 Desember 2022   16:25 Diperbarui: 13 Desember 2022   16:57 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Jangkang Dua sebagian besar terdiri dari kawasan lahan gambut, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, setiap tahun hutan lahan gambut di desa Jangkang Dua selalu mengalami kebakaran dimana kebakaran terbesar dalam kurun tiga tahun sekali. 

Hal ini terjadi karena saat musim kemarau, kebanyakan masyarakat setempat melakukan aktivitas yaitu pembakaran lahan untuk penyiapan lahan pertanian. Namun karena kurangnya pengawasan dari masyarakat dan dampak dari pembukaan lahan tersebut serta kurangnya saluran air yang tersedia sehingga pada akhirnya menimbulkan kebakaran dimusim kemarau.

Kebakaran lahan gambut dapat terjadi karena rendahnya kandungan air pada lahan gambut. Pada keadaan ini, lahan gambut sangat kering dan rentan untuk terbakar. Jika hal ini tidak diawasi dan dikendalikan, potensi kebakaran lahan gambut akan semakin besar. Keterlibatan banyak manusia, waktu, dan besarnya biaya yang dikeluarkan menyebabkan sulitnya mengamati tingkat kekeringan lahan gambut. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang tidak melibatkan manusia secara langsung untuk mendeteksi potensi kebakaran lahan gambut

Dari paparan yang sudah dijelaskan, maka mitigasi kebaran lahan gambut perlu dilakukan agar dapat mengetahui sebaran api dalam lapisan tanah dan untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih besar. Maka dari itu pada kegiatan ini menggunakan, pengukuran kelembaban tanah sebagai salah satu parameter mitigasi, yaitu empat sensor kelembaban tanah yang divariasikan kedalaman berbasis mikrokontroler ESP32. Kemudian, parameter tersebut akan di tampilkan dan disimpan dalam Blink dan dapat menyampaikan informasi secara realtime serta dilengkapi dengan notifikasi.

Untuk Meningkatkan Kesadaran akan bahaya kebakaran lahan gambut telah dilakukan dilakukan sosialisasi akan bahaya dampak kebakaran lahan serta dilakukan penyuluhan akhir untuk cara kerja alat kelembaban tanah berbasis IoT yang telah di rangkai dapat di lihat pada Gambar 1.1

 

Langkah-langkah untuk membuat alat monitoring kelembaban tanah dalam uapaya mitigasi kebakaran lahan gambut pada kegiatan ini, terdiri atas dua tahap pengerjaan yaitu: Perancangan Perangkat keras(hardware) dan Perangkat Lunak (Software).

Dokpri
Dokpri

Dalam perancangan ini, perangkat keras saling berhubunga sebagai kesatuan. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah pada kegiatan ini, masing-masing memiliki tiga pin.

Yaitu pin aout (menggunakan kabel berwarna merah), pin VCC merupakan sumber tagangan positif, memiliki luaran tegangan (5,0V) (menggunakan kabel berwarna hitam), dan pin GND merupakan tegangan negatif (menggunakan kabel berwarna hitam) , untuk sensor dilakukan perhitunangan nilai analog terlebih dahulu yaitu nilai di udara dan di air disajikan pada Gambar 3.3 untuk mrmbuat program perintah. LCD memiliki empat pin yaitu, pin VCC, pin SDA (menggunakan kabel berwarna kuning) dan pin SCL (menggunakan kabel berwarna hijau). Pin sensor dan LCD dihubungkan ke pin ESP32.

Perancangan Software

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun