Kepemimpinan adalah amanah besar yang tidak hanya memiliki konsekuensi di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah SAW bersabda : "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini memberikan pesan tegas bahwa setiap pemimpin, baik di tingkat nasional, regional, maupun lokal, memiliki tanggung jawab besar terhadap orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Kepemimpinan bukanlah sekadar soal kekuasaan, melainkan tentang menegakkan keadilan dan menjaga sekaligus mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Dalam pandangan Islam, keadilan menjadi inti dari kepemimpinan yang baik. Rasulullah SAW bersabda : "Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pemimpin yang adil adalah mereka yang mampu menegakkan hak rakyat tanpa memandang golongan, yang mendahulukan kesejahteraan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sebaliknya, pemimpin yang zalim---mereka yang mengabaikan hak rakyat atau bertindak sewenang-wenang---akan menghadapi azab yang berat. Rasulullah SAW mengingatkan : "Sesungguhnya kedzaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Â
Ironi Kepemimpinan dan Realitas Saat Ini
Sayangnya, jika kita melihat kondisi kepemimpinan di berbagai tingkatan, masih banyak yang mencederai nilai-nilai keadilan. Ambisi untuk meraih kekuasaan terkadang mengalahkan semangat untuk mengabdi. Janji-janji politik diobral selama kampanye, tetapi setelah kursi kepemimpinan diraih, janji-janji itu lenyap tanpa bekas.
Sebagai contoh, baru-baru ini tersiar kabar tentang guru-guru madrasah di salah satu daerah yang haknya tidak terpenuhi. Selama berbulan-bulan, honor mereka tidak diberikan, bahkan hingga masa jabatan sang pemimpin akan berakhir. Lebih parahnya lagi, sang pemimpin meninggalkan utang besar dan defisit anggaran, yang berpotensi akan menjadi beban berat bagi pemimpin penggantinya.
Guru madrasah, yang semestinya menjadi garda terdepan dalam membangun generasi bangsa berakhlak mulia, justru menjadi korban kegagalan kepemimpinan. Situasi ini menunjukkan betapa kedholiman seorang pemimpin dapat merugikan masyarakat, khususnya mereka yang berada di lapisan bawah dan mengharapkan penghasilan sebagai sumber mata pencaharian hidup.
Â
Kedholiman dalam Kepemimpinan : Dampak dan Pertanggungjawaban
Tidak menunaikan hak rakyat, masyaralat atau warganya, termasuk hak guru, adalah salah satu bentuk kedholiman yang jelas yang harus menjadi perhatian semua pihak. Allah SWT berfirman :
"Dan janganlah kamu memakan harta manusia dengan cara yang batil, dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada hakim-hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 188).
Kegagalan seorang pemimpin dalam mengelola keuangan daerah sehingga menyebabkan utang menumpuk dan hak rakyat tidak terpenuhi, mislanya, adalah pelanggaran terhadap prinsip amanah dan keadilan yang melekat pada pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang zalim tidak hanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh rakyatnya, tetapi juga oleh Allah SWT di akhirat kelak.
Untuk mengatasi persoalan ini, setiap pemimpin harus kembali kepada prinsip-prinsip Islam yang menekankan pentingnya keadilan dan keseimbangan dalam menjalankan amanah. Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58).
Keadilan dalam pengelolaan anggaran dan pemenuhan hak rakyat sebagai pendidik dan pengajar misalanya, harus menjadi skala prioritas yang paling tinggi. Guru, sebagai ujung tombak Pendidikan dan Pembangunan SDM dan Karakter Bangsa, harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Karena mereka tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk akhlak generasi penerus bangsa. Mengabaikan hak mereka berarti mengabaikan masa depan masyarakat itu sendiri.
Â
Penutup : Refleksi untuk Para Pemimpin
Kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah ujian besar bagi siapapun yang menjadi pemimpin. Mereka pasti dan akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Pemimpin yang adil akan mendapat perlindungan dan keberkahan, sedangkan pemimpin yang zalim akan menghadapi kehancuran.
Semoga kisah atau tulisan ini menjadi pengingat bagi kita khususnya para pemimpin di negeri ini, bahwa tugas mereka bukan hanya memerintah, tetapi juga melayani rakyat dengan penuh keadilan dan amanah. Jangan biarkan kedholiman merusak kehidupan masyarakat, karena Allah SWT tidak pernah tidur melihat perbuatan hamba-hamba-Nya. Dan semoga para pemimpin di level apapun dan manapun, dari tingkat bawah sampai tingkat atasnya selalu diberikan kekuatan, kesehatan dan perlindungan Allah SWT dalam rangka mewujudkan pembangunan masyarakatnya secara Akur Sedulur, Jujur, Adil dan Makmur.. Aamiin yaa robbal 'alamiin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H