Mohon tunggu...
Abang Becak
Abang Becak Mohon Tunggu... -

pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Tingkah Laku"

21 Juli 2010   12:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alangkah naifnya jika kita berbicara tentang yang namanya "Demokrasi", sementara para petinggi-petinggi partai politik yang ada di bumi Indonesia yang tercinta ini masih tetap bergelut dengan kepentingan partai yang ada.

Kadang, kita terbawa arus kata-kata yang indah, terbuai dengan slogan-slogan yang manis atau terperangkap dalam suatu lingkungan ("menurut banyak orang disebut mapan"), akan tetapi...nun jauh disana, dipelosok Nusantara yang kaya raya ini, mereka-mereka itu (para petinggi partai) seakan tertutup matanya (tidak semua) melihat rakyat jelata yang hidup hanya menunggu hari dan disertai dengan 'segumpal' pertanyaan yang merasuk benak mereka.....entah hendak dibawa kemana arah dari republik yang tercinta ini ?

Dapatkah kalian dengar jeritan hati kami (ujar si kecil)?, dapatkah dapatkah kalian rasakan derita kami ini ?, yang hanya melihat dan menonton arak-arakan yang sedang kalian lakukan (wahai ! petinggi negeri ), seru mereka !

Mengapa kata-kata 'adil' itu teramat jauh dari rakyat kecil ? sedangkan untuk menggapai suatu harapan agar dapat memerintah negeri ini, dukungan dari kami selalu kalian harapkan, selalu kalian nantikan dengan berbagai cara, dengan berbagai pendapat, dengan berbagai rayuan dan bahkan dengan berbagai janji-janji yang tidak pasti !

Teramat indah untuk merangkai suatu kata-kata yang dapat meluluhkan hati nurani, apalagi disertai dengan dasar pendidikan yng baik. Sedangkan bagi mereka (rakyat kecil)..pendidikan itu adalah suatu harapan yang sangat semu dan teramat jauh dari jangkauan mereka.

Dimasa reformasi ini, seakan-akan...banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda, ber'tranformasi' untuk menjadi yang terbaik untuk membawa negeri ini menggapai harapan yang masih menjadi tanda tanya besar dihati rakyat kecil. Semua yang didendangkan oleh mereka (petinggi negeri) masih menjadi "Utopia", dan seakan masih teramat jauh dari harapan. Akankah negeri ini menjadi aman sentosa ?, ataukah hanya menjadi ajang pertempuran bermacam-macam rencana kerja untuk menggapai harapan ?,  dan disertai dengan harapan-harapan yang tak pasti ?

Oh ..Gusti yang maha adil, masih jauhkah harapan dan doa kami yang kami panjatkan dengan ketulusan hati nurani kami ? Akankah doa kami ini hanya penghias tidur-tidur kami yang tak lagi nyenyak ? Akankah harapan-harapan kami, yang kami lalui dengan perjuangan yang berat ini menjadi kenyataan dalam hidupkami ?

Demokrasi seakan-akan menjadi kata-kata yang sangat 'mujarab' untuk mengobati hati kami yang telah terluka, terkoyak-koyak oleh keadaan yang sangat menakutkan dan merongrong langkah-langkah yang tengah kami lakukan untuk menatap masa depan.

Jujurkah kalian (petinggi negeri ini) dengan nurani kalian ?

Damaikah kalian (pelaku politik negeri ini) dengan langkah-langkah kalian ?

Bahagiakah kalian (penggembira negeri ini) dengan harapan kalian ?

Amankah kalian (rakyat negeri ini) dengan kehidupan kalian ?

Pertanyaan ini seakan-akan menjadi akrab ditelinga kami dari hari kehari.

Salam

Abang Becak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun